Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label ATM Chip

Lebih Aman Pakai Kartu Cip

Menyimpan uang di mana pun bisa berisiko, termasuk di bank. Pada banyak kasus, siasat kriminal berteknologi canggih terbukti berhasil membobol tabungan nasabah. Dengan kamera tersembunyi ataupun sensor mini mereka dapat mengintai kartu magnetis dan nomor PIN. Menangkal aksi itu, antara lain, dengan memakai kartu cip. Beberapa hari lalu, akibat ”pengintaian” di mesin anjungan tunai mandiri (automated teller machine/ATM) milik sebuah bank terkemuka di Indonesia, para nasabah yang jadi korban menanggung kerugian total Rp 5 miliar. Menurut laporan pihak Kepolisian Negara RI, Sabtu (23/1/2010), ditemukan 264.000 personal identification number (PIN) milik nasabah yang direkam para pelaku.

Saran Aman Ber-ATM dari Mantan Pembobol Rekening

Skimming yang menelan korban nasabah bank di Indonesia dan juga negara-negara lain di dunia tidak menggunakan teknologi canggih. Dengan alat dan trik yang sederhana, pencuri dengan mudah menyedot aset nasabah. Kesederhanaan modus ini diungkap oleh Dan DeFelippi, mantan pencuri identitas nasabah kartu debet dan kartu kredit. Kini DeFelippe "telah insyaf" setelah ditangkap polisi AS tahun 2003 lalu dan kini bekerja sama dengan aparat hukum guna membongkar jaringan jahat di internet. DeFelippe menyatakan, untuk mencuri identitas pemilik kartu kredit, dia cukup membeli nomor kartu kredit. "Anda dapat memberi nomor kartu kredit seharga satu dolar, dua dolar atau tiga dolar," katanya seperti dilansir www.13wham.com di Rochester, New York.

Teknologi ATM Indonesia Ketinggalan 10 Tahun Dari Malaysia

Kasus pencurian uang nasabah bank melalui anjungan tunai mandiri (ATM) harus diusut tuntas. Pada saat yang sama, bank harus meningkatkan sistem keamanan transaksi “kartu uang” itu. Semua langkah ini penting demi mencegah terjadinya krisis kepercayaan terhadap perbankan yang bisa mengganggu perekonomian nasional.

Kartu ATM Chip Sulit Terwujud

Kartu ATM dengan chip bisa mengurangi risiko skimming. Namun pengaplikasian ATM yang lebih aman dibandingkan sistem magnetik itu tampaknya masih menghadapi jalan terjal. Pengamat telematika Roy Suryo mengatakan skimmer sebagai alat pindai, sangat mudah diperoleh masyarakat. Hadirnya perangkat itu menyebabkan tak perlu orang yang sangat cerdas di bidang teknologi informasi untuk melakukan kejahatan perbankan seperti itu. “Skimmer mudah didapat. Layaknya membeli scanner dan printer kemudian digunakan sebagai alat untuk membuat uang palsu,” ujar Roy Suryo di Jakarta, kemarin. Ia menyayangkan kasus pembobolan perbankan justru diperparah dengan menunjukkan cara-cara membobol ATM di TV. Ia mengatakan sangat mengecam penayangan itu.