Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label Arab Saudi

Benarkah Penerapan Hukum Qishosh di Arab Saudi?

Image via Wikipedia Tanya: Baru-baru ini mencuat berita pemancungan atas seorang TKW asal Indonesia di Arab Saudi bernama Ruyati karena terbukti telah membunuh majikan perempuannya. Benarkah yang demikian itu adalah pelaksanaan hukuman qishash yang benar dalam Islam? Jika tidak, seharusnya bagaimana?   Jawab: Syari’at Islam mengatur hukuman atas kejahatan terhadap fisik yang disebut dengan hukum Jinayat. Diantaranya ada kejahatan terhadap fisik yang dihukum qishash (hukuman serupa dengan kejahatan yang dilakukan) seperti kejahatan mematahkan gigi dan pembunuhan (jika keluarga korban tidak memaafkan), dan ada pula yang tidak dihukum qishash melainkan dengan membayar diyat (tebusan sebesar 100 onta atau 1000 dinar) seperti kejahatan memotong anggota tubuh selain gigi dengan ketentuan-ketentuan yang ada. Hukum Qishash pada pembunuhan ditetapkan oleh Allah swt sebagai hifzh an-nafs (menjaga jiwa), sebagaimana firman-Nya: وَلَكُمْ فِي الْقِصَاصِ حَيَاةٌ يَا أُولِي الْأَلْبَابِ لَ...

Renungan: Inilah Hubungan Ka'bah dengan Kiamat

Sesungguhnya rumah yang pertama dibangun untuk manusia beribadah adalah rumah yang di Bakkah (Makkah) yang diberkati dan menjadi petunjuk bagi manusia. (QS. Ali Imran: 96) Kita mungkin pernah bertanya kenapa harus solat menghadap Kiblat, juga kenapa harus ada Ibadah Thawaf, Ini juga sering jadi perenungan manusia, seperti ini : 1. Ketika mempelajari Kaidah Tangan Kanan (Hukum Alam), bahwa putaran energi kalau bergerak berlawanan dengan arah jarum jam, maka arah energi akan naik ke atas akan naik ke atas. Arah ditunjukkan arah 4 jari, dan arah ke atas ditunjukkan oleh Arah Jempol. 2. Dengan pola ibadah thawaf dimana bergerak dengan jalan berputar harus berlawanan jarum jam, ini menimbulkan pertanyaan, kenapa tidak boleh terbalik arah, searah jarum jam misalnya.

Google Earth Temukan Situs Purbakala Arab

Seorang arkeolog mengidentifikasi sedikitnya ada 2.000 tempat potensial dan sangat penting di Arab Saudi . Situs purbakala ini ditemukan tanpa mengunjungi negara tersebut secara langsung, melainkan lewat Google Earth . David Kennedy arkeolog dari University of Western Australia itu awalnya memanfaatkan pemetaan satelit Google Earth untuk menentukan 1.977 situs arkeologi potensial, termasuk diantaranya 1.082 batu berbentuk tetesan air mata. "Saya belum pernah pergi ke Arab Saudi. Itu adalah negara yang sulit ditembus," ujar Kennedy seperti dikutip detikINET  dari   Telegraph,  Minggu (6/2/2011). Kennedy menyebutkan, dirinya telah memverifikasi gambar-gambar yang ditemukannya dengan meminta temannya yang bekerja di negara kerajaan itu untuk mengambil gambar lokasi yang dimaksud. Sayangnya, hanya beberapa arkeolog saja yang bisa mendapat akses masuk ke Arab Saudi, yang dikenal kurang bersahabat dengan disiplin ilmu tersebut.

Foto-Foto Haji Zaman Dulu

Airport Jeddah th 1960 Perbatasan Kota Makkah th 1960

Blogger Arab Pacaran Lewat Facebook

Banyak jalan menuju Roma. Begitu juga dengan banyak cara remaja di lingkungan konservatif yang membatasi kontak pria dan wanita bisa berinteraksi bebas. Di Arab Saudi situs jejaring sosial bisa menerobos aturan itu. Eman Al Nafjan, blogger perempuan dan dosen yang tinggal di Riyadh mengatakan beberapa tahun lalu seorang pria muda yang kesepian harus mengejar perempuan Saudi, kebanyakan menggunakan jilbab hitam panjang sampai kaki (sering disebut abayas) sambil terus berharap mendapatkan nomor telepon mereka. “Adanya aturan yang sangat ketat antar gender, sehingga pria menjadi sangat putus asa,” kata Eman Al Nafjan. “Namun, keadaan ini mulai menurun sejak ada internet. Mereka tidak terlalu putus asa karena ada cara lain untuk berhubungan.” Berdasarkan data Arab Media Outlook yang merupakan penelitian hasil kerja sama Dubai Press Club dan Nielsen Media Research terungkap bahwa 70% pengguna internet di negara kerajaan itu mengunakan situs jejaring sosial. Sementara Facebook menjadi ...