Langsung ke konten utama

9 Alasan Motorola Xoom Terlalu Mahal

vote symbol: informationImage via Wikipedia
Motorola Xoom dikabarkan berbanderol USD 800 di Amerika Serikat. Motorola memang belum mengkonfirmasi, namun beberapa pihak yakin harga tersebut akurat. Harga ini dinilai terlalu mahal dan dapat jadi batu sandungan bagi Motorola. Simak alasannya seperti detikINET kutip dari eWeek, Selasa (8/2/2011):

1.iPad Berharga Lebih Murah


Tak dapat dipungkiri, iPad adalah raja tablet dan dominan dengan 87% market share. Nah, iPad versi termurah harganya cuma USD 500 dan termahal USD 829. Mengingat iPad adalah tablet favorit, bukan tak mungkin konsumen mengenyampingkan Xoom dan memilih iPad, meski sejatinya fitur Xoom jauh di atas iPad.


2. Harga Xoom Setara dengan Laptop Menengah

Dengan harga mencapai USD 800, lawan lain yang harus dihadapi Xoom adalah laptop yang dengan harga setara, spesifikasinya mungkin sudah cukup bagus.

3. Hardware Xoom Belum Terbukti


Ya, Xoom terlihat memiliki spesifikasi hebat dan mungkin melebihi deretan tablet lainnya. Namun belum ada yang membuktikan apakah fitur mentereng Xoom terbukti handal saat dipakai. Harga mahal untuk sebuah produk yang belum teruji dipandang riskan.

4. Konsumen Belum Tahu Apakah Android Honeycomb Sungguh Bagus

Android Honeycomb yang dipakai Motorola Xoom berbeda dibandingkan versi Android sebelumnya. Lagi-lagi, konsumen belum tahu apakah sistem operasi ini memang sehebat yang dibayangkan.

5. Harga yang Cocok adalah USD 600

Dengan harga USD 600, Motorola Xoom dianggap bisa kompetitif. Sebagian besar konsumen umum dan kalangan korporat mungkin akan lebih melirik tablet ini dengan harga dalam level itu. Memang keuntungan Motorola mengecil, namun mereka harus berpikir jangka panjang.

7. Apple Bisa Bersiap-siap


iPad 2 belum meluncur dan Apple memiliki keuntungan. Mereka bisa saja menambahkan fitur-fitur tidak kalah berkelas dengan harga lebih rendah dari Xoom. Kalau sudah begini, bisa jadi Xoom bakal kalah oleh iPad 2 mengingat reputasi tablet ini lebih menancap di benak konsumen.

8. Kompetitor Tablet Android Lain Mungkin Harganya Lebih Terjangkau

Xoom tidak akan menjadi satu-satunya tablet Honeycomb yang akan dipasarkan. Jika misalnya LG dengan tablet Optimus Pad harganya lebih murah, konsumen mungkin akan lebih meliriknya mengingat Optimus Pad juga menggandeng Android Honeycomb.

9. Xoom adalah Percobaan Pertama Motorola

Motorola belum terbukti mumpuni di ranah tablet dan Xoom adalah produk pertama mereka. Mereka masih harus membuktikan diri bahwa Xoom memang sebuah gadget yang bagus.

sumber : http://www.detikinet.com/read/2011/02/08/150240/1562633/317/9-alasan-motorola-xoom-terlalu-mahal
Enhanced by Zemanta

Postingan populer dari blog ini

57% Use Social Network Sites

The power of online social networking was demonstrated by the tens of thousands who gathered in Shanghai at the weekend to pay their respects to the people who died in last Monday's blaze. The event at Jiaozhou Road was launched on microblogs and information spread rapidly on the Internet , especially on social networking sites such as Kaixin001.com. According to a survey by Shanghai Daily and Touchmedia, of 110,000 people traveling in taxis in Shanghai, Beijing, Guangzhou and Shenzhen , 57 percent of interviewees use social networking sites or microblogs for more than half an hour a day, and 18 percent for more than three hours. Microblogging is the most popular form. Almost 60 percent of the interviewees said they publish information on microblogs, communicating with friends, following celebrities, expressing their opinions, sharing jokes and conducting online marketing, said the survey.

Upcoming Facebook Redesign Surface

Macam-macam Penyakit Dunia yang Dikenal oleh Masyarakat Aceh

Penyakit donya (dunia) dalam pengetahuan orang Melayu seperti di Aceh adalah penyakit yang disebabkan oleh hal-hal supranatural atau adikodrati, atau tersebab manusia yang bersekutu dengan jin, setan, atau makhuk halus yang jahat. Aceh adalah salah satu suku terbesar di Propinsi Aceh. Kebesaran suku Aceh tidak hanya tampak dari kesenian dan kepahlawanan masyarakatnya, tetapi juga pengetahuan mereka terhadap penyakit dan penyembuhannya. Bagi mereka, sakit adalah hal serius yang harus disikapi. Karena itu, mereka mengabadikannya dalam sebuah pengetahuan tentang klasifikasi penyakit dan penyembuhannya (Meuraxa, Dado 1956; Rusdi Sufi dkk, 2006; Rusdi Sufi dkk, 2004).