Langsung ke konten utama

Menjadi Karyawan Teladan



Sebuah kata sukses dalam berkarir tak hanya terbatas pada saat pergi dan pulang kerja tepat waktu saja. Ada banyak faktor dalam pencapaian sebuah keberhasilan. Dibutuhkan strategi jitu untuk mencapai itu semua dan Anda pun berhak menyandang predikat the most eligible employee.
Setiap perusahaan tak akan memberikan reward atau hadiah dalam bentuk promosi jabatan atau kenaikan pangkat kepada karyawannya secara cuma-cuma atau gratis. Perusahaan tentu saja akan menuntut karyawannya untuk meningkatkan prestasi kerja dan memberikan kontribusinya yang terbaik bagi ladang tempatnya bekerja.
Namun ada kalanya batu sandungan hadir dalam usaha mencapai karir yang bagus. Berbagai halangan dan tantangan bisa berakibat fatal hingga menghancurkan karir yang selama ini dibina. Karena itu sebisa mungkin kita menghindari kegagalan tersebut, dan berikut ini yang perlu dihindari:

1. Affair di tempat kerja
Menjalani sebuah hubungan percintaan memang tidak salah, karena memang sudah kodratnya manusia diciptakan untuk saling berpasang-pasangan. Tapi akan jadi rumit manakala hubungan cinta terlarang (affair) itu dilakukan di kantor. Sebaiknya pikirkan dengan matang untuk menjalin hubungan dengan rekan kerja sekantor karena ini bisa berakibat fatal dan mengancam karir yang sudah Anda bangun.
2. Menjadi pribadi yang menutup diri
Jika Anda ingin mencapai karir yang cemerlang, perluaslah pergaulan dan networking Anda. Lingkungan kantor akan menjadi tempat yang tepat bagi Anda untuk merangkul banyak kawan. Jika Anda mampu melakukannya tanpa memandang posisi karyawan yang lain, Anda akan dinilai sebagai karyawan yang 'membumi'. Dengan pergaulan yang luas, saya yakin Anda akan mendapat banyak dukungan dari teman-teman saat Anda mendapatkan promosi jabatan.
3. Malas bekerjasama dalam tim kerja
Saat berada dalam tim kerja, perasaan ingin bersaing seringkali muncul. Namun ini bukanlah hal yang mudah, bersaing dengan kawan dalam satu tim kerja. Meski ada keinginan berkompetisi, jangan sampai perasaan sombong dan tak mau bekerjasama Anda manjakan dalam diri Anda. Akan lebih baik jika Anda bisa bersaing secara sehat dengan kawan satu tim. Tunjukkan saja kemampuan Anda.
4. Jangan lupakan deadline
Jika Anda ingin menjadi karyawan teladan di tempat Anda bekerja, jangan pernah mengabaikan deadline kerja.Deadline ini sangat penting dalam pekerjaan dan itu berarti Anda harus menyelesaikannya sebelum batas akhir yang telah ditentukan. Jika Anda mengalami kesulitan mengatur waktu, buatlah skala prioritas dan planningdalam setiap pekerjaan yang akan Anda lakukan.
sumber : http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/wanita/2010/01/26/793/Menjadi-Karyawan-Teladan

Postingan populer dari blog ini

57% Use Social Network Sites

The power of online social networking was demonstrated by the tens of thousands who gathered in Shanghai at the weekend to pay their respects to the people who died in last Monday's blaze. The event at Jiaozhou Road was launched on microblogs and information spread rapidly on the Internet , especially on social networking sites such as Kaixin001.com. According to a survey by Shanghai Daily and Touchmedia, of 110,000 people traveling in taxis in Shanghai, Beijing, Guangzhou and Shenzhen , 57 percent of interviewees use social networking sites or microblogs for more than half an hour a day, and 18 percent for more than three hours. Microblogging is the most popular form. Almost 60 percent of the interviewees said they publish information on microblogs, communicating with friends, following celebrities, expressing their opinions, sharing jokes and conducting online marketing, said the survey.

Upcoming Facebook Redesign Surface

Macam-macam Penyakit Dunia yang Dikenal oleh Masyarakat Aceh

Penyakit donya (dunia) dalam pengetahuan orang Melayu seperti di Aceh adalah penyakit yang disebabkan oleh hal-hal supranatural atau adikodrati, atau tersebab manusia yang bersekutu dengan jin, setan, atau makhuk halus yang jahat. Aceh adalah salah satu suku terbesar di Propinsi Aceh. Kebesaran suku Aceh tidak hanya tampak dari kesenian dan kepahlawanan masyarakatnya, tetapi juga pengetahuan mereka terhadap penyakit dan penyembuhannya. Bagi mereka, sakit adalah hal serius yang harus disikapi. Karena itu, mereka mengabadikannya dalam sebuah pengetahuan tentang klasifikasi penyakit dan penyembuhannya (Meuraxa, Dado 1956; Rusdi Sufi dkk, 2006; Rusdi Sufi dkk, 2004).