Langsung ke konten utama

Review: Etika Mengumbar Link Kampus di Komentar Blog

Berkutat di dunia daring bersama blog memang ada saja yang ditemui, salah satunya membaca berbagai komentar yang masuk.

Aktifitas silaturrahmi yang sering disebut blogwalking pun sering terjadi, karena saling mengunjungi dan meninggalkan jejak lewat komentar sepertinya sudah jadi bagian yang tidak terpisahkan dari rutinitas ngeblog.


Namun, apa rasanya jika disaat satu dan dua komentar yang masuk melulu orang itu saja. Hal ini terungkap dari IP dan ISP --IP: 222.124.194.xxx , 12.subnet222-124-xxx.static.astinet.telkom.net.id-- yang sama ke blog wordpress dengan hanya berganti nama.


Dan link yang tersemat pada user tersebut adalah link salah satu kampus di pulau Sumatera. Apakah ini trik untuk meningkatkan urutan situs kampus di Indonesia.

Dari hasil rilis webometrics (rangking web of world universities) Februari 2012 yang lalu, kampus tersebut berada dalam 10 besar di Indonesia.

249 (1) Universitas Gadjah Mada
277 (2) Institute of Technology Bandung
365 (3) University of Indonesia
898 (4) Institut Teknologi Sepuluh Nopember
1024 (5) Bogor Agricultural University
1031 (6) Indonesia University of Education
1186 (7) Universitas Sebelas Maret
1237 (8) Gunadarma University
1310 (9) Diponegoro University
1323 (10) Universitas Sriwijaya

Ada-ada saja caranya, apakah ini melanggar etika ICT untuk promosi kampus? bisa jadi tidak karena alasan link yang dicantumkan tidak mengandung referal lain atau bisa jadi prinsip marketing promosinya sesuai SOP. wallahu'alam lah :D

Komentar

POPULAR

Kerajaan Jeumpa, Kerajaan Islam Pertama Nusantara

Teori tentang kerajaan Islam pertama di Nusantara sampai saat ini masih banyak diperdebatkan oleh para peneliti, baik cendekiawan Muslim maupun non Muslim. Umumnya perbedaan pendapat tentang teori ini didasarkan pada teori awal mula masuknya Islam ke Nusantara. Mengenai teori Islamisasi di Nusantara, para ahli sejarah terbagi menjadi 3 kelompok besar, yaitu pendukung (i) Teori Gujarat (ii) Teori Parsia dan (iii) Teori Mekah (Arab). Bukan maksud tulisan ini untuk membahas teori-teori tersebut secara mendetil, namun dari penelitian yang penulis lakukan, maka dapat disimpulkan bahwa Teori Mekkah (Arab) lebih mendekati kebenaran dengan fakta-fakta yang dikemukakan. Teori Mekkah (Arab) hakikatnya adalah koreksi terhadap teori Gujarat dan bantahan terhadap teori Persia. Di antara para ahli yang menganut teori ini adalah T.W. Arnold, Crawfurd, Keijzer, Niemann, De Holander, SMN. Al-Attas, A. Hasymi, dan Hamka. i Arnold menyatakan para pedagang Arab menyebarkan Islam ketika mereka mendo...

Generasi Muda Wajib Tahu! Museum Tsunami Aceh Jadi Pusat Belajar Mitigasi

MUSEUM Tsunami Aceh kembali jadi sorotan. Kali ini, Wakil Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga ( Wamen Dukbangga ) atau Wakil Kepala BKKBN , Ratu Ayu Isyana Bagoes Oka , berkunjung langsung untuk melihat bagaimana museum kebanggaan masyarakat Aceh ini terus hidup sebagai pusat edukasi kebencanaan, Kamis, 9 Oktober 2025.  Didampingi Ketua TP PKK Aceh Marlina Usman, kunjungan ini bukan sekadar seremoni. Isyana menegaskan bahwa museum ini punya peran strategis: bukan hanya monumen peringatan tsunami 2004 , tapi juga ruang belajar generasi muda tentang kesiapsiagaan bencana dan ketangguhan keluarga. “Museum ini jadi pengingat dahsyatnya tsunami 2004, sekaligus tempat belajar bagi generasi yang saat itu belum lahir. Mereka perlu tahu apa yang harus dilakukan saat bencana datang,” ujar Isyana, yang juga mengenang pengalamannya meliput langsung Aceh pascatsunami 20 tahun lalu. Kepala UPTD Museum Tsunami Aceh M Syahputra AZ, menyambut hangat kunjungan ini. Ia menegaskan bahw...

Museum Tsunami Aceh Hadirkan Koleksi UNHCR sebagai Media Pembelajaran Kebencanaan

UPTD Museum Tsunami Aceh akan segera memperkaya koleksinya dengan penambahan barang-barang bersejarah berupa bantuan kemanusiaan yang digunakan pada masa tanggap darurat, rehabilitasi, dan rekonstruksi pasca tsunami 2004. Koleksi ini akan disumbangkan oleh UNHCR Indonesia sebagai wujud dukungan terhadap upaya pelestarian memori kolektif bencana dan pendidikan kebencanaan. Barang-barang yang akan diserahkan antara lain selimut, ember, perlengkapan dapur, dan tikar yang membawa logo UNHCR. Kepala Perwakilan UNHCR untuk Indonesia, Francis Teoh, menegaskan bahwa benda-benda tersebut bukan sekadar artefak, melainkan simbol nyata dari solidaritas global. “Barang-barang ini merupakan saksi bisu dari upaya kemanusiaan dunia yang menyatu dengan gelombang solidaritas untuk Aceh,” ujar Teoh, Sabtu, 27 September 2025. Teoh yang memiliki pengalaman lebih dari 30 tahun di UNHCR dan terlibat langsung dalam tanggap darurat tsunami Aceh, menambahkan bahwa Museum Tsunami Aceh adalah ruang pembelaj...