Dalam kehidupan, ada banyak sisi yang kita lihat. Fenomena hijaber dan juga trend berbusana muslimah yang terus meningkat. Bukan lagi barang langka, dibalik trend yang sedang marak akan memunculkan juga titik lain yang bertolak belakang, lewat sebuah istilah atau padanan kata yang disebut 'jilboobs'.
Kata yang diplesetkan dari dua bahasa ini memang terlihat sederhana dan menggoda, kenapa tidak? Bukan tidak sedikit orang penasaran, dari anak-anak kecil yang sudah tahu internet sampai orang tua untuk ingin tahu apa itu 'jilboobs'.
Jilbab yang berasal dari bahasa Indonesia secara KBBI berarti kerudung lebar yg dipakai wanita muslim untuk menutupi kepala dan leher sampai dada. Sementara boobs, berasal dari bahasa Inggris berarti payudara/dada. Secara umum disini telah mengalami penyimpangan makna saat dua kata saling asing tersebut untuk digabungkan, sehingga melahirkan sebuah istilah yang kian hari menjadi semakin populer, baik dikehidpan nyata maupun daring di media sosial.
Bentuk keprihatinan dari penggunaan istilah 'jilboobs' bukan saja mencederai muslimah-muslimah yang berhijab, tapi juga menjadi racun pemandangan bagi kaum Adam (gelengkan kepala, katakan tidak, tundukkan kepala dan katakan jak peh tem).
Disaat perempuan-perempuan yang berusaha untuk menjadi muslimah yang syar'i, terkadang bukan tidak mungkin malah menjadi korban mode untuk terlihat modis dengan fashion yang berkiblat ke Barat.
Tidak perlu dijelaskan panjang lebar disini apa pengertian dan bagaimana anjuran penggunaan jilbab itu, bagi perempuan-perempuan muslim tentu sudah sangat sering membaca dan mengetahui soal perintah menggunakan jilbab ini, cobalah sejenak menyegarkan pandangan ke QS. Al Ahzab: 59 atau pun QS. An Nur: 30-31 dan masih banyak lainnya perintah wajib yang difirmankan oleh Tuhan serta Rasul kepada umatnya.
Foto dari fashionhijabmurah.blogspot.com |
Ketat dan Membungkus Aurat
Pemaknaan istilah 'jilboobs' secara tidak sadar pada hakikatnya disasar untuk mengaitkan perempuan-perempuan pembungkus aurat, ditambah dengan busana ketat (atas dan bawah). Sementara dada (payudara) itu merupakan bagian dari lekuk tubuh lainnya dari perempuan selain pinggul, dan paha. Kalau 'mereka-mereka' itu ingin membuat istilah kepada harus menyerang kepada jilbab?
Kepala yang tertutup oleh kerudung gaul, leher dililit dengan kain yang menjulur padahal bisa menutup bagian dada, ditambah lagi baju yang begitu sempit alias ketat bin sesak, bahkan celana jeans dengan pantat tercetak, sehingga muncul 'jilbab/kerudung cekek' leher atau berpunuk unta, sesakkan dada dan paha. Menyilaukan mata kaum Adam, menarik pandangan lawan jenis, binasalah kita. Gara-gara nila (yang bukan lagi setitik), rusak susu berbelanga-belanga.
Foto ANTARA/Rahmad |
Bicara soal busana muslimah memang tidak gampang, dari sudut pandang lelaki, perancang busana, sampai pemakai sendiri pasti punya klas yang berbeda-beda tipis, intinya sih satu. Busana muslimah yang terdiri dari kerudung dan jilbab yang digunakan oleh perempuan-perempuan muslim harus menutup aurat, bukan membungkusnya.
Kerudung adalah kain yang menutupi rambut, telinga, leher dan menjulur hingga ke dada (minimal 3 lubang kancing baju wanita). Sedangkan jilbab adalah baju longgar yang menjulur dari leher atau kepala hingga mata kaki, yang berfungsi sebagai baju luar untuk menutupi baju yang biasa dipakai di dalam rumah. Busana muslimah berfungsi menutup aurat wanita yaitu seluruh tubuh kecuali muka dan kedua telapak tangan hingga pergelangan tangan. Syaratnya, tidak transparan (warna kulit tubuh terlihat), jika bahannya tipis diberi lapisan; longgar dan tidak menampakkan bentuk lekuk tubuh; tidak menyerupai pakaian laki-laki atau pakaian kaum wanita kafir. (Ummu Hafizh, Stop Trend Jilboobs)
Perempuan dengan segala kecantikannya (sangat) bisa mengalihkan pandangan para lelaki. Islam sangat menghormati dan menjaga kaum Hawa, sehingga mereka dianjurkan untuk menjaga pandangan dan kemaluan mereka dengan cara menutup aurat sesuai dengan pakaian yang syar’i dalam agama.
Aneh Tapi Ada
Pernah dengar Femmen, sebuah kelompok yang terdiri dari perempuan-perempuan yang (katanya) membela hak azasi manusia (HAM), menurut Femmen bugil itu adalah HAM. "Kami bebas, kami bugil, ini hak kami, ini tubuh kami, ini aturan kami, dan tak seorang pun bisa memperalat agama, dan simbol suci lainnya untuk menganiaya perempuan dan menindas mereka,” pernyataan anggota Femen Alexandra Shevchenko.
Soal fashion dari barat, juga ada pakaian Mimesis yang dibuat dan direkayasa untuk mengkamuflase bentuk tubuh orang yang mengenakannya sehingga terkesan telanjang. Dengan cara merekayasa material yang digunakan, misalnya polyester tertentu bisa dibuat tipis kemudian strukturnya dibuat berlapis dua seperti bahan stocking yang bisa digunakan di musim dingin. Akibatnya, musim dingin yang identik dengan jaket tebal dan berlapis-lapis sudah tergantikan dengan baju tipis yang fashionable.
Di sebuah Kitab Protokolat Yahudi, misionaris Yahudi yang bernama Samuel Zwemer pernah mengatakan, “Kita tidak bisa mengeluarkan umat Islam dari agamanya untuk berpindah agama lain, akan tetapi yang akan kita lakukan adalah menjauhkan umat Islam dari ajaran agamanya, sehingga yang ada nantinya adalah generasi-generasi yang jauh dan bodoh terhadap ajaran Islam, umat Islam yang asing dengan Islam itu sendiri, sehingga nantinya mereka justru bangga dengan pola pikir budaya barat dan bertingkah laku seperti orang-orang barat.” (Ummu Hafizh)
Kini, kita telah melihat sekeliling. Istilah 'jilboobs' telah menggurita dalam kehidupan anak-anak remaja hingga orang tua, pertanda berhasil misi kecil untuk mencederai jilbab itu sendiri yang masuk dengan begitu hormat lewat perlakuan kosa-kata di perlbagai media-media massa cetak ataupun daring.
Negara jadi tameng yang paling bertanggung jawab dalam menjaga akhlak dan agama rakyatnya, selebihnya semua pihak baik orang tua dan keluarga di rumah, masyarakat, dan sekolah/kampus ikut bertanggung jawab untuk memperbaiki keadaan yang telah rusak itu agar kembali sesuai dengan syariat dan tatanan kehidupan sehingga tercipta masyarakat Islami yang diberkahi oleh Allah Swt.[]
Komentar