Langsung ke konten utama

MMI: Regulasi Pornografi Berdasarkan Syariat Islam Solusi Free Sex

Menanggapi santernya pemberitaan  Hasil survei Badan Kordinasi dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mengenai tingkat keperawanan remaja di Jabodetabek, MMI menilai Pemerintah tidak perlu menyalahkan pihak sekolah atau remaja soal banyaknya remaja yang melakukan hubungan pranikah.

"Pemerintah tidak perlu menyalahkan sekolah dan remaja, dan tidak perlu ada pendidikan seks sejak dini," kata Majelis Mujahidin Indonesia, Sobarin Sakur di Gedung MUI, Selasa (30/11/2010).

...perlu adanya ketegasan pemerintah dalam regulasi soal pornografi yang jelas dan Indonesia harus memakai Syariat Islam," imbuhnya...
Sebaliknya lanjut Sobarin, pendidikan yang diperlukan adalah pendidikan akhlak karena dalam pendidikan akhlak diatur hubungan pria dan wanita. "Lainnya adalah perlu adanya ketegasan pemerintah dalam regulasi soal pornografi yang jelas dan Indonesia harus memakai Syariat Islam," imbuhnya.
Keperawanan Tak Terkait Moralitas 
Hasil survei Badan Kordinasi dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mengenai tingkat keperawanan remaja di Jabodetabek memicu polemik berkepanjangan.

Sekretaris Solidaritas Perempuan, Komisi Perlindungan AIDS Divisi Migrasi Tracfiking HIV AIDS Thaufeik Zulbahary mengatakan hasil survei tersebut tidak ada kaitannya dengan moralitas remaja.
...“Yang terpenting adalah membangun moralitas remaja itu sendiri. Karena remaja berhak mendapatkan informasi seputar kesehatan reproduksinya,” katanya...
“Yang terpenting adalah membangun moralitas remaja itu sendiri. Karena remaja berhak mendapatkan informasi seputar kesehatan reproduksinya,” katanya Selasa (29/11/2010).

Lebih jauh dia juga mempertanyakan metodologi dan validitas survei yang telah digelar BKKBN. Bagi dia, hal penting yang harus dilakukan adalah menghilangkan stigma negatif bahwa perempuan tidak perawan adalah remaja nakal. Bukan sekadar mengekspose data tingkat keperawanan remaja.

Selain itu diperlukan kesadaran orang dewasa untuk mau mendengarkan dan memberikan masukan yang positif serta kepercayaan kepada remaja. "Tanpa semua itu mereka semakin menutup channel, cendrung defensif dan mencoba-coba,” tutupnya. (Ibnudzar/ozo)

sumber : http://www.voa-islam.com/news/indonesia/2010/11/30/12051/mmi-regulasi-pornografi-berdasarkan-syariat-islam-solusi-free-sex/
Enhanced by Zemanta

Postingan populer dari blog ini

57% Use Social Network Sites

The power of online social networking was demonstrated by the tens of thousands who gathered in Shanghai at the weekend to pay their respects to the people who died in last Monday's blaze. The event at Jiaozhou Road was launched on microblogs and information spread rapidly on the Internet , especially on social networking sites such as Kaixin001.com. According to a survey by Shanghai Daily and Touchmedia, of 110,000 people traveling in taxis in Shanghai, Beijing, Guangzhou and Shenzhen , 57 percent of interviewees use social networking sites or microblogs for more than half an hour a day, and 18 percent for more than three hours. Microblogging is the most popular form. Almost 60 percent of the interviewees said they publish information on microblogs, communicating with friends, following celebrities, expressing their opinions, sharing jokes and conducting online marketing, said the survey.

Kerajaan Jeumpa, Kerajaan Islam Pertama Nusantara

Teori tentang kerajaan Islam pertama di Nusantara sampai saat ini masih banyak diperdebatkan oleh para peneliti, baik cendekiawan Muslim maupun non Muslim. Umumnya perbedaan pendapat tentang teori ini didasarkan pada teori awal mula masuknya Islam ke Nusantara. Mengenai teori Islamisasi di Nusantara, para ahli sejarah terbagi menjadi 3 kelompok besar, yaitu pendukung (i) Teori Gujarat (ii) Teori Parsia dan (iii) Teori Mekah (Arab). Bukan maksud tulisan ini untuk membahas teori-teori tersebut secara mendetil, namun dari penelitian yang penulis lakukan, maka dapat disimpulkan bahwa Teori Mekkah (Arab) lebih mendekati kebenaran dengan fakta-fakta yang dikemukakan. Teori Mekkah (Arab) hakikatnya adalah koreksi terhadap teori Gujarat dan bantahan terhadap teori Persia. Di antara para ahli yang menganut teori ini adalah T.W. Arnold, Crawfurd, Keijzer, Niemann, De Holander, SMN. Al-Attas, A. Hasymi, dan Hamka. i Arnold menyatakan para pedagang Arab menyebarkan Islam ketika mereka mendo...

Upcoming Facebook Redesign Surface