Langsung ke konten utama

ST12, Band Terdahsyat di Dahsyatnya Awards

Program musik 'Dahsyat' kembali menggelar Dahsyatnya Awards. Pada tahun kedua penyelenggaraannya, grup band ST12 terpilih sebagai Grup Band Terdahsyat.

Band dengan hits 'Cari Pacar Lagi' itu mengalahkan band-band lain yang juga tengah naik daun. Misalnya saja, Wali, D'Masiv, Ungu dan Nidji.

Kalah di kategori Grup Band Terdahsyat, Nidji berjaya di kategori lainnya. Giring cs, sukses membawa pulang piala Band Dengan Aksi Panggung Terdahsyat.
Menurut Giring, penghargaan tersebut memang buah dari kerja keras mereka setiap akan mangung di Dahsyat. "Setiap kita mau main pasti kita check sound. Kadang kru belum dateng kita udah duluan," tuturnya.

Selain Grup Band Terdahsyat dan Band Dengan Aksi Panggung Terdahsyat, ada 9 penghargaan lain yang dibagikan oleh Dahsyat. Penilaian dari acara penghargaan ini adalah juri dan polling SMS dari pemirsa televisi.

Dahsyatnya Awards digelar di JITEC, Mangga Dua Square, Jakarta Pusat, Jumat (26/2/2010) mulai pukul 20.00-01.10 WIB dan tayang di RCTI. Sederet musisi yang tengah naik daun naik panggung. Mereka yang tampil di antaranya, Gruvi, The Virgin, Mulan, Geisha, Anang dan Syahrini, serta Kangen Band.

Berikut daftar pemenang Dahsyatnya Awards 2010:

Pendatang Baru Terdahsyat : Viera
Aksi Panggung Terdahsyat : Nidji
Duo/grup Terdahsyat : The Virgin
Bintang Tamu Paling Rajin Terdahsyat : Gruvi, 23 kali
Penyanyi Solo Terdahsyat : Afgan
Lokasi Terdahsyat : SMU 101
Video Klip Terdahsyat : Jangan Menyerah, D'Masiv
Sutradara Video Klip Terdashyat : Tepan Cobain, 'Bukan Cinta Manusia Biasa' (Dewa 19)
Model Video Klip Terdahsyat : Stanley, 'Bukan Cinta Manusia Biasa' (Dewa 19)
Band Terdahsyat : ST12
Lagu Terdahsyat : 'Hampa Hatiku' (Ungu).

sumber : http://music.detikhot.com/read/2010/02/27/011516/1307476/228/st12-band-terdahsyat-di-dahsyatnya-awards

POPULAR

Kerajaan Jeumpa, Kerajaan Islam Pertama Nusantara

Teori tentang kerajaan Islam pertama di Nusantara sampai saat ini masih banyak diperdebatkan oleh para peneliti, baik cendekiawan Muslim maupun non Muslim. Umumnya perbedaan pendapat tentang teori ini didasarkan pada teori awal mula masuknya Islam ke Nusantara. Mengenai teori Islamisasi di Nusantara, para ahli sejarah terbagi menjadi 3 kelompok besar, yaitu pendukung (i) Teori Gujarat (ii) Teori Parsia dan (iii) Teori Mekah (Arab). Bukan maksud tulisan ini untuk membahas teori-teori tersebut secara mendetil, namun dari penelitian yang penulis lakukan, maka dapat disimpulkan bahwa Teori Mekkah (Arab) lebih mendekati kebenaran dengan fakta-fakta yang dikemukakan. Teori Mekkah (Arab) hakikatnya adalah koreksi terhadap teori Gujarat dan bantahan terhadap teori Persia. Di antara para ahli yang menganut teori ini adalah T.W. Arnold, Crawfurd, Keijzer, Niemann, De Holander, SMN. Al-Attas, A. Hasymi, dan Hamka. i Arnold menyatakan para pedagang Arab menyebarkan Islam ketika mereka mendo...

Generasi Muda Wajib Tahu! Museum Tsunami Aceh Jadi Pusat Belajar Mitigasi

MUSEUM Tsunami Aceh kembali jadi sorotan. Kali ini, Wakil Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga ( Wamen Dukbangga ) atau Wakil Kepala BKKBN , Ratu Ayu Isyana Bagoes Oka , berkunjung langsung untuk melihat bagaimana museum kebanggaan masyarakat Aceh ini terus hidup sebagai pusat edukasi kebencanaan, Kamis, 9 Oktober 2025.  Didampingi Ketua TP PKK Aceh Marlina Usman, kunjungan ini bukan sekadar seremoni. Isyana menegaskan bahwa museum ini punya peran strategis: bukan hanya monumen peringatan tsunami 2004 , tapi juga ruang belajar generasi muda tentang kesiapsiagaan bencana dan ketangguhan keluarga. “Museum ini jadi pengingat dahsyatnya tsunami 2004, sekaligus tempat belajar bagi generasi yang saat itu belum lahir. Mereka perlu tahu apa yang harus dilakukan saat bencana datang,” ujar Isyana, yang juga mengenang pengalamannya meliput langsung Aceh pascatsunami 20 tahun lalu. Kepala UPTD Museum Tsunami Aceh M Syahputra AZ, menyambut hangat kunjungan ini. Ia menegaskan bahw...

Museum Tsunami Aceh Hadirkan Koleksi UNHCR sebagai Media Pembelajaran Kebencanaan

UPTD Museum Tsunami Aceh akan segera memperkaya koleksinya dengan penambahan barang-barang bersejarah berupa bantuan kemanusiaan yang digunakan pada masa tanggap darurat, rehabilitasi, dan rekonstruksi pasca tsunami 2004. Koleksi ini akan disumbangkan oleh UNHCR Indonesia sebagai wujud dukungan terhadap upaya pelestarian memori kolektif bencana dan pendidikan kebencanaan. Barang-barang yang akan diserahkan antara lain selimut, ember, perlengkapan dapur, dan tikar yang membawa logo UNHCR. Kepala Perwakilan UNHCR untuk Indonesia, Francis Teoh, menegaskan bahwa benda-benda tersebut bukan sekadar artefak, melainkan simbol nyata dari solidaritas global. “Barang-barang ini merupakan saksi bisu dari upaya kemanusiaan dunia yang menyatu dengan gelombang solidaritas untuk Aceh,” ujar Teoh, Sabtu, 27 September 2025. Teoh yang memiliki pengalaman lebih dari 30 tahun di UNHCR dan terlibat langsung dalam tanggap darurat tsunami Aceh, menambahkan bahwa Museum Tsunami Aceh adalah ruang pembelaj...