MUSEUM Tsunami Aceh kembali jadi sorotan. Kali ini, Wakil Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Wamen Dukbangga) atau Wakil Kepala BKKBN, Ratu Ayu Isyana Bagoes Oka, berkunjung langsung untuk melihat bagaimana museum kebanggaan masyarakat Aceh ini terus hidup sebagai pusat edukasi kebencanaan, Kamis, 9 Oktober 2025.
Didampingi Ketua TP PKK Aceh Marlina Usman, kunjungan ini bukan sekadar seremoni. Isyana menegaskan bahwa museum ini punya peran strategis: bukan hanya monumen peringatan tsunami 2004, tapi juga ruang belajar generasi muda tentang kesiapsiagaan bencana dan ketangguhan keluarga.
“Museum ini jadi pengingat dahsyatnya tsunami 2004, sekaligus tempat belajar bagi generasi yang saat itu belum lahir. Mereka perlu tahu apa yang harus dilakukan saat bencana datang,” ujar Isyana, yang juga mengenang pengalamannya meliput langsung Aceh pascatsunami 20 tahun lalu.
Kepala UPTD Museum Tsunami Aceh M Syahputra AZ, menyambut hangat kunjungan ini. Ia menegaskan bahwa museum kini aktif menggelar edukasi mitigasi bencana untuk pelajar, mahasiswa, hingga masyarakat umum.
"Kunjungan ini jadi energi baru bagi kami. Museum Tsunami bukan hanya destinasi wisata, tapi pusat pendidikan kebencanaan yang bisa disinergikan dengan pembangunan keluarga yang sehat dan tangguh,” kata Syahputra.
Rangkaian kunjungan ditutup dengan eksplorasi ke berbagai spot ikonik museum, mulai dari Sumur Doa hingga pameran tetap yang menampilkan kisah heroik masyarakat Aceh.
Sinergi antara pemerintah pusat dan daerah ini diharapkan memperkuat peran Museum Tsunami Aceh sebagai penjaga ingatan kolektif sekaligus laboratorium kesiapsiagaan bangsa.