Langsung ke konten utama

"Izinkan Saya Berzina dengan Anakmu"

Topik ini sebenarnya ringan, jangan sesekali dan seolah-olah Anda membaca tulisan itu dari judulnya. Sungguh inilah masa dimana sosial media membuat Anda lupa akan isi dari setiap tulisan sehingga mudah untuk memvonis sesuatu hanya bermodalkan judul, sungguh terlalu.

Baiklah, tulisan ini bukan ingin mengupas zina itu apa dan bukan juga ingin mengungkapkan dalil yang sudah jelas, dimana zina itu dilarang keras, disini saya hanya mengutip sebuah percakapan panjang yang memang lebih dititik beratkan pada sebuah realitas yang terjadi saat ini.

Percakapan panjang yang membutuhkan waktu untuk membaca soal zina ini, pertama kali saya temukan dalam status Pozan Matang di Facebook. Dengan gaya bahasa asli dari negeri Jiran, Malaysia tentu membuat Anda harus bisa mengeja kata demi kata, siapa tahu mungkin cerita yang sama pula telah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia. Judul tulisan aslinya yang harus Anda baca adalah "Pakcik, Izinkan Saya Berzina dengan Anak Pakcik?"

Selain itu ada pesan yang sakral dalam percakapan si Teruna (cowok) dengan si Bapak dan Ibu Gadis dalam tulisan di atas, salah satunya soal mahar. Nah, bagi pemuda yang masih jomblo alias single  dan ingin menikah juga disarankan untuk membaca tulisan tersebut, siapa tahu saat hendak melamar ternyata mahar yang ditawarkan oleh calon mertua terlalu tinggi dan membuat stres yang tak karuan sehingga membatalkan untuk melangkah ke jenjang berikutnya.

Soal mahar memang disebut dalam percakapan terakhir tulisan tersebut, namun yang lebih mendasarkan lagi adalah soal zina. Kenapa harus begitu judulnya, dan kenapa saat Anda membaca zina langsung berpikir dan kecebur dengan gambaran zina itu ya sesuatu bertemu sesuatu itu (tidak perlu diilustrasi disini atau divisualkan) berhubung yang baca ini tentu Anda yang sudah dewasa.

Zina itu bisa saja sekedar hal yang ringan-ringan, sama seperti kita makan besar sebagai pembuka kita makan yang kecil. "Pegang-pegang tangan, peluk-peluk, pegang pinggul, dan sebagainya," sebut si Teruna.

Padahal bisa dibayangkan, hal-hal kecil dari zina yang terjadi oleh dua anak gadis itu menjadi tanggung jawab orangtuanya kelak. Jika saja sudah menikah tentu tanggung jawab pun akan berpindah pada seorang suami, lain lagi halnya jika berlaku demikian.

Pesan lainnya yang disampaikan dalam percakapan tersebut juga menyentuh soal tradisi, adakalanya orang begitu terjebak dalam tradisi mahar sekian dan sekian, namun dilain sisi suruhan agama telah terlangkahi. Sungguh hal yang seperti ini kerap terjadi dimana-mana dan membuat calon pemuda jomblo terus bertambah.

Melihat soal tradisi sendiri, terkadang juga membuat orang tua yang mempunyai anak gadis satu-satunya begitu berani bermain mahar (patokan mahar tinggi). Istilah keren prestise atau pujian, apalagi jika mereka adalah keluarga-keluarga terhormat tidak ingin terlihat rendah soal lepas-melepaskan anak gadis satu-satunya itu di mata masyarakat dan tetangga. Kadang acara walimah pun digelar dan disuguhkan dengan begitu besar dan heboh.

Masih terkait soal mahar, kadang orang tua pun luput pengawasan soal anak gadisnya itu. Apakah dia layak untuk dipersuntingkan bagi laki-laki yang menjadi pilihannya itu dengan mahar sekian dan sekian. Padahal, anaknya gadisnya pun memasak tak bisa, shalat pun tak mengerti.

"Dia tak reti masak, tak reti solat, tak reti mengaji, tak reti nak tutup aurat sebelum dia jadi bini saya lagi. Dosa-dosa dia terang-terang pegi kat makcik ngan pakcik. Lagipun tak berbaloi harga 25 ribu untuk dia. Lainlah dia ni ‘hafizah’, 30 juzuk dalam kepala, bertutup litup habis dari bawah sampai ke atas dan tau jaga batas, haa.. itu barulah berbaloi 100 ribu pun saya sanggup bayar. Tapi orang macam tu kalau kahwin mereka memilih untuk serendah-rendah mahar. Sebab sebaik-baik perkahwinan adalah serendah-rendah mahar," cakap si Teruna kepada Bapak si Gadis.

Begitulah singkat cerita percakapan dari si Teruna dan Bapak dan Ibu si Gadis dalam cerita di atas. Semoga saja Anda tidak berkerut atau pun gusar membaca percakapan di atas. Selamat mengambil hikmah dan iktibar dari kisah di atas, "Bapak dan Ibu Jangan Izinkan Anakmu Berzina".[]

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Upcoming Facebook Redesign Surface

Macam-macam Penyakit Dunia yang Dikenal oleh Masyarakat Aceh

Penyakit donya (dunia) dalam pengetahuan orang Melayu seperti di Aceh adalah penyakit yang disebabkan oleh hal-hal supranatural atau adikodrati, atau tersebab manusia yang bersekutu dengan jin, setan, atau makhuk halus yang jahat. Aceh adalah salah satu suku terbesar di Propinsi Aceh. Kebesaran suku Aceh tidak hanya tampak dari kesenian dan kepahlawanan masyarakatnya, tetapi juga pengetahuan mereka terhadap penyakit dan penyembuhannya. Bagi mereka, sakit adalah hal serius yang harus disikapi. Karena itu, mereka mengabadikannya dalam sebuah pengetahuan tentang klasifikasi penyakit dan penyembuhannya (Meuraxa, Dado 1956; Rusdi Sufi dkk, 2006; Rusdi Sufi dkk, 2004).

10 Alasan Akun Facebook di Blokir

Ada 10 alasan yang mendasar kenapa akun facebook dapat diblokir, yaitu : 1. Tidak menggunakan nama asli. Jangan pernah menggunakan nama julukan karena Facebook bisa mengetahuinya. 2. Bergabung dengan Group terlalu banyak. Facebook hanya membatasi setiap user bergabung dengan 200 group saja. 3. Terlalu banyak mengirim pesan atau Wall di sebuah Group. Buat pengalaman aja aku pernah diblokir Facebook 3 kali karena sering melakukan ini.hehe.