Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label Aceh Besar

Anak Gaul yang Suka Coret-coret Alam itu Bernama Mahasiswa

Beberapa spot menarik dan terlebih baru, sudah menjadi rahasia umum di Banda Aceh dan Aceh Besar akan bernilai wisata karena tersebarnya foto-foto nan cantik, wabil khusus itu berhubungan dengan alam. Ya, alam bebas, alam liar dan alam pertualangan tentu akan menjadi alasan orang-orang yang relatif berusia tanggung hingga usia yang tidak tanggung lagi untuk berkunjung. "Jangan dipublish lah foto-foto keren gitu, itu kan nantinya akan semak dan menjadi tempat sampah," komentar mereka-mereka yang biasanya menikmati foto-foto di Instagram atau Facebook. Tidak hanya sebatas itu, komentar lainnya juga tentu banyak menciutkan naluri oleh sebagian netizen di Aceh menganggap keindahan alam yang diekspos begitu wah dan rame pada ujung-ujung akan menuai kontroversi, baik masyarakat setempat, hingga dengan keberadaan anak-anak gaul yang tak peduli lingkungan.

Sejarah: Segelintir Kisah Panglima Polem

Oleh Junaidi Mulieng “SAYA sudah tiga tahun menemani Panglima,” ungkap lelaki tua itu. “Itu saya lakukan atas kerelaan dan keikhlasan hati saya. Tidak ada bayaran sedikit pun yang saya terima dan saya tidak mengharapkan apa-apa,” lanjutnya. Namanya Teungku Abdullah. Rambutnya sudah memutih. Dari kaki sampai wajahnya dipenuhi keriput. Ia menyandarkan tubuhnya yang lemas pada sebidang kayu yang jadi sekat tempat penyimpanan padi. Abdullah adalah penjaga arel permakaman Panglima Polem. “ Meunoe keuh meunyoe ka tuha, meusapeu hanjeut ta peubeut le (beginilah kalau sudah tua, tidak bisa kerja apa-apa lagi),”sambung Abdullah dengan suara parau. Ia mengenakan baju putih tua lengan panjang yang dilipat sebatas siku dan celana abu-abu. “ Ka lhee beuluen Abu saket, hana geujak sahoe (sudah tiga bulan Abu sakit, beliau tidak ke mana-mana),” ujar Yusuf, sang cucu yang mendampinginya.

Militants in Aceh Are Jemaah Islamiyah, Say Indonesian Police

Anti terror police searching for Islamic militants in Aceh Besar National Police Chief Gen. Bambang Hendarso Danuri said on Tuesday that armed militants on the run in the remote mountains of Aceh are part of the Jemaah Islamiyah regional terrorist network. Bambang said the militants, who have been the target of a bloody three-week police manhunt across the province, had been undergoing terrorist training in Jalin Jantho, Aceh Besar district, before their camp was raided on Feb. 22. “They are all members of the regional Jemaah Islamiyah network, who are most wanted for their role in a string of bombings,” he said. JI is a Southeast Asian network affiliated with Al Qaeda. The group is blamed for killing 202 people in Bali in 2002 and 12 others at the JW Marriott Hotel in Jakarta in 2003.

Memburu Teroris di Tanah Rencong

Pada awalnya banyak pihak kurang yakin jika di Aceh ada kelompok bersenjata jaringan teroris yang berlatih di pegunungan kawasan Jalin, Kecamatan Jantho, Aceh Besar, awal Maret 2010. Dari pegunungan kawasan Jalin, sebagai pembuka pengejaran kelompok bersenjata jaringan teroris tersebut terus berkembang ke beberapa titik lainnya di wilayah Aceh Besar. Polri menyebutkan bahwa di pedalaman kawasan Jalin tersebut telah dijadikan sebagai lokasi latihan bersenjata jaringan teroris dengan kekuatan diperkirakan mencapai 50 orang. Informasi tentang adanya jaringan bersenjata dipedalaman Jalin itu berdasarkan laporan masyarakat. Kemudian polisi melakukan pengintaian selama beberapa bulan sebelum akhirnya dilakukan penyergapan lokasi.

