Langsung ke konten utama

Bangun Tidur, 34% Wanita Pilih Facebook Ketimbang Toilet

Warga negara Amerika Serikat (AS) semakin terobsesi dengan Facebook. Bahkan kebanyakan wanita mengaku akan mengecek Facebook terlebih dahulu ketimbang bergegas ke kamar mandi.

Dilansir melalui Straits Times, Kamis (8/7/2010), sekira 34 persen wanita saat ini melakukan kegiatan di pagi hari, yang menurut mereka lebih penting ketimbang mandi atau mencuci muka, yaitu mengecek status Facebook.

Survei ini dilakukan oleh Lightspeed Research untuk Oxygen Media melibatkan 1,605 pengguna sosial media, baik pria maupun wanita, dengan usia kisaran 18 hingga 54 tahun.

Dalam laporannya ditemukan juga, 20 persen wanita mengaku akan mencuri-curi kesempatan untuk bisa melihat Facebook saat malam hari. Selain itu, 26 persen di antaranya juga akan memilih untuk bangun di malam hari hanya untuk mengecek SMS di ponsel.

Oxygen Media, perusahaan yang bergerak dibidang hiburan milik NBC Universal ini juga menemukan, sekira 39 persen dari seluruh responden sempat mengikrarkan diri sebagai 'Pecandu Facebook' pada bulan Mei dan Juni. Sedangkan 51 persen responden juga mengaku lebih sering berbicara secara online ketimbang bertatap muka langsung.


Yang paling mengherankan, wanita dalam survei itu mengaku lebih percaya diri dengan identitas virtual mereka di dunia maya ketimbang dalam kehidupan nyata.

63 persen wanita-wanita muda di survei tersebut juga mengaku menggunakan Facebook sebagai alat menjalin hubungan dalam karir, namun 42 persen responden menyatakan tidak masalah jika foto mereka saat mabuk di posting ke situs jejaring sosial tersebut.

Selain itu, sekira 48 persen dari responden wanita muda mengakui jika mereka mendapatkan berita-berita terbaru dari Facebook, sedangkan 41 persen lainnya mengaku mendapatkan dari Twitter.

Sekira 50 persen wanita single berusia 18 hingga 34 tahun dalam survei tersebut mengatakan tidak memiliki masalah sama sekali jika mereka bertemu dan berkencan dengan pria single yang dikenal lewat Facebook, sedangkan para lelaki single yang menyetujui perilaku ini mencapai 65 persen.

Enam persen dari wanita muda lajang dalam survei ini juga mengakui sering menggunakan Facebook sebagai media untuk 'menembak' pasangannya, sama halnya dengan 20 persen pria. Wanita yang lebih suka memutuskan hubungan via Facebook mencapai 9 persen, sedangkan pria mencapai 24 persen.

sumber : http://techno.okezone.com/read/2010/07/08/55/350838/bangun-tidur-34-wanita-pilih-facebook-ketimbang-toilet

Postingan populer dari blog ini

57% Use Social Network Sites

The power of online social networking was demonstrated by the tens of thousands who gathered in Shanghai at the weekend to pay their respects to the people who died in last Monday's blaze. The event at Jiaozhou Road was launched on microblogs and information spread rapidly on the Internet , especially on social networking sites such as Kaixin001.com. According to a survey by Shanghai Daily and Touchmedia, of 110,000 people traveling in taxis in Shanghai, Beijing, Guangzhou and Shenzhen , 57 percent of interviewees use social networking sites or microblogs for more than half an hour a day, and 18 percent for more than three hours. Microblogging is the most popular form. Almost 60 percent of the interviewees said they publish information on microblogs, communicating with friends, following celebrities, expressing their opinions, sharing jokes and conducting online marketing, said the survey.

Upcoming Facebook Redesign Surface

Macam-macam Penyakit Dunia yang Dikenal oleh Masyarakat Aceh

Penyakit donya (dunia) dalam pengetahuan orang Melayu seperti di Aceh adalah penyakit yang disebabkan oleh hal-hal supranatural atau adikodrati, atau tersebab manusia yang bersekutu dengan jin, setan, atau makhuk halus yang jahat. Aceh adalah salah satu suku terbesar di Propinsi Aceh. Kebesaran suku Aceh tidak hanya tampak dari kesenian dan kepahlawanan masyarakatnya, tetapi juga pengetahuan mereka terhadap penyakit dan penyembuhannya. Bagi mereka, sakit adalah hal serius yang harus disikapi. Karena itu, mereka mengabadikannya dalam sebuah pengetahuan tentang klasifikasi penyakit dan penyembuhannya (Meuraxa, Dado 1956; Rusdi Sufi dkk, 2006; Rusdi Sufi dkk, 2004).