Langsung ke konten utama

'Facebook Ignores Demands For Panic Button'

Facebook is ignoring users' complaints about paedophile threats, according to the UK's top child abuse investigator.

Little girl at a computer
Parents are complaining that Facebook is ignoring their fears


More than 250 Facebook users this year have reported concerns to the leading social networking site and have not had a response, said Jim Gamble, head of the Child Exploitation and Online Protection Centre (Ceop).

The complaints were pursued by Ceop and have led to police investigations into sex grooming, bullying and hacking, Mr Gamble said. Some suspects have been arrested.


"The sort of thing I'm talking about is a mother calling us and saying her daughter has been talking to someone on Facebook she is worried about and she's reported it to Facebook and there is no response," said Mr Gamble.

Last year, Ceop had 297 similar complaints from Facebook users, accusing the site of ignoring their reported concerns.

Facebook doesn't seem to understand that the button will be a deterrent to paedophiles. 
Jim Gamble, head of the Child Exploitation and Online Protection Centre 
 
Mr Gamble is to meet Facebook chiefs at their headquarters in Washington DC on Monday to discuss the issue and press the company to adopt the Ceop panic button which gives children a shortcut to reporting concerns to police and other agencies.

"Facebook doesn't seem to understand that the button will be a deterrent to paedophiles," said Mr Gamble.
Home Secretary Alan Johnson has urged Facebook to adopt the Ceop panic button, in line with other social network sites, such as MSN and Bebo.

Facebook is refusing to bow to pressure and argues it has its own panic button and to add another would confuse users.

Sir Hugh Orde, president of the Association of Chief Police Officers, accused Facebook of being irresponsible.

Facebook intimidation sites removed, sky gfx
Facebook says it takes the issue of safety very seriously

"It seems so bizarre that they won't adopt the Ceop button. They will get more business because their site will be seen as safer," he said.

A spokesman for Facebook said: "We take the issue of safety very seriously, and recently met the Home Secretary to discuss online safety.

"We are due to meet with Ceop next week to talk them through our safety strategy.

"We will wait to have this meeting prior to sharing our plans more widely with the public soon afterwards."

source : http://news.sky.com/skynews/Home/UK-News/Facebook-Paedophiles-Site-Accused-Of-Ignoring-Users-Complaints-Over-Paedophile-Threats-Says-Ceop/Article/201004215597439?lpos=UK_News_Second_Technology_Article_Teaser_Region__1&lid=ARTICLE_15597439_Facebook_Paedophiles%3A_Site_Accused_Of_Ignoring_Users_Complaints_Over_Paedophile_Threats%2C_Says_Ceop

POPULAR

Kerajaan Jeumpa, Kerajaan Islam Pertama Nusantara

Teori tentang kerajaan Islam pertama di Nusantara sampai saat ini masih banyak diperdebatkan oleh para peneliti, baik cendekiawan Muslim maupun non Muslim. Umumnya perbedaan pendapat tentang teori ini didasarkan pada teori awal mula masuknya Islam ke Nusantara. Mengenai teori Islamisasi di Nusantara, para ahli sejarah terbagi menjadi 3 kelompok besar, yaitu pendukung (i) Teori Gujarat (ii) Teori Parsia dan (iii) Teori Mekah (Arab). Bukan maksud tulisan ini untuk membahas teori-teori tersebut secara mendetil, namun dari penelitian yang penulis lakukan, maka dapat disimpulkan bahwa Teori Mekkah (Arab) lebih mendekati kebenaran dengan fakta-fakta yang dikemukakan. Teori Mekkah (Arab) hakikatnya adalah koreksi terhadap teori Gujarat dan bantahan terhadap teori Persia. Di antara para ahli yang menganut teori ini adalah T.W. Arnold, Crawfurd, Keijzer, Niemann, De Holander, SMN. Al-Attas, A. Hasymi, dan Hamka. i Arnold menyatakan para pedagang Arab menyebarkan Islam ketika mereka mendo...

Generasi Muda Wajib Tahu! Museum Tsunami Aceh Jadi Pusat Belajar Mitigasi

MUSEUM Tsunami Aceh kembali jadi sorotan. Kali ini, Wakil Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga ( Wamen Dukbangga ) atau Wakil Kepala BKKBN , Ratu Ayu Isyana Bagoes Oka , berkunjung langsung untuk melihat bagaimana museum kebanggaan masyarakat Aceh ini terus hidup sebagai pusat edukasi kebencanaan, Kamis, 9 Oktober 2025.  Didampingi Ketua TP PKK Aceh Marlina Usman, kunjungan ini bukan sekadar seremoni. Isyana menegaskan bahwa museum ini punya peran strategis: bukan hanya monumen peringatan tsunami 2004 , tapi juga ruang belajar generasi muda tentang kesiapsiagaan bencana dan ketangguhan keluarga. “Museum ini jadi pengingat dahsyatnya tsunami 2004, sekaligus tempat belajar bagi generasi yang saat itu belum lahir. Mereka perlu tahu apa yang harus dilakukan saat bencana datang,” ujar Isyana, yang juga mengenang pengalamannya meliput langsung Aceh pascatsunami 20 tahun lalu. Kepala UPTD Museum Tsunami Aceh M Syahputra AZ, menyambut hangat kunjungan ini. Ia menegaskan bahw...

Museum Tsunami Aceh Hadirkan Koleksi UNHCR sebagai Media Pembelajaran Kebencanaan

UPTD Museum Tsunami Aceh akan segera memperkaya koleksinya dengan penambahan barang-barang bersejarah berupa bantuan kemanusiaan yang digunakan pada masa tanggap darurat, rehabilitasi, dan rekonstruksi pasca tsunami 2004. Koleksi ini akan disumbangkan oleh UNHCR Indonesia sebagai wujud dukungan terhadap upaya pelestarian memori kolektif bencana dan pendidikan kebencanaan. Barang-barang yang akan diserahkan antara lain selimut, ember, perlengkapan dapur, dan tikar yang membawa logo UNHCR. Kepala Perwakilan UNHCR untuk Indonesia, Francis Teoh, menegaskan bahwa benda-benda tersebut bukan sekadar artefak, melainkan simbol nyata dari solidaritas global. “Barang-barang ini merupakan saksi bisu dari upaya kemanusiaan dunia yang menyatu dengan gelombang solidaritas untuk Aceh,” ujar Teoh, Sabtu, 27 September 2025. Teoh yang memiliki pengalaman lebih dari 30 tahun di UNHCR dan terlibat langsung dalam tanggap darurat tsunami Aceh, menambahkan bahwa Museum Tsunami Aceh adalah ruang pembelaj...