Langsung ke konten utama

Why We Kiss: The Science of Sex


Pecking, smooching, Frenching, and playing tonsil-hockey—there are as many names for kissing as there are ways to do it. Whether we use it as an informal greeting or an intensely romantic gesture, kissing is one of those ingrained human behaviors that seems to defy explanation. Its many purposes—a blow and peck for good luck on dice, lips to ground after a rocky boat ride, kisses in the air to an acquaintance, and the long slow smooches of Hollywood—have different meanings yet are similar in nature. So why is it that we love to pucker up?

A Kiss Isn’t Just a Kiss
Philematologists, the scientists who study kissing, aren’t exactly sure why humans started locking lips in the first place. The most likely theory is that it stems from primate mothers passing along chewed food to their toothless babies. The lip-to-lip contact may have been passed on through evolution, not only as a necessary means of survival, but also as a general way to promote social bonding and as an expression of love.

But something’s obviously happened to kissing since the time of the chewed-food pass. Now, it’s believed that kissing helps transfer critical information, rather than just meat bits. The kissing we associate with romantic courtship may help us to choose a good mate, send chemical signals, and foster long-term relationships. All of this is important in evolution’s ultimate goal—successful procreation.

Kissing allows us to get close enough to a mate to assess essential characteristics about them, none of which we’re consciously processing. Part of this information exchange is most likely facilitated by pheromones, chemical signals that are passed between animals to help send messages. We know that animals use pheromones to alert their peers of things like mating, food sources, and danger, and researchers hypothesize that pheromones can play a role in human behavior as well. Although the vomeronasal organs, which are responsible for pheromone detection and brain function in animals, are thought to be vestigial and inactive in humans, research indicates we do communicate with chemicals.

More :  http://www.divinecaroline.com/22081/76045-kiss--science-sex

POPULAR

Rasulullah Pingsan dan Menangis Saat Mendengarkan Jibril Mengisahkan Pintu Neraka

Yazid Ar raqqasyi dari Anas bin Malik ra. berkata: Jibril datang kepada Rasulullah pada waktu yang ia tidak biasa datang dalam keadaan berubah mukanya, maka ditanya oleh Rasululah Saw: "Mengapa aku melihat kau berubah muka (wajah)?" Jawabnya: "Ya Muhammad, aku datang kepadamu di saat Allah menyuruh supaya dikobarkan penyalaan api neraka, maka tidak layak bagi orang yang mengetahui bahwa neraka Jahannam itu benar, siksa kubur itu benar, dan siksa Allah itu terbesar untuk bersuka-suka sebelum ia merasa aman daripadanya".

Kerajaan Jeumpa, Kerajaan Islam Pertama Nusantara

Teori tentang kerajaan Islam pertama di Nusantara sampai saat ini masih banyak diperdebatkan oleh para peneliti, baik cendekiawan Muslim maupun non Muslim. Umumnya perbedaan pendapat tentang teori ini didasarkan pada teori awal mula masuknya Islam ke Nusantara. Mengenai teori Islamisasi di Nusantara, para ahli sejarah terbagi menjadi 3 kelompok besar, yaitu pendukung (i) Teori Gujarat (ii) Teori Parsia dan (iii) Teori Mekah (Arab). Bukan maksud tulisan ini untuk membahas teori-teori tersebut secara mendetil, namun dari penelitian yang penulis lakukan, maka dapat disimpulkan bahwa Teori Mekkah (Arab) lebih mendekati kebenaran dengan fakta-fakta yang dikemukakan. Teori Mekkah (Arab) hakikatnya adalah koreksi terhadap teori Gujarat dan bantahan terhadap teori Persia. Di antara para ahli yang menganut teori ini adalah T.W. Arnold, Crawfurd, Keijzer, Niemann, De Holander, SMN. Al-Attas, A. Hasymi, dan Hamka. i Arnold menyatakan para pedagang Arab menyebarkan Islam ketika mereka mendo...

Generasi Muda Wajib Tahu! Museum Tsunami Aceh Jadi Pusat Belajar Mitigasi

MUSEUM Tsunami Aceh kembali jadi sorotan. Kali ini, Wakil Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga ( Wamen Dukbangga ) atau Wakil Kepala BKKBN , Ratu Ayu Isyana Bagoes Oka , berkunjung langsung untuk melihat bagaimana museum kebanggaan masyarakat Aceh ini terus hidup sebagai pusat edukasi kebencanaan, Kamis, 9 Oktober 2025.  Didampingi Ketua TP PKK Aceh Marlina Usman, kunjungan ini bukan sekadar seremoni. Isyana menegaskan bahwa museum ini punya peran strategis: bukan hanya monumen peringatan tsunami 2004 , tapi juga ruang belajar generasi muda tentang kesiapsiagaan bencana dan ketangguhan keluarga. “Museum ini jadi pengingat dahsyatnya tsunami 2004, sekaligus tempat belajar bagi generasi yang saat itu belum lahir. Mereka perlu tahu apa yang harus dilakukan saat bencana datang,” ujar Isyana, yang juga mengenang pengalamannya meliput langsung Aceh pascatsunami 20 tahun lalu. Kepala UPTD Museum Tsunami Aceh M Syahputra AZ, menyambut hangat kunjungan ini. Ia menegaskan bahw...