Perang Aceh pertama yang dipimpin oleh Kohler atau bernama lengkap Jenderal Johan Harmen Rudolf Köhler sebenarnya cukup sukses dengan berhasil mencaplok Mesjid kebanggaan rakyat Aceh, yaitu Masjid Raya Baiturrahman.
Namun pada tanggal 14 April 1873 serangan Belanda tersebut berhasil membakar Mesjid Raya Baiturrahman, pagi itu pula Jenderal Johan Harmen Rudolf Köhler yang sedang berdiri diatas tembok sumur mesjid yang telah terbakar, dengan memeriksa/menginspeksi dari jurusan mana untuk menggempur Keraton Daruddunnia (Jantung Hati Kerajaan Atjeh).
Tiba-tiba seorang penembak bangsa Aceh dalam posisi merunduk melepaskan tembakan dari jarak 100 meter dan mengenai jantung sang jenderal. Beberapa saat kemudian sang jenderal itu tewas. Peristiwa tersebut tentu mengejutkan para pasukan kompeni ini dan akhirnya sang pahlawan si pembunuh jenderal itu gugur diberondong peluru oleh pasukan kompeni.
Kronologi Penembakan
Banyak media tidak menuliskan siapa sebenarnya penembak misterius Jenderal Johan Harmen Rudolf Köhler ini. Padahal dia adalah bangsawan Atjeh keturunan dari pahlawan Lueng Bata bernama Teuku Njak Radja Lueng Bata --pahlawan Atjeh yang mempertahankan Kota Meugat pada masa Perang Aceh I-- yaitu, prajurit dari Panglima Polem.
Saat itulah Teuku Njak Radja Lueng Bata yang bersembunyi tidak jauh dari jarak Jenderal Johan Harmen Rudolf Köhler melepaskan satu tembakan (sniper -red) dan tembakan itu tepat mengenai lensa keker yang sedang dipegang Jenderal Johan Harmen Rudolf Köhler, lalu menembuskan dadanya. Jenderal Rudolf Köhler tewas sambil mengatakan 'Oh God ik ben getroffen' (Oh Tuhan Aku Kena).
Perang Atjeh I terjadi pada masa Sultan Alaidin Mahmud Shah (1870-1874 M), pada masa inilah Belanda masuk ke Aceh dan terkenal dengan "Belanda Pula Labu" Belanda Menanam Labu adalah satu tipuan belaka kepada Rakyat Aceh lewat Perjanjian Persahabatan Abadi yang dimain kan oleh Van Switen pada tanggal 30 Maret 1857 M.
Teuku Njak Radja Leung Bata salah satu sniper Aceh yang luput dari sejarah Aceh sendiri adalah anak murid dari Tgk Chik Lueng Bata, salah satu ulama mujahid yang mempertahankan kota Lueng Bata.
Sumber Facebook I Love the History of Acheh dan berbagai sumber lainnya
Namun pada tanggal 14 April 1873 serangan Belanda tersebut berhasil membakar Mesjid Raya Baiturrahman, pagi itu pula Jenderal Johan Harmen Rudolf Köhler yang sedang berdiri diatas tembok sumur mesjid yang telah terbakar, dengan memeriksa/menginspeksi dari jurusan mana untuk menggempur Keraton Daruddunnia (Jantung Hati Kerajaan Atjeh).
Tiba-tiba seorang penembak bangsa Aceh dalam posisi merunduk melepaskan tembakan dari jarak 100 meter dan mengenai jantung sang jenderal. Beberapa saat kemudian sang jenderal itu tewas. Peristiwa tersebut tentu mengejutkan para pasukan kompeni ini dan akhirnya sang pahlawan si pembunuh jenderal itu gugur diberondong peluru oleh pasukan kompeni.
Kronologi Penembakan
Banyak media tidak menuliskan siapa sebenarnya penembak misterius Jenderal Johan Harmen Rudolf Köhler ini. Padahal dia adalah bangsawan Atjeh keturunan dari pahlawan Lueng Bata bernama Teuku Njak Radja Lueng Bata --pahlawan Atjeh yang mempertahankan Kota Meugat pada masa Perang Aceh I-- yaitu, prajurit dari Panglima Polem.
Saat itulah Teuku Njak Radja Lueng Bata yang bersembunyi tidak jauh dari jarak Jenderal Johan Harmen Rudolf Köhler melepaskan satu tembakan (sniper -red) dan tembakan itu tepat mengenai lensa keker yang sedang dipegang Jenderal Johan Harmen Rudolf Köhler, lalu menembuskan dadanya. Jenderal Rudolf Köhler tewas sambil mengatakan 'Oh God ik ben getroffen' (Oh Tuhan Aku Kena).
Perang Atjeh I terjadi pada masa Sultan Alaidin Mahmud Shah (1870-1874 M), pada masa inilah Belanda masuk ke Aceh dan terkenal dengan "Belanda Pula Labu" Belanda Menanam Labu adalah satu tipuan belaka kepada Rakyat Aceh lewat Perjanjian Persahabatan Abadi yang dimain kan oleh Van Switen pada tanggal 30 Maret 1857 M.
Teuku Njak Radja Leung Bata salah satu sniper Aceh yang luput dari sejarah Aceh sendiri adalah anak murid dari Tgk Chik Lueng Bata, salah satu ulama mujahid yang mempertahankan kota Lueng Bata.
Sumber Facebook I Love the History of Acheh dan berbagai sumber lainnya