Langsung ke konten utama

Google Buzz Not a Twitter or Facebook Killer, Says Google Exec

 
GMAIL USERS: You’re welcome to join the discussion over on Mashable’s Google Buzz account.

Google Buzz is not a rival to Facebook or Twitter, says Google exec Bradley Horowitz — instead he sees it as a platform for conversation, and hopes other services will be able to flow in and out of Buzz.

In an eWeek interview earlier this week, Horowitz, Google’s VP of product management, was asked whether Buzz was intended as a challenger to Twitter and Facebook. He replied:

Absolutely not. Per what I just said, this is creating a new category of communication. It’s filling a niche, which is not currently met in the market. I think something unique is happening on Buzz that will continue to evolve. It’s hard to create a trend line or extrapolate too much from six days of use, but certainly conversation and the conversational Web is a place where Buzz has excelled. I think it is unique and offers a compelling interesting experience.

Conversation is Key


Horowitz also explained that Buzz goes beyond updating your status (like Twitter) or checking in (like Foursquare) — it’s about engagement:
It’s not just status-casting. It’s not just checking in. It’s really meaningful interactions around meaningful topics within Buzz and it’s reaching the right audience and people are engaged. That kind of value proposition is I think unique to Buzz. I’ve heard that again and again. In the realm of positive feedback, I think that people are finding that the conversational mode of buzz is very, very powerful and the quality of audience is also great.”

Buzz: An Open System


Google’s plan, it seems, is to create an open platform for social messaging, such that Google Buzz is integrated with services all around the web. Horowitz aims to create the “most open, well integrated, well behaving social network in the industry”.

This technical openness could create the kind of developer stampede that made Google Maps, Twitter and Flickr take off. The only unknown is whether technical openness could be in opposition to the private nature of our email inboxes.

How do you use Twitter, Facebook and Buzz? Let us know in the comments.

source : http://feedproxy.google.com/~r/Mashable/~3/9LN-cXEYkVA/

POPULAR

Rasulullah Pingsan dan Menangis Saat Mendengarkan Jibril Mengisahkan Pintu Neraka

Yazid Ar raqqasyi dari Anas bin Malik ra. berkata: Jibril datang kepada Rasulullah pada waktu yang ia tidak biasa datang dalam keadaan berubah mukanya, maka ditanya oleh Rasululah Saw: "Mengapa aku melihat kau berubah muka (wajah)?" Jawabnya: "Ya Muhammad, aku datang kepadamu di saat Allah menyuruh supaya dikobarkan penyalaan api neraka, maka tidak layak bagi orang yang mengetahui bahwa neraka Jahannam itu benar, siksa kubur itu benar, dan siksa Allah itu terbesar untuk bersuka-suka sebelum ia merasa aman daripadanya".

Kerajaan Jeumpa, Kerajaan Islam Pertama Nusantara

Teori tentang kerajaan Islam pertama di Nusantara sampai saat ini masih banyak diperdebatkan oleh para peneliti, baik cendekiawan Muslim maupun non Muslim. Umumnya perbedaan pendapat tentang teori ini didasarkan pada teori awal mula masuknya Islam ke Nusantara. Mengenai teori Islamisasi di Nusantara, para ahli sejarah terbagi menjadi 3 kelompok besar, yaitu pendukung (i) Teori Gujarat (ii) Teori Parsia dan (iii) Teori Mekah (Arab). Bukan maksud tulisan ini untuk membahas teori-teori tersebut secara mendetil, namun dari penelitian yang penulis lakukan, maka dapat disimpulkan bahwa Teori Mekkah (Arab) lebih mendekati kebenaran dengan fakta-fakta yang dikemukakan. Teori Mekkah (Arab) hakikatnya adalah koreksi terhadap teori Gujarat dan bantahan terhadap teori Persia. Di antara para ahli yang menganut teori ini adalah T.W. Arnold, Crawfurd, Keijzer, Niemann, De Holander, SMN. Al-Attas, A. Hasymi, dan Hamka. i Arnold menyatakan para pedagang Arab menyebarkan Islam ketika mereka mendo...

Generasi Muda Wajib Tahu! Museum Tsunami Aceh Jadi Pusat Belajar Mitigasi

MUSEUM Tsunami Aceh kembali jadi sorotan. Kali ini, Wakil Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga ( Wamen Dukbangga ) atau Wakil Kepala BKKBN , Ratu Ayu Isyana Bagoes Oka , berkunjung langsung untuk melihat bagaimana museum kebanggaan masyarakat Aceh ini terus hidup sebagai pusat edukasi kebencanaan, Kamis, 9 Oktober 2025.  Didampingi Ketua TP PKK Aceh Marlina Usman, kunjungan ini bukan sekadar seremoni. Isyana menegaskan bahwa museum ini punya peran strategis: bukan hanya monumen peringatan tsunami 2004 , tapi juga ruang belajar generasi muda tentang kesiapsiagaan bencana dan ketangguhan keluarga. “Museum ini jadi pengingat dahsyatnya tsunami 2004, sekaligus tempat belajar bagi generasi yang saat itu belum lahir. Mereka perlu tahu apa yang harus dilakukan saat bencana datang,” ujar Isyana, yang juga mengenang pengalamannya meliput langsung Aceh pascatsunami 20 tahun lalu. Kepala UPTD Museum Tsunami Aceh M Syahputra AZ, menyambut hangat kunjungan ini. Ia menegaskan bahw...