Langsung ke konten utama

Postingan

Sejarah: Salman al-Parsi Pendiri Kerajaan Jeumpa Aceh

Sebagaimana dikemukakan terdahulu, bahwa sebelum Nabi Muhammad saw membawa Islam, dunia Arab dengan dunia Melayu sudah menjalin hubungan dagang yang erat sebagai dampak hubungan dagang Arab-Cina melalui jalur laut yang telah menumbuhkan perkampungan-perkampungan Arab, Parsia, Hindia dan lainnya di sepanjang pesisir pulau Sumatera. Karena letak gegrafisnya yang sangat strategis di ujung barat pulau Sumatra, menjadikan wilayah Aceh sebagai kota pelabuhan transit yang berkembang pesat, terutama untuk mempersiapkan logistik dalam pelayaran yang akan menempuh samudra luas perjalanan dari Cina menuju Persia ataupun Arab. Hadirnya pelabuhan transito sekaligus kota perdagangan seperti Barus, Fansur, Lamri, Jeumpa dan lainnya dengan komuditas unggulan seperti kafur, yang memiliki banyak manfaat dan kegunaan telah melambungkan wilayah asalnya dalam jejaran kota pertumbuhan peradaban dunia. ”Kafur Barus”, ”Kafur Fansur”, ”Kafur Barus min Fansur” yang telah menjadi idiom kemewahan para Raja...

The Raid 2 'Serbuan DPR'

Top Ten: Game HTML5 Langsung Bisa Dimainkan

HTML5 memang masih terbilang baru dalam bahasa markah situs web. Hingga kini HTML5 masih terus dikembangkan, namun HTML5 dengan cepat mengalami peningkatan dari sisi grafis maupun animasi. HTML5 juga dimanfaatkan para pengembang untuk menciptakan game yang dimainkan melalui  browser  terkini. Tak perlu meng-install aplikasi, pengguna hanya butuh terkoneksi dengan internet dan sudah memiliki  browser , seperti Mozilla Firefox, Google Chrome, Opera, atau Internet Explorer, versi terbaru. Selain di komputer desktop dan laptop, game HTML5 juga bisa dimainkan melalui perangkat  mobile  yakni  smartphone  dan tablet.

Sejarah: Panglima Maharaja Tibang Muhammad

Setiap perwira yang bertugas di Aceh pasti mengenal Panglima Tibang. Saya memperoleh kesempatan menulis ringkasan sejarah hidupnya. Karenanya, agar diketahui umum, saya mengharapkan bantuan redaksi Indisch Militair Tijschrift untuk memuatnya dalam majalah tersebut. Teuku Panglima Maharaja Tibang Muhammad bukan keturunan Aceh. Ia berasal dari Lahore, Hindustan yang datang ke Aceh selagi masih anak-anak. Tadinya ia berdiam pada uleebalang Gigieng Bentara Keumangan di pantai Utara Aceh dan tidak lama antaranya ia berada dalam lingkungan terdekat Sultan Aceh. Sejak pemuda ia telah memperlihatkan dirinya sebagai seorang panglima perang. Atas jasa-jasa yang diberikan sultan telah menghibahkan kepadanya sebuah kampung yang bernama Tibang sebagai hak miliknya yang pada waktu itu mencakup sepuluh buah menunasah. Disebabkan hibah inilah ia menggunakan gelar Panglima Tibang. Berturut-turut sultan menugaskannya untuk memangku berbagai jabatan dan bertahun-tahun lamanya ia diberi tug...

Serbuan Maut Bertengger di Hollywood

Lihat judulnya saja sudah kebaratan, tapi isinya Indonesia punya barang. Kalau biasanya film Indonesia identik dengar horor, cabul, ngesot, kali ini sedikit ada pencerahan dengan hadirnya Serbuan Maut  alias The Raid: Redemption  dilayar bioskop. Film bergenre action dan seni bela diri dari Indonesia ini disutradarai oleh seorang sutradara asal Wales, Gareth Evans, dibintangi oleh Iko Uwais (Merantau). Tepatnya Jum'at (23/3), beberapa hari lalu serentak di putar di empat negara, yaitu di Indonesia, Australia, Kanada dan Amerika Serikat. Film yang pertunjukan perdananya 8 September 2011 di Festival Film Internasional Toronto (Toronto International Film Festival - TIFF) menyabet penghargaan tertinggi The Cadillac Peoples Choice Award, kini film yang lebih menonjokkan aksi bela diri tradisional pencak silat tersebut bertengger di Hollywood yang disejajarkan dengan film-film dunia lainnya serta masuk dalam deretan 50 film laga terbaik.

Sejarah: Peran Aceh Masa Pemerintah Darurat Republik Indonesia

Tulisan ini berjudul asli Peran Aceh Masa Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI) Perlu di "Nasionalkan" Kembali!!! yang ditulis oleh T.A. Sakti yang tak lain dan tak bukan adalah salah satu peminat sejarah, dan kini tinggal di Darussalam, Banda Aceh. Mencermati Dialog sejarah dengan pelaku sejarah A.K. Jakobi dan pembacaan puisi bertema sejarah oleh L.K.Ara di Pusat Penelitian Ilmu Sosial dan Budaya, Unsyiah, Banda Aceh, Kamis siang, 5 Mei 2011 amat menggugah saya sebagai peminat sejarah. Betapa tidak!. Sebab, belum lewat sebulan lalu (12/4) di Kampus Darussalam yang dijuluki "Jantung Hati Rakyat Aceh" ini juga telah berlangsung seminar sejarah dengan tema yang sama, yakni “Peran Aceh dalam Perang Kemerdekaan Republik Indonesia (1945-1949). Dengan narasumber tak tanggung-tanggung pula, yaitu Prof. Dr. Darni M. Daud, MA selaku Rektor Unsyiah dan Dr, Ahmad Farhan Hamid,MS sebagai Pembicara Kunci,yang kini berjabatan Wakil Ketua MPR RI. Sebagai...

Sejarah: Peran Habib Bugak di Kerajaan Aceh

Oleh Fadhil Dalam artikel " Patgulipat Wakaf Baitul Asyi ", Hermansyah memberikan beberapa penilaian terhadap Habib Bugak dan waqaf yang beliau berikan di Mekkah al-Mukarramah. Kami merasa terpanggil untuk memberikan penjelasan dan beberapa tanggapan. Tentang asal muasal waqaf Habib Bugak menurut Hermansyah adalah dari hasil sumbangan, sedekah, dan infak jamaah haji Aceh yang dikoordinir Habib Bugak. Saya tidak tahu sumber rujukan Herman tentang ini. Jika kita merujuk kepada Akte Ikrar Waqaf Habib Bugak yang masih tersimpan rapi pada Nazir Waqaf Habib Bugak di Maktab Al-Aziziyah Mekkah yang disahkan Mahkamah Syar’iyah Mekkah, dengan bahasa Arab yang jelas dan terang disebutkan bahwa Habib Bugak telah menyisihkan (menahan, waqafa) dari hartanya sendiri (min maalihi). Menganggap Habib Bugak hanyalah seorang pengumpul sedekah dan infak sangat bertentangan dengan sarakata Sayyid Abdurrahman Peusangan yang disampaikannya, sebuah sarakata yang distempel oleh Sultan Ke...