Langsung ke konten utama

Waspada bila Sering Kencing Tak Terkontrol


Pertambahan usia manusia umumnya disertai dengan perubahan anatomi dan fungsi organ di seluruh tubuh. Salah satu penanda yang gampang dikenali adalah turunnya fungsi kandung kemih.

Umumnya, penurunan fungsi kemih itu ditandai dengan kencing di luar kesadaran atau biasa disebut ngompol. Kencing yang tak terkontrol ini kadang terpicu oleh aktivitas-aktivitas kecil seperti batuk atau bahkan tertawa.

Tak hanya orang lanjut usia yang mengalami gangguan saluran kemih ini. Perempuan yang baru melahirkan juga tak jarang mengalami gangguan berkemih ini. Dalam ilmu kedokteran, gangguan berkemih biasanya disebut dengan inkontinensia urine. Ini adalah gangguan yang terjadi pada saluran kemih sehingga membuat orang acap kali kencing di luar kontrol dan kesadaran.


"Ini merupakan akibat dari ketidakmampuan seseorang menahan kencing baik dalam jumlah sedikit, sampai dengan jumlah besar," kata Mulyadi Tedjapranata, dokter Klinik Medizone di Apartemen Taman Kemayoran, Jakarta Pusat.

Banyak faktor yang membuat orang tidak mampu mengontrol kencing mereka. Salah satu sebab yang paling lazim, hal itu terjadi karena fungsi otot dasar panggul yang melemah. Konsumsi obat-obatan tertentu bisa menjadi pernyebab menurunnya kekuatan otot panggul ini.

Mereka yang menderita diabetes juga bisa mengalami gangguan berkemih. Maklum saja, metabolisme tubuh pada penderita diabetes membuat produksi urine berlebihan. Walhasil, "Mereka kadang sulit mengontrol produksi urinenya," ujar dia.

Berdasarkan penelitian para ahli, perempuan nyatanya lebih kerap mengalami gangguan pada saluran kencing ini ketimbang laki-laki. Di Indonesia, prevalensi atau jumlah perempuan yang menderita inkontinensia urine sebesar 5,8 persen, sedangkan pria hanya 5 persen. Pada wanita manula, bahkan prevalensi gangguan berkemih meningkat menjadi 35 persen-45 persen.

Risiko gangguan berkemih ini umumnya banyak terjadi pada wanita yang kerap melahirkan secara normal.

Otot uretra bisa lumpuh
Dalam ilmu kedokteran, inkontinensia urine terbagi menjadi empat jenis.
Pertama, inkontinensia stress. Ini terjadi jika tekanan kandung kemih meningkat melebihi tekanan pada saluran kencing, yakni saat terjadi batuk atau bersin.

Kedua adalah urge inkontinensia urine yang terjadi akibat aktivitas gerakan otot kandung kemih yang berlebihan yang mengakibatkan dorongan yang kuat untuk mengeluarkan urine. "Biasanya ini muncul bila ada infeksi di kandung kemih," imbuh Dahrial Daud, dokter kandungan dari Rumah Sakit Siloam, Tangerang.

Yang ketiga adalah inkontinensia overflow. Pada kondisi ini, urine biasanya keluar secara terus-menerus karena kandung kemih penuh dan melebihi kapasitas. Gangguan kemih jenis biasa diderita oleh kaum laki-laki. Penyebabnya adalah sumbatan mekanis karena terjadi pembesaran prostat. Yang terakhir adalah inkontinensia transien atau fungsional. Ini adalah gangguan kemih yang terjadi akibat faktor lain di luar saluran kemih, misalnya, ada kelainan fisik atau kognitif yang terjadi pada seseorang.

Dalam jangka panjang dan tanpa pengobatan, gangguan pada saluran kemih ini bisa menyebabkan kelumpuhan pada otot uretra kita. Jika ini terjadi, operasi adalah jalan memperbaikinya. Karena itu, sebelum terlambat, jangan ragu untuk berobat.
sumber : http://www.detikpos.net/2009/12/waspada-bila-sering-kencing-tak.html

POPULAR

Museum Tsunami Aceh Persiapkan Inovasi berbasis Teknologi Digital

MUSEUM Tsunami Aceh terus lakukan inovasi untuk menjadi destinasi edukasi kebencanaan yang lebih modern dan menarik. Dengan mengusung konsep digitalisasi, museum akan memberikan pengalaman baru yang lebih interaktif dan imersif bagi para pengunjung. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh, Almuniza Kamal, menjelaskan bahwa empat ruang utama di museum akan ditata ulang secara signifikan. Ruang-ruang tersebut meliputi lorong tsunami, memorium hall, lobi lantai dua, dan ruang pameran tetap. "Kami ingin menghadirkan pengalaman yang lebih mendalam dan menyentuh bagi pengunjung. Lorong tsunami akan dilengkapi dengan visual 3D pada lantai dan dinding, menciptakan sensasi seolah berada di tengah gelombang tsunami," ujar Almuniza, Rabu, 17 September 2025. Sementara itu, memorium hall yang ikonik akan diperbaharui dengan serangkaian LED berbentuk persegi panjang, menggantikan layar yang sudah ada. Tujuannya adalah untuk menampilkan konten-konten sejarah dan edukasi secara lebih d...

1,8 Juta Penderita Kanker Mati Akibat Merokok

Kebiasaan merokok adalah salah satu faktor utama penyebab kanker paru. Berdasarkan data Badan Kesehatan Dunia (WHO), 40 persen dari 12 juta orang di dunia didiagnosa terserang kanker setiap tahun. WHO memperkirakan, 84 juta orang meninggal akibat kanker dalam rentang 2005-2015. Ada 1,8 juta angka kematian aki­bat kanker yang disebabkan kebiasaan merokok. Sebesar 60 persen dari keseluruhan angka kematian akibat kebiasaan me­rokok dijumpai di negara-negara berkembang dan terbelakang. Bagaimana rokok dapat me­nimbulkan kanker? Kebiasaan merokok bisa memicu kanker paru, kanker paru, tenggorokan, rongga mulut dan pharynx.

Top Ten Facebook Alternatives That Keep Up Your Privacy

With the rise to top spot in social networking world, Facebook's taking advantage of its monopoly. The social networking ace is eager on controlling online identity of its members and reconfiguring the world’s privacy norms. Lately Facebook has been accused of taking advantage of users privacy. In such a situation you must be looking for Facebook Alternatives. If you are looking for alternatives, you have many but those that upkeep your privacy and offer similar features and apps as Facebook are numbered. We made an effort to queue up the 10 Facebook alternatives that doesn't compromise your privacy. 1. Friendster It is already quite popular in Asia but has also grown in popularity in the United States. The network offers quite a few features to customize your profile, offering quite a few features to customize. This is the ultimate point of a social network through. You can stay updated on people's shared information  Friendster’s privacy is stricter than what we find w...