Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label Koneksi

Kalahkan AS, Internet Korsel 200 Kali Lebih Cepat

Image by Laughing Squid via Flickr Korea Selatan berhasil menjadi pemilik koneksi internet tercepat di dunia mengalahkan Amerika Serikat. Diperkirakan akhir 2012, semua rumah Korea Selatan mendapatkan akses 1Gb/detik. Pernyataan tersebut dilaporkan New York Times . Angka itu menjadi 10 kali lipat peingkatan standar nasional Korea Selatan serta 200 kali lebih cepat dari rata-rata koneksi rumah tangga di Amerika Serikat. Berdasarkan keterangan akamai, Korea Selatan saat ini memiliki kecepatan rata-rata 16,63 Mb / detik. Sebaliknya, Amerika Serikat memiliki kecepatan rata-rata internet sebesar 4,6 Mb / detik. Untuk Indonesia berdasarkan pantauan di situs Speed Test, kecepatan unduh sebesar 1, 54 Mb/detik dan kecepatan unggah sebesar 0,64 Mb/detik.

Akses Internet di Libya Diputus

Image via Wikipedia Layanan internet diputus di Libya pada Jumat saat rezim berkuasa berupaya untuk mengganggu cara demonstran anti-pemerintah mengumpulkan massa dan berkomunikasi menurut Arbour Networks. Libya "terputus tiba-tiba" dari internet pada Jumat pukul 16.15 waktu setempat (Sabtu pukul 07.15 WIB) menurut perusahaan pelacak lalu lintas dalam jaringan (online) yang berbasis di Amerika Serikat tersebut. Lalu lintas internet masuk dan keluar negara tersebut terhenti tiba-tiba setelah sebelumnya terhambat pada pagi hari, menurut skema Arbor Networks yang berjudul "Libya Pulls the Plug."

Virus Buatan Indonesia Lebih Berbahaya dari Asing

Virus buatan Indonesia diyakini lebih berbahaya dari produksi asing, karena virus lokal tersebut bisa menghilangkan data file. "Sementara, virus asing tidak sampai menghilangkan file penting penggunanya. Produsen virus tersebut hanya ingin menunjukkan kelemahan windows yang ada saat ini," kata Technical Security Consultant, ESET Indonesia, perusahaan di bidang keamanan digital, Yudhi Kukuh, saat dihubungi ANTARA, di Surabaya, Minggu. Namun, jelas dia, dari sejumlah virus yang menyebar di seluruh jaringan komputer di dunia, virus asal Indonesia hanya menyumbang 0,1 persen. "Meski penguasaannya terbilang minim secara internasional, pengguna komputer perlu menyadari pentingnya antivirus untuk melindungi data," ujarnya.