Langsung ke konten utama

Pegawai Pentagon Belajar Retas Komputer Sendiri

Departemen Pertahanan Amerika Serikat di Pentagon melatih pegawainya agar bisa meretas atau meng-hack jaringan komputer mereka sendiri.

"Untuk mengalahkan peretas, Anda harus berpikir seperti mereka," kata Jay Bavisi, Presiden International Council of Electronic Commerce Consultants atau EC-Council seperti yang dikutip CNN.

EC-Council adalah salah satu perusahaan yang dipilih oleh Pentagon untuk mengawasi pelatihan para pekerja Departemen Pertahanan (Dephan) Amerika Serikat (AS) yang berhubungan dengan keamanan komputer dan memberikan sertifikat ketika pelatihan itu selesai.


Dephan AS tidak melihat hal ini sebagai peretasan.

"Karyawan Dephan tidak diajarkan untuk meretas. Mereka belajar untuk mempertahankan jaringan (komputer) dari para peretas," kata Letnan Kolonel Eric Butterbaugh, juru bicara Dephan.

Tetapi EC-Council menyebut program itu "Sertifikasi Peretas Beretika Resmi". Tujuannya adalah mengajarkan pekerja Dephan mempertahankan jaringan komputer mereka.

Hampir 45.000 serangan terhadap komputer Dephan dicatat sampai pertengahan 2009, demikian catatan dilaporkan pemerintah.

Serangan terhadap jaringan komputer Dephan diperkirakan meningkat naik 60 persen

sampai akhir 2009, jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Alhasil Pentagon merugi sebesar 100 juta dollar.

Bavisi mengatakan pelatihan itu fokus pada seni peretasan, menggunakan peralatan dan trik yang sama yang digunakan oleh para peretas tradisional.

Konsep utamanya adalah para karyawan Dephan itu akan menggunakan pelatihan itu untuk meretas ke dalam jaringan komputer Departemen, kata Bavisi.

Ketika mereka menemukan celah yang bisa digunakan untuk menyerang, mereka akan meningkatkan keamanan pada titik itu sehingga menghilangkan ancaman.

sumber : http://www.inilah.com/news/read/2010/03/15/401422/pegawai-pentagon-menghack-komputernya-sendiri/

POPULAR

Rasulullah Pingsan dan Menangis Saat Mendengarkan Jibril Mengisahkan Pintu Neraka

Yazid Ar raqqasyi dari Anas bin Malik ra. berkata: Jibril datang kepada Rasulullah pada waktu yang ia tidak biasa datang dalam keadaan berubah mukanya, maka ditanya oleh Rasululah Saw: "Mengapa aku melihat kau berubah muka (wajah)?" Jawabnya: "Ya Muhammad, aku datang kepadamu di saat Allah menyuruh supaya dikobarkan penyalaan api neraka, maka tidak layak bagi orang yang mengetahui bahwa neraka Jahannam itu benar, siksa kubur itu benar, dan siksa Allah itu terbesar untuk bersuka-suka sebelum ia merasa aman daripadanya".

Kerajaan Jeumpa, Kerajaan Islam Pertama Nusantara

Teori tentang kerajaan Islam pertama di Nusantara sampai saat ini masih banyak diperdebatkan oleh para peneliti, baik cendekiawan Muslim maupun non Muslim. Umumnya perbedaan pendapat tentang teori ini didasarkan pada teori awal mula masuknya Islam ke Nusantara. Mengenai teori Islamisasi di Nusantara, para ahli sejarah terbagi menjadi 3 kelompok besar, yaitu pendukung (i) Teori Gujarat (ii) Teori Parsia dan (iii) Teori Mekah (Arab). Bukan maksud tulisan ini untuk membahas teori-teori tersebut secara mendetil, namun dari penelitian yang penulis lakukan, maka dapat disimpulkan bahwa Teori Mekkah (Arab) lebih mendekati kebenaran dengan fakta-fakta yang dikemukakan. Teori Mekkah (Arab) hakikatnya adalah koreksi terhadap teori Gujarat dan bantahan terhadap teori Persia. Di antara para ahli yang menganut teori ini adalah T.W. Arnold, Crawfurd, Keijzer, Niemann, De Holander, SMN. Al-Attas, A. Hasymi, dan Hamka. i Arnold menyatakan para pedagang Arab menyebarkan Islam ketika mereka mendo...

Generasi Muda Wajib Tahu! Museum Tsunami Aceh Jadi Pusat Belajar Mitigasi

MUSEUM Tsunami Aceh kembali jadi sorotan. Kali ini, Wakil Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga ( Wamen Dukbangga ) atau Wakil Kepala BKKBN , Ratu Ayu Isyana Bagoes Oka , berkunjung langsung untuk melihat bagaimana museum kebanggaan masyarakat Aceh ini terus hidup sebagai pusat edukasi kebencanaan, Kamis, 9 Oktober 2025.  Didampingi Ketua TP PKK Aceh Marlina Usman, kunjungan ini bukan sekadar seremoni. Isyana menegaskan bahwa museum ini punya peran strategis: bukan hanya monumen peringatan tsunami 2004 , tapi juga ruang belajar generasi muda tentang kesiapsiagaan bencana dan ketangguhan keluarga. “Museum ini jadi pengingat dahsyatnya tsunami 2004, sekaligus tempat belajar bagi generasi yang saat itu belum lahir. Mereka perlu tahu apa yang harus dilakukan saat bencana datang,” ujar Isyana, yang juga mengenang pengalamannya meliput langsung Aceh pascatsunami 20 tahun lalu. Kepala UPTD Museum Tsunami Aceh M Syahputra AZ, menyambut hangat kunjungan ini. Ia menegaskan bahw...