Langsung ke konten utama

Foto-Foto Topless Nur Ajah Kini Telah Raib di Facebook

foto-foto facebook nur ajah
Hanya dalam hitungan jam, foto-foto pemilik akun Facebook dengan nama Nur Ajah diburu mulai dikerumuni oleh peselancar di Facebook, sejak Sabtu (31/5/2014) kemarin malam.

Sontak saja, laporan dari media daring harianaceh.co menjadi sesak dan penuh dengan rasa penasaran dari pengunjung. Tim reportase investigasi pun mulai melakukan pelacakan, maklum saja beberapa konten yang mengandung unsur esek-esek aka foto topless memang banyak bermunculan peminat baru.

foto-foto facebook nur ajah

Pemburuan belum selesai, penasaran bagaimana foto-foto Nur Ajah bisa raib di jejaring Facebook? Ternyata hasil investigasi sama sekali tidak ada urusan dengan pihak terkait alias polisi, melainkan hanya urusan kepedulian dari pengguna Facebook itu sendiri.

Foto Asli, Akun Palsu

Sudah acap kali terjadi, akun-akun penyebar foto bugil di Facebook hampir bisa ditebak adalah akun-akun palsu dengan mengatasnamakan iseng atau bukan nama yang aslinya. Namun, foto-foto yang diunggah tentu asli, maksudnya foto asli diambil dengan perangkat atau gadget yang memiliki fasilitas kamera.

Biodata atau profil si pengguna Facebook dengan nama iseng tersebut juga bisa dipastikan palsu bisa disebut KW 9 atau KW 100, tergantung cara melihatnya seperti nama, alamat, tempat tinggal, pendidikan yang pernah ditempuh dan masih banyak lainnya (juga bisa disebut KW).

Facebook Memang Pintar

Baru-baru ini jejaring sosial besutan dari Mark Zuckerberg memang telah menunjukkan sesuatu yang berbeda, permainan algoritma yang diusung oleh tim pengembangnya yang terus mengalami pembaruan telah memudahkan tim investigasi reportase melacak pertemanan seseorang dan aktivitas apa yang dilakukan selama 24 jam. Sadar atau tidak, kembali kepada Anda sebagai pengguna!

Lalu kemana foto-foto bugil Nur Ajah di Facebook? Jawabannya sederhana, telah diambil alih oleh polisi siber Aceh dan tim administrator Facebook, bukan diambil alih oleh Polisi ataupun Satpol PP/WH.

Bagaimana cara kerjanya sampai-sampai foto tersebut hilang? Sebenarnya ulasan ini sudah banyak dibahas di Hack Blogspot, karena keterbatasan waktu hanya diulas singkat saja.

Foto apapun yang telah diunggah ke Facebook atau jejaring sosial manapun secara kasat mata tidak pernah hilang, tetapi tersimpan rapi di setiap server pemiliknya hingga tanpa batas waktu tertentu (sesuai kebijakan masing-masing penyedia layanan).

Jika ada foto-foto yang hilang di album atau kronologi, itu hanyalah ulah dari pelaporan polisi siber dan kerjasama dengan pihak administator Facebook yang kini tersebar disejumlah negara dan termasuk di Indonesia pastinya.

"Kami telah meninjau foto yang Anda laporkan karena berisi ketelanjangan atau pornografi. Karena melanggar Standar Komunitas Facebook, kami menghapusnya. Terima kasih atas laporan Anda Kami memberi tahu (nama pengguna) bahwa fotonya telah dihapus, namun tidak mengungkapkan pelapornya. Facebook tidak pernah mengungkapkan pengirim laporan," begitulah pesan jika tim Facebook sudah melakukan penghapusan foto.

