Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label Muhammad Nazar

Mitos Ganja Dalam Dodol Aceh

"Saya ingin mencicipi dodol atau kari kambing dicampur ganja," demikian pernyataan yang kerap diungkapkan pendatang ketika menginjakkan kakinya di Aceh. Pernyataan yang seakan-akan telah menyatukan antara "Aceh dengan ganja" itu juga diakui Wakil Gubernur Aceh, Muhammad Nazar. "Saya juga pernah mendengar itu," katanya. Akan tetapi, menurut dia, hanya orang-orang yang tidak paham dan mengetahui persis proses peracikan bumbu kari kambing atau dodol Aceh, lantas mengidentikkan dengannya dengan ganja. Padahal citra rasa lezat, yang dihasilkan makanan itu, kata Muhammad Nazar karena kelihaian orang Aceh meracik bumbu dan membuat makanan lezat. "Yang pasti, enaknya dodol, gulai kambing atau sapi serta aromanya kopi Aceh itu bukan karena campuran ganja, tapi dasarnya bahwa masyarakat Aceh pintar masak dan usaha kuliner," katanya. Menurut Muhammad Nazar, kalaupun ada masyarakat yang mencampur bumbu itu dengan daun atau biji ganja, itu hanya seb...

Memburu Teroris di Tanah Rencong

Pada awalnya banyak pihak kurang yakin jika di Aceh ada kelompok bersenjata jaringan teroris yang berlatih di pegunungan kawasan Jalin, Kecamatan Jantho, Aceh Besar, awal Maret 2010. Dari pegunungan kawasan Jalin, sebagai pembuka pengejaran kelompok bersenjata jaringan teroris tersebut terus berkembang ke beberapa titik lainnya di wilayah Aceh Besar. Polri menyebutkan bahwa di pedalaman kawasan Jalin tersebut telah dijadikan sebagai lokasi latihan bersenjata jaringan teroris dengan kekuatan diperkirakan mencapai 50 orang. Informasi tentang adanya jaringan bersenjata dipedalaman Jalin itu berdasarkan laporan masyarakat. Kemudian polisi melakukan pengintaian selama beberapa bulan sebelum akhirnya dilakukan penyergapan lokasi.

Penggunaan Kata Teroris Aceh di Media dikritik Wagub Aceh

Seminggu belakangan ini pemberitaan mengenai teroris aceh lagi hotnya. Dan frase Teroris Aceh pun menjadi headlines di berbagai media baik elektronik maupun cetak. Namun bagi Wakil Gubernur (Wagub) Aceh, Muhammad Nazar sangat tidak sepakat. Beliau menilai bahwa penggunaan kata Teroris Aceh dapat merusak citra provinsi yang ia pimpin tersebut. "Menggunakan kata ` teroris Aceh ` yang setiap kali diberitakan media massa itu telah merusak citra Aceh sendiri. Apa maksudnya penyebutan `teroris Aceh` itu," katanya di Banda Aceh, Rabu (10/3). Hal ini disampaikan ketika memimpin apel khusus yang dihadiri ribuan Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Kepala Satuan Kerja Perangkat Aceh (SKPA) provinsi tersebut. Kepada media massa, beliau menghimbau agar dalam penggunaan bahasa atau nomenklatur harus sesuai, jangan terus menggunakan "teroris Aceh".