Langsung ke konten utama

Menyulap Ladang Ganja Aceh dan Mandailing Natal bak Doi Tung

Chang Rai Doi Tung merupakan kawasan percontohan United Nation Office on Drugs and Crime (UNODC) karena sukses memutus mata rantai peredaran Papaver Somniferum atau opium dunia. Diharapkan, dari kawasan percontohan tersebut dapat diadopsi di dua wilayah yang selama ini menjadi ladang ganja di Indonesia, Aceh dan Mandailing Natal (Madina).

“Proyek ini proyek panjang, tidak semudah membalik telapak tangan, asal ada kemauan keras dan keyakinan pasti bisa terlaksana,” ujar Direktur Pengejaran dan Penindakan BNN, Brigjen Benny Joshua Mamoto.

Pernyataan tersebut disampaikan Benny saat memberikan pengarahan di hadapan pimpinan daerah di Chang Rai, Thailand, Kamis (16/2/2012), usai melakukan studi lapangan mengenai Development Project yang ada di Doi Tung. Hadir dalam studi lapangan tersebut, Konsultan Ahli BNN Komjen Pol (Pur) AMB Ahwil Lutan, Direktur Narkoba Polda Aceh Kombes Dedy Setyo Yudho, Kapolres Madina AKBP Ahmad Fauzi, Wabup Madina Dahlan Hasan Nasution, Kepala BNN Kabupaten Madina AKBP Addy Mashuri Nasution, serta rombongan pemuka adat dan kepala desa dari dua wilayah tersebut.

Development Project yang dimaksud adalah, mengubah kawasan penghasil opium menjadi kawasan produktif yang didasari kearifan lokal masyarakat sekitar dan memiliki nilai tambah ekonomi bagi penduduknya.

Menurut Benny, hal pertama yang harus dilakukan adalah memberikan kesadaran kepada setiap masyarakat akan bahaya narkotika dan memberikan kepercayaan masih banyak peluang lain yang bisa menjadi mata pencaharian penduduk sekitar ketimbang menanam ganja dan mengedarkannya.

Sementara Ahwil Lutan mengatakan, development project yang nantinya akan diadopsi di Aceh dan Madina sedianya dapat menjadi proyek jangka panjang selain juga memasukannya pada blueprint Bapennas.

“Kita harus yakinkan kalau ini adalah tugas bersama dan juga masyarakat, kita berharap dapat masuk pada blueprint Bapennas,” jelas Ahwil.

Development Project untuk dua wilayah yang berada di pulau Sumatera tersebut, Ahwil melanjutkan, bukan sekadar tugas dari satu instansi semata. Guna mewujudkan Doi Tung versi Indonesia, seluruh instansi dan kementerian terkait harus ikut andil.

Catatan detikcom, Desember 2011 BNN dan Polda Aceh mengungkap ladang ganja di beberapa titik di Aceh Besar dengan total 157 hektare. Sebelumnya, Oktober 2011 BNN dan Polres Madina mengungkap 7 hektare ladang ganja siap panen di pegunungan Huta Tua, Madina. Dan terakhir awal Januari 2012 ditemukan kembali 5 hektare ladang ganja siap panen.

“Ini harus kita anggap serius,” kata Dahlan yang turut dalam rombongan di Chiang Rai.

Kendala yang dia gadang-gadang akan dihadapi adalah masyarakat yang terbiasa menikmati hasil panen ganja yang enggan beralih profesi ke pekerjaan baru yang akan disediakan pemerintah.

“Kita akan pelan-pelan meyakinkan mereka,” ujar Dahlan.

sumber http://apakabarsidimpuan.com

POPULAR

Kerajaan Jeumpa, Kerajaan Islam Pertama Nusantara

Teori tentang kerajaan Islam pertama di Nusantara sampai saat ini masih banyak diperdebatkan oleh para peneliti, baik cendekiawan Muslim maupun non Muslim. Umumnya perbedaan pendapat tentang teori ini didasarkan pada teori awal mula masuknya Islam ke Nusantara. Mengenai teori Islamisasi di Nusantara, para ahli sejarah terbagi menjadi 3 kelompok besar, yaitu pendukung (i) Teori Gujarat (ii) Teori Parsia dan (iii) Teori Mekah (Arab). Bukan maksud tulisan ini untuk membahas teori-teori tersebut secara mendetil, namun dari penelitian yang penulis lakukan, maka dapat disimpulkan bahwa Teori Mekkah (Arab) lebih mendekati kebenaran dengan fakta-fakta yang dikemukakan. Teori Mekkah (Arab) hakikatnya adalah koreksi terhadap teori Gujarat dan bantahan terhadap teori Persia. Di antara para ahli yang menganut teori ini adalah T.W. Arnold, Crawfurd, Keijzer, Niemann, De Holander, SMN. Al-Attas, A. Hasymi, dan Hamka. i Arnold menyatakan para pedagang Arab menyebarkan Islam ketika mereka mendo...

Generasi Muda Wajib Tahu! Museum Tsunami Aceh Jadi Pusat Belajar Mitigasi

MUSEUM Tsunami Aceh kembali jadi sorotan. Kali ini, Wakil Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga ( Wamen Dukbangga ) atau Wakil Kepala BKKBN , Ratu Ayu Isyana Bagoes Oka , berkunjung langsung untuk melihat bagaimana museum kebanggaan masyarakat Aceh ini terus hidup sebagai pusat edukasi kebencanaan, Kamis, 9 Oktober 2025.  Didampingi Ketua TP PKK Aceh Marlina Usman, kunjungan ini bukan sekadar seremoni. Isyana menegaskan bahwa museum ini punya peran strategis: bukan hanya monumen peringatan tsunami 2004 , tapi juga ruang belajar generasi muda tentang kesiapsiagaan bencana dan ketangguhan keluarga. “Museum ini jadi pengingat dahsyatnya tsunami 2004, sekaligus tempat belajar bagi generasi yang saat itu belum lahir. Mereka perlu tahu apa yang harus dilakukan saat bencana datang,” ujar Isyana, yang juga mengenang pengalamannya meliput langsung Aceh pascatsunami 20 tahun lalu. Kepala UPTD Museum Tsunami Aceh M Syahputra AZ, menyambut hangat kunjungan ini. Ia menegaskan bahw...

Museum Tsunami Aceh Hadirkan Koleksi UNHCR sebagai Media Pembelajaran Kebencanaan

UPTD Museum Tsunami Aceh akan segera memperkaya koleksinya dengan penambahan barang-barang bersejarah berupa bantuan kemanusiaan yang digunakan pada masa tanggap darurat, rehabilitasi, dan rekonstruksi pasca tsunami 2004. Koleksi ini akan disumbangkan oleh UNHCR Indonesia sebagai wujud dukungan terhadap upaya pelestarian memori kolektif bencana dan pendidikan kebencanaan. Barang-barang yang akan diserahkan antara lain selimut, ember, perlengkapan dapur, dan tikar yang membawa logo UNHCR. Kepala Perwakilan UNHCR untuk Indonesia, Francis Teoh, menegaskan bahwa benda-benda tersebut bukan sekadar artefak, melainkan simbol nyata dari solidaritas global. “Barang-barang ini merupakan saksi bisu dari upaya kemanusiaan dunia yang menyatu dengan gelombang solidaritas untuk Aceh,” ujar Teoh, Sabtu, 27 September 2025. Teoh yang memiliki pengalaman lebih dari 30 tahun di UNHCR dan terlibat langsung dalam tanggap darurat tsunami Aceh, menambahkan bahwa Museum Tsunami Aceh adalah ruang pembelaj...