Langsung ke konten utama

UI Luncurkan Kamus Indonesia-Rusia

Pusat Kajian Eropa Universitas Indonesia (UI) bekerja sama dengan Universitas Negeri Moskow dan Universitas St Petersburg, Rusia, meluncurkan Kamus Bahasa Rusia-Indonesia bertepatan dengan peringatan 60 tahun hubungan diplomatik kedua negara di Jakarta, Senin (1/2).

"Kamus ini diterbitkan, mengingat begitu banyak perubahan yang terjadi di Rusia dan kebutuhan yang sangat mendesak bagi penutur Bahasa Indonesia yang ingin membaca teks Rusia dan berkomunikasi dalam Bahasa Rusia," kata anggota Rim Penulis Lamus Rusia-Indonesia, Ogloblin, pada peluncuran kamus itu di Jakarta, Senin (1/2).

Kamus memuat 80.000 kata dalam Bahasa Rusia yang diterjemahkan ke Bahasa Indonesia ini, dikerjakan oleh tim penulis berkebangsaan Rusia, yakni Dr Ludmila Nikolaevna Demidyuk, Igor Ilyich Kashmadev, Vladimir Nikolaevich Losyagin dan Alexander Konstantinovich Ogloblin serta penyunting penyelia Jenny MT Hardjatno, Guru Besar UI bidang Bahasa Rusia.


Dia menjelaskan, selama kurun waktu 20 tahun terakhir kosa kata Bahasa Rusia telah berubah sejalan dengan perombakan sistem sosial dan politik negara tersebut serta interaksinya dengan negara asing lain.

"Banyak kosa kata Rusia yang dulu dianggap tidak pantas dituliskan dalam sebuah buku, kini malah dipilih oleh penulis dan disukai pembacanya," kata Ogloblin.

Dari kamus ini, pembaca dapat melihat kondisi perubahan yang terjadi dalam bidang politik, ekonomi, sosial dan budaya di Rusia.

Ogloblin menambahkan, keunggulan lain dari kamus tersebut adalah seluruh kata dibuat transkripsi dan aturan tata bahasa serta bentuk-bentuk yang menyimpang dari kaidah.

Dalam kesempatan yang sama, Duta Besar Indonesia untuk Rusia Hamid Awaluddin, mengatakan kamus Bahasa Rusia-Indonesia dapat menjembatani hubungan kedua negara yang telah berlangsung selama 60 tahun.

"Interaksi antara masyarakat Indonesia dan Rusia semakin meningkat setiap tahun. Alat komunikasi penunjang, seperti kamus diharapkan bisa memperlancar hubungan antara pemerintah dan masyarakat kedua negara," katanya.

sumber : http://www.republika.co.id/berita/102885/ui_luncurkan_kamus_indonesiarusia

POPULAR

Rasulullah Pingsan dan Menangis Saat Mendengarkan Jibril Mengisahkan Pintu Neraka

Yazid Ar raqqasyi dari Anas bin Malik ra. berkata: Jibril datang kepada Rasulullah pada waktu yang ia tidak biasa datang dalam keadaan berubah mukanya, maka ditanya oleh Rasululah Saw: "Mengapa aku melihat kau berubah muka (wajah)?" Jawabnya: "Ya Muhammad, aku datang kepadamu di saat Allah menyuruh supaya dikobarkan penyalaan api neraka, maka tidak layak bagi orang yang mengetahui bahwa neraka Jahannam itu benar, siksa kubur itu benar, dan siksa Allah itu terbesar untuk bersuka-suka sebelum ia merasa aman daripadanya".

Kerajaan Jeumpa, Kerajaan Islam Pertama Nusantara

Teori tentang kerajaan Islam pertama di Nusantara sampai saat ini masih banyak diperdebatkan oleh para peneliti, baik cendekiawan Muslim maupun non Muslim. Umumnya perbedaan pendapat tentang teori ini didasarkan pada teori awal mula masuknya Islam ke Nusantara. Mengenai teori Islamisasi di Nusantara, para ahli sejarah terbagi menjadi 3 kelompok besar, yaitu pendukung (i) Teori Gujarat (ii) Teori Parsia dan (iii) Teori Mekah (Arab). Bukan maksud tulisan ini untuk membahas teori-teori tersebut secara mendetil, namun dari penelitian yang penulis lakukan, maka dapat disimpulkan bahwa Teori Mekkah (Arab) lebih mendekati kebenaran dengan fakta-fakta yang dikemukakan. Teori Mekkah (Arab) hakikatnya adalah koreksi terhadap teori Gujarat dan bantahan terhadap teori Persia. Di antara para ahli yang menganut teori ini adalah T.W. Arnold, Crawfurd, Keijzer, Niemann, De Holander, SMN. Al-Attas, A. Hasymi, dan Hamka. i Arnold menyatakan para pedagang Arab menyebarkan Islam ketika mereka mendo...

Generasi Muda Wajib Tahu! Museum Tsunami Aceh Jadi Pusat Belajar Mitigasi

MUSEUM Tsunami Aceh kembali jadi sorotan. Kali ini, Wakil Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga ( Wamen Dukbangga ) atau Wakil Kepala BKKBN , Ratu Ayu Isyana Bagoes Oka , berkunjung langsung untuk melihat bagaimana museum kebanggaan masyarakat Aceh ini terus hidup sebagai pusat edukasi kebencanaan, Kamis, 9 Oktober 2025.  Didampingi Ketua TP PKK Aceh Marlina Usman, kunjungan ini bukan sekadar seremoni. Isyana menegaskan bahwa museum ini punya peran strategis: bukan hanya monumen peringatan tsunami 2004 , tapi juga ruang belajar generasi muda tentang kesiapsiagaan bencana dan ketangguhan keluarga. “Museum ini jadi pengingat dahsyatnya tsunami 2004, sekaligus tempat belajar bagi generasi yang saat itu belum lahir. Mereka perlu tahu apa yang harus dilakukan saat bencana datang,” ujar Isyana, yang juga mengenang pengalamannya meliput langsung Aceh pascatsunami 20 tahun lalu. Kepala UPTD Museum Tsunami Aceh M Syahputra AZ, menyambut hangat kunjungan ini. Ia menegaskan bahw...