Image via Wikipedia
“Akan datang suatu masa dalam waktu dekat, bangsa-bangsa (selain umat Islam) bersatu untuk mengalahkan kamu seperti sekumpulan manusia yang berkerumun memperebutkan hidangan makanan di sekitar mereka” (HR. Bukhari dan Muslim). Peringatan Rasulullah di atas menuntut perhatian umat dari masa ke masa. Para sahabat yang mendengar langsung peringatan itu dari Rasulullah pun sempat bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah itu karena kita (umat Islam) pada waktu itu sedikit?”
Rasulullah menjawab, “Bukan, bahkan kamu pada waktu itu adalah golongan yang banyak, tetapi kualitas kamu pada waktu itu bagaikan buih-buih lautan yang dibawa oleh arus air. Allah telah mencabut rasa takut dari hati musuhmu terhadap kamu dan Allah mencampakkan perasaan ‘wahn’ ke dalam hati kamu.”
Sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, apa itu ‘wahn’?”
Rasulullah menjawab, “Cinta dunia dan takut mati.”
Kiranya demikianlah keadaan (sebahagian) umat Islam hari ini. Banyak yang sudah terjerumus dalam mencintai dunia secara berlebihan. Dalam keadaan demikian, apapun dilakukan, termasuk yang terlarang, asalkan mendapatkan kemewahan dunia. Mengejar kedudukan dunia dengan mengancam orang lain, tak segan-lagi lagi dilakukan. Bahkan hal itu dilakukan secara terang-terangan dan tak ada rasa malu. Akibatnya, kedudukan nyaris sama artinya dengan harta rampasan karena telah merampas paksa hak (kebebasan) orang lain.
Namun demikian harus disadari bahwa, merampas hak orang lain dapat menimbulkan keburukan. Di antaranya, terjadinya kegoyahan di dalam kalangan umat sendiri, akibat lunturnya perekat persatuan. Kegoyahan ini seringkali dibaca dan dimanfaatkan pihak lain untuk menjalankan maksudnya.
sumber: http://aceh.tribunnews.com/news/view/48107/wahn