Kronologi Penyergapan Terduga Teroris di Aceh

Operasi penyergapan pada Kamis 4 Maret 2010 gagal membekuk seluruh tersangka teroris yang sedang menjalankan latihan militer di Aceh Besar. Bahkan tiga personel polisi tewas dalam operasi itu. Sebagian tersangka teroris itu kemudian berhasil menghindar kontak dengan aparat. Dan hari ini, Jumat 12 Maret 2010, kepolisian menerima informasi dari Komando Rayon Militer Leupung, Aceh Besar. "Koramil dalam hal ini mungkin mendapatkan informasi dari masyarakat yang melihat orang itu turun dari Lampagu, Kecamatan Kuta Cot Glie, dan mereka laporkan kepada Pak Geuchiknya di situ dan itu yang diteruskan mungkin kepada anggota Koramil Leupung tadi," kata Kepala Kepolisian Daerah Nanggroe Aceh Darussalam, Inspektur Jenderal Adityawarman, dalam jumpa pers di markasnya, Banda Aceh.

Foto: Penembakan Teroris di Leupung, Aceh Besar

Dua mayat yang diduga teroris tergeletak di pinggir jalan setelah ditembak aparat kepolisian di depan Polsek Leupung, Aceh Besar, Jumat (12/3). Mereka melarikan diri dan menembak polisi saat mobil L-300 yang ditumpangi menuju Calang dihentikan.

Profile: Dulmatin, JI's 'Genius'

The US government has offered a $10m reward for Dulmatin's capture Dulmatin, also known as Joko Pitono and nicknamed Genius, is widely believed to be a senior member of the shadowy Asian militant group Jemaah Islamiah (JI). Accused of helping plan and execute the bomb attacks in Bali in 2002, he has so far evaded capture and is currently believed to be living in the Philippines. While he has long been on Indonesia's most wanted list, he now appears to be an important target for the US as well. A US offer of a $10m reward for information leading to his death or arrest indicates just how influential officials believe him to be. Washington gave the same amount of money to Thailand in 2003, for its part in the arrest of Hambali - dubbed by the Central Intelligence Agency as the "Osama Bin Laden" of South East Asia. Electronics expert An Indonesian national born in central Java in 1970...

'Al-Qaida in Aceh' Says Survived Indonesia Arrests

A group calling itself "al-Qaida in Aceh (AH'-cheh)" has emerged in the Indonesian province where authorities have been cracking down on militant activity. Suspected militants in Aceh have been arrested and charged with planning terrorist attacks. The Indonesian government says two more suspected militants were arrested today but haven't been charged. The arrests, so far, total 16. In a statement posted on the blog hosting site WordPress.com, the new group claimed to be the target of the police crackdown. The group pledged to continue its jihad against what it calls "Zionist Jews and Christians and apostates."

Blog Al Qaidah Aceh

Mabes Polri sedang mendalami blog bernama alufuq.wordpress.com (suspended), yang memuat pernyataan bahwa ada kelompok yang mengaku sebagai Tandzim Al Qoidah Indonesia Serambi Makkah yang menyinggung soal jihad di Aceh. Belum diketahui secara pasti apakah kelompok ini terkait dengan kelompok bersenjata yang kini sedang diburu polisi. "Keterlibatan atau merupakan jaringan dengan kelompok di Aceh masih kita cek. Masih didalami siapa yang buat blog itu, apakah serius atau sekedar iseng," ujar Kepala Divisi Humas Mabes Polri Inspektur Jenderal Edward Aritonang, Sabtu 6 Maret 2010. Penelusuran VIVAnews, Sabtu 6 Maret 2010, blog bernama alufuq.wordpress.com itu terakhir diposting pada 5 Maret 2010. Yang menarik adalah postingan 2 Maret 2010. Postingan tersebut merupakan pernyataan resmi mereka terkait aksi di Aceh. Berikut pernyataan kelompok ini:

Indonesian Police Raid Terror Group in Aceh

The Indonesian police arrested three persons in Aceh on Tuesday thought to have ties to the late JI terrorists Imam Samudra and Noordin Top. The three were detained following a firefight in the jungles of Aceh Besar district. In addition, one local resident was killed and his son injured as a result of the crossfire. Two of the suspects are from Pandeglang district, Banten province. The third was from Aceh. The raid lasted fourteen hours and involved 100 police officers. The police announced that they had been watching the group since September 2009 after locals reported paramilitary-style training in the jungle. In the raid, the police confiscated a Malaysian Army uniforms, knives, a telescope, and a large amount of cash. There was no initial mention of any firearms captured from the suspects.