Berita bohong yang tidak bersumber atau pun dikenal dengan nama hoax, kerap kali kita temui disejumlah media daring (online) belakangan ini.
Kata hoax sebenarnya muncul pertama kali di kalangan netizen Amerika, kata hoax didasarkan pada sebuah judul film dram yang berjudul "The Hoax" tahun 2006 yang disutradarai oleh Lasse Hallström.
Hoax adalah suatu kata yang digunakan untuk menunjukan pemberitaan palsu atau usaha untuk menipu atau mengakali pembaca/pendengarnya untuk mempercayai sesuatu yang biasanya digunakan dalam forum-forum di internet atau dipelbagai sosial media.
Dari sekian banyak sosial media, walaupun bukan sebuah riset ilmiah, namun Facebook termasuk salah satu penyumbang berita hoax yang paling banyak kita jumpai saat ini selain dari perangkat atau acang (gadget) lewat broadcast alias BBM.
Bagaimana sebuah berita hoax itu tersebar atau disebar? Berikut ini adalah cuplikan proses pembuatannya yang dikutip dari Facbeook Dalilah Lilo Adzfar.
Setelah membaca tulisan di atas, setidaknya Anda mulai pahamkan bagaimana proses penyebarannya dan setidaknya beberapa poin ringkas dari Dalilah sudah bisa membuat Anda waspada terhadap berbagai berita.
Cerita yang disebutkan tadi di atas hanya sebagian dari modus dan perangkap saja, masih banyak teknik lain yang mungkin bisa dibahas di lain waktu.
Lalu, bagaimana jika Anda sekarang berada pada posisi orang yang membaca berita hoax tersebut dan apa yang harus dilakukan. Intinya cuma satu kalimat, "kroscek dan berhentilah berbagi, saat itu juga!".
Jika langkah yang telah disebutkan tadi belum Anda lakukan, jangan sesekali teriming-iming untuk membagikannya lagi (ini hal yang paling sensitif) dengan alasan ingin kroscek, yakni mencari informasi tentang berita sebenarnya, lalu larut dan akhirnya memilih untuk sesegera menyebarkan ke lingkaran yang lebih luas.
Untuk menutupi kenyataan bahwa Anda (mereka) sebenarnya belum meneliti kebenaran berita tersebut, banyak yang membubuhi kalimat pelengkap di Facebook dengan nada bertanya seperti "Oh ya, benar gak sih berita ini?" atau "Benar nggak, nih? Kalau benar bisa bla bla dong" dan masih banyak cara lainnya.
Demikian penjelasan singkat mengenai proses penyebaran berita hoax di Facebook, untuk beberapa medium lainnya juga tidak terlalu beda, yang paling penting adalah Anda sendiri yang mampu mengontrol tidaknya informasi di tangan dengan semudah menekan tombol bagi atau share. Bijaklah bermain di sosial media, ponsel pintar (smartphone) atau gawai (gadget).[]
Kata hoax sebenarnya muncul pertama kali di kalangan netizen Amerika, kata hoax didasarkan pada sebuah judul film dram yang berjudul "The Hoax" tahun 2006 yang disutradarai oleh Lasse Hallström.
Hoax adalah suatu kata yang digunakan untuk menunjukan pemberitaan palsu atau usaha untuk menipu atau mengakali pembaca/pendengarnya untuk mempercayai sesuatu yang biasanya digunakan dalam forum-forum di internet atau dipelbagai sosial media.
Dari sekian banyak sosial media, walaupun bukan sebuah riset ilmiah, namun Facebook termasuk salah satu penyumbang berita hoax yang paling banyak kita jumpai saat ini selain dari perangkat atau acang (gadget) lewat broadcast alias BBM.
Bagaimana sebuah berita hoax itu tersebar atau disebar? Berikut ini adalah cuplikan proses pembuatannya yang dikutip dari Facbeook Dalilah Lilo Adzfar.
Setelah membaca tulisan di atas, setidaknya Anda mulai pahamkan bagaimana proses penyebarannya dan setidaknya beberapa poin ringkas dari Dalilah sudah bisa membuat Anda waspada terhadap berbagai berita.
Cerita yang disebutkan tadi di atas hanya sebagian dari modus dan perangkap saja, masih banyak teknik lain yang mungkin bisa dibahas di lain waktu.
Lalu, bagaimana jika Anda sekarang berada pada posisi orang yang membaca berita hoax tersebut dan apa yang harus dilakukan. Intinya cuma satu kalimat, "kroscek dan berhentilah berbagi, saat itu juga!".
Jika langkah yang telah disebutkan tadi belum Anda lakukan, jangan sesekali teriming-iming untuk membagikannya lagi (ini hal yang paling sensitif) dengan alasan ingin kroscek, yakni mencari informasi tentang berita sebenarnya, lalu larut dan akhirnya memilih untuk sesegera menyebarkan ke lingkaran yang lebih luas.
Untuk menutupi kenyataan bahwa Anda (mereka) sebenarnya belum meneliti kebenaran berita tersebut, banyak yang membubuhi kalimat pelengkap di Facebook dengan nada bertanya seperti "Oh ya, benar gak sih berita ini?" atau "Benar nggak, nih? Kalau benar bisa bla bla dong" dan masih banyak cara lainnya.
Demikian penjelasan singkat mengenai proses penyebaran berita hoax di Facebook, untuk beberapa medium lainnya juga tidak terlalu beda, yang paling penting adalah Anda sendiri yang mampu mengontrol tidaknya informasi di tangan dengan semudah menekan tombol bagi atau share. Bijaklah bermain di sosial media, ponsel pintar (smartphone) atau gawai (gadget).[]
Komentar