Langsung ke konten utama

Kaum Gay dan Lesbian Se-Asia Adakan Kongres di Surabaya

Jika tak ada aral-melintang, organisasi gay dan lesbian se-Asia akan menggelar pertemuan akbar di Surabaya pada 26 hingga 28 Maret mendatang. Kegiatan yang baru pertama kali digelar di Indonesia ini bakal diikuti sedikitnya 200 peserta dari belasan negara di Asia dan didatangi peserta tamu dari benua lain.

Pertemuan yang berlabel The International Lesbian and Gay Association (ILGA) Asia Regional Conference ini merupakan kongres yang keempat kalinya. Tiga kali pertemuan sebelumnya digelar di Chiang Mai, Thailand (2008), Cebu, Filipina (2005), dan Mumbai, India (2002).

Ketua Panitia ILGA Asia Regional Conference, Poedjiati Tan mengakui, perhelatan ini akan berlangsung di Hotel Mirama Grand Marcure Surabaya. Konferensi akan mempertemukan sejumlah masalah sekaligus mencari jalan keluar terkait persoalan sosial golongan minoritas ini. Di antaranya dengan menggelar seminar tentang kesehatan, pendidikan, masalah diskriminasi, dan masalah-masalah lainnya.


“Ini murni pertemuan ilmiah untuk berbagi pengalaman antarorganisasi," kata Tan kepada Surya, Senin (22/3).

Perhatian khusus juga akan diberikan kepada perwakilan organisasi perempuan dan transgender.

Konferensi ini, kata dia, tidak eksklusif dikuti oleh organisasi gay dan lesbian saja. Namun terbuka untuk semua orang yang mendukung hak-hak semua gender dan kelompok-kelompok yang terpinggirkan secara seksual.

Acara ini diduga akan berlangsung meriah. Menurut buku panduan acara, selain seminar juga ada acara-acara hiburan untuk penutupan yaitu karnaval jalanan.

Kata Tan, sampai saat ini sudah ada 150 peserta yang mengirimkan konfirmasi kehadiran mereka. Di antaranya delegasi dari Singapura, Thailand, China, India, dan Malaysia. Beberapa peserta masih terkendala perolehan visa, menurut Tan, di antaranya peserta dari Bangladesh.

Namun berdasarkan pengalaman konferensi serupa dua tahun lalu, kongres akan dihadiri peserta yang mewakili 16 negara termasuk negara-negara peninjau. Saat ini, di Asia saja ada sekitar 100 organisasi lesbian, gay, biseksual, dan transeksual, termasuk di dalamnya organisasi perempuan.

Tan menjelaskan, persoalan kesehatan reproduksi diperkirakan bakal menjadi bahasan utama dalam pertemuan ini. Sejumlah ahli kesehatan akan didatangkan untuk mencari formula dalam menekan peyebaran penyakit menular seksual.

Herry da Costa, Ketua GAYa Nusantara –organisasi gay tertua di Indonesia– mengatakan bahwa organisasinya didapuk sebagai panitia lokal karena posisi Indonesia sebagai tuan rumah. “Ini pengalaman yang sama sekali baru menjadi tuan rumah untuk acara akbar seperti ini,” kata Herry, Senin (22/3).

Dia mengatakan, segala bentuk perizinan sudah dikantongi panitia. Mulai izin dari kepolisian di tingkat kota hingga ke Mabes Polri.

Doktor Antropologi yang juga pendiri GAYa Nusantara, Dede Oetomo, kepada harian Surya mengatakan, bahwa Surabaya dipilih oleh ILGA diduga karena kota ini lebih terbuka dibandingkan kota-kota lain di Indonesia. Selain itu, tiga pengurus ILGA, satu di antaranya berasal dari Surabaya yaitu Poedjiati Tan.

“Saya pikir kegiatan ini juga bisa diikuti oleh kaum heteroseksual agar tidak ada lagi kesalahpahaman, “ ujar mantan dosen FISIP Unair ini.

Sebab, kata dia, selama ini golongan gay kerap dibenci sekaligus dirindukan di negeri ini. Di sisi lain sebenarnya keberadaannya diakui dalam sejumlah profesi.

Poedjiati Tan, salah seorang panitia acara mengklaim, dipilihnya kota Surabaya karena penerimaan gay dan lesbi di Surabaya cukup bagus.

“Penerimaan masyarakat Surabaya terhadap gay dan lesbian cukup bagus. Jadi tidak ada persiapan yang berlebihan, “ujarnya dikutip Koran Jawa Pos.

Namun klaim kelompok gay ditampik tokoh ulama Jawa Timur. Ketua MUI Jawa Timur, KH. Abdussomad Bukhori menolak keras Konferensi Lesbian dan Gay se-Asia yang akan diadakan di Surabaya pada 26-28 Maret mendatang.

“MUI Jatim menolak keras konferensi gay di Surabaya. Acara tersebut sangat tidak cocok,” katanya kepada hidayatullah.com (23/3) sore tadi.

Dia menambahkan, gay dan lesbi adalah sesuatu yang dilarang agama. Jadi, sangat tidak layak jika diadakan di tengah masyarakat yang beragama. Menurutnya, Indonesia, khususnya Surabaya sudah banyak ditimpa masalah. Karena itu, dia megatakan, jangan sampai ditambah lagi dengan masalah baru lagi.

sumber : http://dunia.pelajar-islam.or.id/dunia.pii/209/kaum-gay-dan-lesbian-se-asia-adakan-kongres-di-surabaya.html

Postingan populer dari blog ini

Upcoming Facebook Redesign Surface

Macam-macam Penyakit Dunia yang Dikenal oleh Masyarakat Aceh

Penyakit donya (dunia) dalam pengetahuan orang Melayu seperti di Aceh adalah penyakit yang disebabkan oleh hal-hal supranatural atau adikodrati, atau tersebab manusia yang bersekutu dengan jin, setan, atau makhuk halus yang jahat. Aceh adalah salah satu suku terbesar di Propinsi Aceh. Kebesaran suku Aceh tidak hanya tampak dari kesenian dan kepahlawanan masyarakatnya, tetapi juga pengetahuan mereka terhadap penyakit dan penyembuhannya. Bagi mereka, sakit adalah hal serius yang harus disikapi. Karena itu, mereka mengabadikannya dalam sebuah pengetahuan tentang klasifikasi penyakit dan penyembuhannya (Meuraxa, Dado 1956; Rusdi Sufi dkk, 2006; Rusdi Sufi dkk, 2004).

10 Alasan Akun Facebook di Blokir

Ada 10 alasan yang mendasar kenapa akun facebook dapat diblokir, yaitu : 1. Tidak menggunakan nama asli. Jangan pernah menggunakan nama julukan karena Facebook bisa mengetahuinya. 2. Bergabung dengan Group terlalu banyak. Facebook hanya membatasi setiap user bergabung dengan 200 group saja. 3. Terlalu banyak mengirim pesan atau Wall di sebuah Group. Buat pengalaman aja aku pernah diblokir Facebook 3 kali karena sering melakukan ini.hehe.