Dahulu kala nenek moyang mencari wangsit dengan bertapa di goa, lalu pada masa modern orang mendapat pencerahan lewat buku bacaan. Kini, ketika teknologi informasi kian canggih, kita bisa memperolehnya dengan instan lewat jaringan sosial di dunia maya seperti Twitter. Demikian serentetan kiriman Goenawan Mohamad, penyair dan cendekiawan, di jaringan sosial maya Twitter selama dua hari, pertengahan Juli lalu. Pesan itu dikemas dalam pesan tak lebih dari 140 karakter. Saat disatukan, dengan jumlah total 109 kiriman, terbaca adanya gagasan utuh yang relevan untuk menanggapi situasi inteleransi di negeri ini. Catatan itu bisa kita tafsirkan lebih luas. Bukankah masyarakat di sini juga kerap melakukan kekerasan atau penghakiman atas nama Tuhan dan agama, sebagaimana di Perancis abad pertengahan itu? Padahal, segala perbedaan itu semestinya membuat hidup lebih dinamis dan indah. Harap diingat, catatan ini bukan ditulis di halaman buku atau disampaikan seorang dosen ruang ...
Just Hack from Blogspot, anything about World from Hack