Dalam kunjungannya tersebut, disambut langsung oleh Rektor IAI Almuslim Aceh bersama civitas akademika di ruang rapat setempat, sebelum mengisi kuliah umum di depan ratusan mahasiswa yang hadir.
“Terima kasih kami haturkan Gus Muhaimin bersama rombongan yang sudah menyempatkan diri disela-sela padatnya agenda dan kesibukan politiknya saat ini untuk hadir di Kampus Paya Lipah,” ujar Nazaruddin.
Nazaruddin menyebutkan, tema kuliah umum yang kita gelar saat ini sangat pas dengan julukan kampus perdamaian yang kita gaungkan sekarang ini, yakni “Komitmen dan Strategi Calon Presiden dan Wakil Presiden untuk Keberlanjutan Perdamaian di Aceh Pasca-MoU Helsinki 15 Agustus 2005”.
“Kita berharap dengan kuliah edukasi politik ini mahasiswa juga bisa memahami bagaimana kedepan perdamaian yang telah ada bisa dirawat dan diteruskan dengan semangat yang bisa dipupuk dari bangku perkuliahan,” ujar Nazar di pertemuan terbatas tersebut.
Anak Muda Harus Punya Passion
Dalam orasinya ilmiahnya, Gus Muhaimin menekankan kepada mahasiswa harus punya passion. Tidak mungkin merawat perdamaian dengan menjadi pemuda yang manja.
“Jika dari sekarang sudah punya passion atau keinginan yang kuat, insya Allah itu pasti bisa diwujudkan. Kerja keras menjadi kunci, karena perlu diingat Indonesia akan punya kekuatan besar yakni bonus demografi mencapai Indonesia emas,” ungkapnya di hadapan mahasiswa dan tamu undangan yang hadir.
Selama lebih 30 menit berorasi ilmiah, Gus Muhaimin juga berharap anak-anak muda atau mahasiswa yang masih kuat ini pasti punya banyak energi.
“Teman-teman mahasiswa ini masih muda, energinya masih kuat dan tentunya harus bergerak cepat mewujudkan mimpi. Sehingga tidak menyesal saat tua nanti,” tuturnya.
Kuliah edukasi politik yang di moderatori langsung oleh Rektor IAI Almuslim Aceh ini berlangsung singkat, sehingga tidak ada lagi ruang diskusi mengingat padatnya jadwal Gus Muhaimin untuk terbang ke daerah lainnya dalam rangka kampanye politik 2024.