Langsung ke konten utama

Foto Sultan Brunei Darussalam Mengatur Lalu Lintas Jalan Raya


Foto yang kurang jelas ini memang identik dengan wajah dari Duli Yang Maha Mulia (DYMM) Hassanal Bolkiah atau bernama lengkap Sultan Haji Hassanal Bolkiah Mu'izzaddin Waddaulah ibni Al-Marhum Sultan Haji Omar Ali Saifuddien Sa'adul Khairi Waddien, saat turun ke jalan raya mengatur lalu lintas yang macet akibat terjadi kecelakaan yang mengakibatkan pengawalnya cedera dan patah tulang.

Kejadian ini terjadi Minggu, 2 Desember lalu saat orang nomor satu di Brunei Darussalam beserta rombongan melintasi jalan Raya Muara Tutong sekira pukul 17.40 waktu setempat dan kedua pengawal yang mengiringinya tersebut mengalami kecelakaan karena tanpa disangka-sangka ada mobil sedan yang dikemudikan oleh seorang wanita melaju kencang yang tidak sempat menghentikan mobilnya sehingga membuat pengawal kerajaan ini mengalami patah tulang bahu dan tangan kiri, sedangkan satunya mengalami luka gores saja.

Melihat kejadian tersebut, Sultan Hassanal Bolkiah tidak tinggal dim dan duduk manis di dalam mobil, melainkan langsung turun tangan yang tertangkap foto dengan baju lengan pendek mengatur lalu lintas agar tidak terjadi kemacetan yang panjang akibat kecelakaan tersebut.

Petugas yang menderita luka ringan pun dengan sigap memberikan pertolongan kepada pengawal kerajaan yang mengalami kecelakaan. Karena memang sultan Brunei tersebut hanya dikawal oleh 2 orang saja.

Tidak hanya itu, di jejaring sosial foto ini tersebar sangat cepat sampai-sampai ada judul "[VIRAL] What Is The Sultan Of Brunei Doing In The Middle Of The Road?".
Semoga saja foto atau gambar di atas bukan hoax, melihat beberapa media lokal di Brunei pun membuat foto-foto pengawal sultan yang mengalami patah tulang tersebut.

" Amat kagum dan hormat atas sikap yang di pamirkan oleh KDYMM Tuanku Sultan Brunei," sebut pemilik blog panggungopera.blogspot.com. Warga negaranya pun respect terhadap pemimpin, medianya pun juga memblur wajah korban. Jempol sekali!

Komentar

POPULAR

Kerajaan Jeumpa, Kerajaan Islam Pertama Nusantara

Teori tentang kerajaan Islam pertama di Nusantara sampai saat ini masih banyak diperdebatkan oleh para peneliti, baik cendekiawan Muslim maupun non Muslim. Umumnya perbedaan pendapat tentang teori ini didasarkan pada teori awal mula masuknya Islam ke Nusantara. Mengenai teori Islamisasi di Nusantara, para ahli sejarah terbagi menjadi 3 kelompok besar, yaitu pendukung (i) Teori Gujarat (ii) Teori Parsia dan (iii) Teori Mekah (Arab). Bukan maksud tulisan ini untuk membahas teori-teori tersebut secara mendetil, namun dari penelitian yang penulis lakukan, maka dapat disimpulkan bahwa Teori Mekkah (Arab) lebih mendekati kebenaran dengan fakta-fakta yang dikemukakan. Teori Mekkah (Arab) hakikatnya adalah koreksi terhadap teori Gujarat dan bantahan terhadap teori Persia. Di antara para ahli yang menganut teori ini adalah T.W. Arnold, Crawfurd, Keijzer, Niemann, De Holander, SMN. Al-Attas, A. Hasymi, dan Hamka. i Arnold menyatakan para pedagang Arab menyebarkan Islam ketika mereka mendo...

Generasi Muda Wajib Tahu! Museum Tsunami Aceh Jadi Pusat Belajar Mitigasi

MUSEUM Tsunami Aceh kembali jadi sorotan. Kali ini, Wakil Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga ( Wamen Dukbangga ) atau Wakil Kepala BKKBN , Ratu Ayu Isyana Bagoes Oka , berkunjung langsung untuk melihat bagaimana museum kebanggaan masyarakat Aceh ini terus hidup sebagai pusat edukasi kebencanaan, Kamis, 9 Oktober 2025.  Didampingi Ketua TP PKK Aceh Marlina Usman, kunjungan ini bukan sekadar seremoni. Isyana menegaskan bahwa museum ini punya peran strategis: bukan hanya monumen peringatan tsunami 2004 , tapi juga ruang belajar generasi muda tentang kesiapsiagaan bencana dan ketangguhan keluarga. “Museum ini jadi pengingat dahsyatnya tsunami 2004, sekaligus tempat belajar bagi generasi yang saat itu belum lahir. Mereka perlu tahu apa yang harus dilakukan saat bencana datang,” ujar Isyana, yang juga mengenang pengalamannya meliput langsung Aceh pascatsunami 20 tahun lalu. Kepala UPTD Museum Tsunami Aceh M Syahputra AZ, menyambut hangat kunjungan ini. Ia menegaskan bahw...

Museum Tsunami Aceh Hadirkan Koleksi UNHCR sebagai Media Pembelajaran Kebencanaan

UPTD Museum Tsunami Aceh akan segera memperkaya koleksinya dengan penambahan barang-barang bersejarah berupa bantuan kemanusiaan yang digunakan pada masa tanggap darurat, rehabilitasi, dan rekonstruksi pasca tsunami 2004. Koleksi ini akan disumbangkan oleh UNHCR Indonesia sebagai wujud dukungan terhadap upaya pelestarian memori kolektif bencana dan pendidikan kebencanaan. Barang-barang yang akan diserahkan antara lain selimut, ember, perlengkapan dapur, dan tikar yang membawa logo UNHCR. Kepala Perwakilan UNHCR untuk Indonesia, Francis Teoh, menegaskan bahwa benda-benda tersebut bukan sekadar artefak, melainkan simbol nyata dari solidaritas global. “Barang-barang ini merupakan saksi bisu dari upaya kemanusiaan dunia yang menyatu dengan gelombang solidaritas untuk Aceh,” ujar Teoh, Sabtu, 27 September 2025. Teoh yang memiliki pengalaman lebih dari 30 tahun di UNHCR dan terlibat langsung dalam tanggap darurat tsunami Aceh, menambahkan bahwa Museum Tsunami Aceh adalah ruang pembelaj...