Oleh Nofal Liata Sebelum kedatangan Islam, penduduk Aceh pada umumnya mempunyai kepercayaan tersendiri yang dikenal sebagai animisme, dinamisme, pemujaan hyang (dewa pencinta), dan nenek moyang. (Abdul Hadi, 2005). Sistem kepecayaan seperti ini sudah berlangsung cukup lama puluhan abad lamanya. Seperti yang di kemukakan oleh seorang ilmuan Inggris dalam teorinya bahwa “asul mula agama bersamaan dengan munculnya kesadaran manusia akan adanya roh atau jiwa, kemudian mereka memahami adanya mimpi dan kematian.” (Edwar Burnet Taylor, 1832-1917). Kumpulan masyarakat primitif Aceh dahulu kala sudah terbentuk dengan sendirinya secara alami, namun pada saat itu mereka sudah mengenal konsep penyembahan. PenTuhanan yang di lakukan oleh masyararakat Aceh zaman dulu kala masih sangat sederhana, dimana bentuk Tuhannya itu masih beraneka ragam, belum sistematis dan masih belum seragam. Dalam kondisi seperti itu mereka menemukan cara penyembahan dan pengabdian yang di kembangkan berdasark...
Just Hack from Blogspot, anything about World from Hack