Jadi, foto-foto topless Nur Ajah untuk saat ini sudah hilang ya. Laporan tim investigasi reportase menyebutkan foto tersebut sebenarnya sudah lama beredar di internet, tapi lagi-lagi jangan coba-coba mencarinya ya.[]

POPULAR

Kerajaan Jeumpa, Kerajaan Islam Pertama Nusantara

Teori tentang kerajaan Islam pertama di Nusantara sampai saat ini masih banyak diperdebatkan oleh para peneliti, baik cendekiawan Muslim maupun non Muslim. Umumnya perbedaan pendapat tentang teori ini didasarkan pada teori awal mula masuknya Islam ke Nusantara. Mengenai teori Islamisasi di Nusantara, para ahli sejarah terbagi menjadi 3 kelompok besar, yaitu pendukung (i) Teori Gujarat (ii) Teori Parsia dan (iii) Teori Mekah (Arab). Bukan maksud tulisan ini untuk membahas teori-teori tersebut secara mendetil, namun dari penelitian yang penulis lakukan, maka dapat disimpulkan bahwa Teori Mekkah (Arab) lebih mendekati kebenaran dengan fakta-fakta yang dikemukakan. Teori Mekkah (Arab) hakikatnya adalah koreksi terhadap teori Gujarat dan bantahan terhadap teori Persia. Di antara para ahli yang menganut teori ini adalah T.W. Arnold, Crawfurd, Keijzer, Niemann, De Holander, SMN. Al-Attas, A. Hasymi, dan Hamka. i Arnold menyatakan para pedagang Arab menyebarkan Islam ketika mereka mendo...

Generasi Muda Wajib Tahu! Museum Tsunami Aceh Jadi Pusat Belajar Mitigasi

MUSEUM Tsunami Aceh kembali jadi sorotan. Kali ini, Wakil Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga ( Wamen Dukbangga ) atau Wakil Kepala BKKBN , Ratu Ayu Isyana Bagoes Oka , berkunjung langsung untuk melihat bagaimana museum kebanggaan masyarakat Aceh ini terus hidup sebagai pusat edukasi kebencanaan, Kamis, 9 Oktober 2025.  Didampingi Ketua TP PKK Aceh Marlina Usman, kunjungan ini bukan sekadar seremoni. Isyana menegaskan bahwa museum ini punya peran strategis: bukan hanya monumen peringatan tsunami 2004 , tapi juga ruang belajar generasi muda tentang kesiapsiagaan bencana dan ketangguhan keluarga. “Museum ini jadi pengingat dahsyatnya tsunami 2004, sekaligus tempat belajar bagi generasi yang saat itu belum lahir. Mereka perlu tahu apa yang harus dilakukan saat bencana datang,” ujar Isyana, yang juga mengenang pengalamannya meliput langsung Aceh pascatsunami 20 tahun lalu. Kepala UPTD Museum Tsunami Aceh M Syahputra AZ, menyambut hangat kunjungan ini. Ia menegaskan bahw...

Museum Tsunami Aceh Hadirkan Koleksi UNHCR sebagai Media Pembelajaran Kebencanaan

UPTD Museum Tsunami Aceh akan segera memperkaya koleksinya dengan penambahan barang-barang bersejarah berupa bantuan kemanusiaan yang digunakan pada masa tanggap darurat, rehabilitasi, dan rekonstruksi pasca tsunami 2004. Koleksi ini akan disumbangkan oleh UNHCR Indonesia sebagai wujud dukungan terhadap upaya pelestarian memori kolektif bencana dan pendidikan kebencanaan. Barang-barang yang akan diserahkan antara lain selimut, ember, perlengkapan dapur, dan tikar yang membawa logo UNHCR. Kepala Perwakilan UNHCR untuk Indonesia, Francis Teoh, menegaskan bahwa benda-benda tersebut bukan sekadar artefak, melainkan simbol nyata dari solidaritas global. “Barang-barang ini merupakan saksi bisu dari upaya kemanusiaan dunia yang menyatu dengan gelombang solidaritas untuk Aceh,” ujar Teoh, Sabtu, 27 September 2025. Teoh yang memiliki pengalaman lebih dari 30 tahun di UNHCR dan terlibat langsung dalam tanggap darurat tsunami Aceh, menambahkan bahwa Museum Tsunami Aceh adalah ruang pembelaj...