Langsung ke konten utama

Nilai Merek Apple Geser Google

Image representing Apple as depicted in CrunchBaseImage via CrunchBase
Apple kini menjadi merek yang paling berharga di dunia alias most valuable brand. Nilainya bahkan menggeser raksasa situs mesin pencari Google.
Berdasarkan riset WPP Plc. unit Millward Brown, nilai merek Apple meroket 84 persen tahun lalu menjadi 153,3 miliar dollar AS. Sedangkan, nilai merek Google tergelincir 2 persen menjadi 111,5 miliar dollar AS.
Sementara, untuk posisi ketiga ada IBM (International Business Machines) yang naik 17 persen. IBM melangkahi posisi ketiga sebelumnya yakni McDonald's.
"Jadi sudah jelas bahwa setiap pekerja Apple dari Steve Jobs dan Tim Cook mendatangi magang musim panas untuk melindungi dan memelihara merek mereka sebagai prioritas utama," kata Direktur Utama WPP Millward Brown, Eileen Campbell dalam laporannya, Senin (9/5/2011).
Apple merupakan merek yang dipunyai Apple Inc. Perusahaan ini memproduksi iPhone, iPad, iPod dan iMac. Campbell mengatakan, Apple telah meningkatkan hampir dua kali lipat pendapatan dan keuntungannya pada kuartal terakhir. Menurutnya, sejak mengakuisisi Redmond, perusahaan teknologi milik Microsoft Corp pada Mei 2010 lalu, pangsa pasar Apple melonjak pesat.
Lonjakan nilai merek yang paling mengejutkan adalah Facebook. Nilai merek situs jejaring sosial ini melonjak 246 persen. Posisinya kini berada di urutan 35 dengan nilai 19,1 miliar dollar AS. Sementara pesaingnya, mesin pencari asal China, Baidu berada di urutan 29 dengan nilai 22,6 miliar dollar AS. Nilai Baidu melonjak 141 persen atau kedua tercepat setelah Facebook.
Enhanced by Zemanta

POPULAR

Kerajaan Jeumpa, Kerajaan Islam Pertama Nusantara

Teori tentang kerajaan Islam pertama di Nusantara sampai saat ini masih banyak diperdebatkan oleh para peneliti, baik cendekiawan Muslim maupun non Muslim. Umumnya perbedaan pendapat tentang teori ini didasarkan pada teori awal mula masuknya Islam ke Nusantara. Mengenai teori Islamisasi di Nusantara, para ahli sejarah terbagi menjadi 3 kelompok besar, yaitu pendukung (i) Teori Gujarat (ii) Teori Parsia dan (iii) Teori Mekah (Arab). Bukan maksud tulisan ini untuk membahas teori-teori tersebut secara mendetil, namun dari penelitian yang penulis lakukan, maka dapat disimpulkan bahwa Teori Mekkah (Arab) lebih mendekati kebenaran dengan fakta-fakta yang dikemukakan. Teori Mekkah (Arab) hakikatnya adalah koreksi terhadap teori Gujarat dan bantahan terhadap teori Persia. Di antara para ahli yang menganut teori ini adalah T.W. Arnold, Crawfurd, Keijzer, Niemann, De Holander, SMN. Al-Attas, A. Hasymi, dan Hamka. i Arnold menyatakan para pedagang Arab menyebarkan Islam ketika mereka mendo...

Generasi Muda Wajib Tahu! Museum Tsunami Aceh Jadi Pusat Belajar Mitigasi

MUSEUM Tsunami Aceh kembali jadi sorotan. Kali ini, Wakil Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga ( Wamen Dukbangga ) atau Wakil Kepala BKKBN , Ratu Ayu Isyana Bagoes Oka , berkunjung langsung untuk melihat bagaimana museum kebanggaan masyarakat Aceh ini terus hidup sebagai pusat edukasi kebencanaan, Kamis, 9 Oktober 2025.  Didampingi Ketua TP PKK Aceh Marlina Usman, kunjungan ini bukan sekadar seremoni. Isyana menegaskan bahwa museum ini punya peran strategis: bukan hanya monumen peringatan tsunami 2004 , tapi juga ruang belajar generasi muda tentang kesiapsiagaan bencana dan ketangguhan keluarga. “Museum ini jadi pengingat dahsyatnya tsunami 2004, sekaligus tempat belajar bagi generasi yang saat itu belum lahir. Mereka perlu tahu apa yang harus dilakukan saat bencana datang,” ujar Isyana, yang juga mengenang pengalamannya meliput langsung Aceh pascatsunami 20 tahun lalu. Kepala UPTD Museum Tsunami Aceh M Syahputra AZ, menyambut hangat kunjungan ini. Ia menegaskan bahw...

Museum Tsunami Aceh Hadirkan Koleksi UNHCR sebagai Media Pembelajaran Kebencanaan

UPTD Museum Tsunami Aceh akan segera memperkaya koleksinya dengan penambahan barang-barang bersejarah berupa bantuan kemanusiaan yang digunakan pada masa tanggap darurat, rehabilitasi, dan rekonstruksi pasca tsunami 2004. Koleksi ini akan disumbangkan oleh UNHCR Indonesia sebagai wujud dukungan terhadap upaya pelestarian memori kolektif bencana dan pendidikan kebencanaan. Barang-barang yang akan diserahkan antara lain selimut, ember, perlengkapan dapur, dan tikar yang membawa logo UNHCR. Kepala Perwakilan UNHCR untuk Indonesia, Francis Teoh, menegaskan bahwa benda-benda tersebut bukan sekadar artefak, melainkan simbol nyata dari solidaritas global. “Barang-barang ini merupakan saksi bisu dari upaya kemanusiaan dunia yang menyatu dengan gelombang solidaritas untuk Aceh,” ujar Teoh, Sabtu, 27 September 2025. Teoh yang memiliki pengalaman lebih dari 30 tahun di UNHCR dan terlibat langsung dalam tanggap darurat tsunami Aceh, menambahkan bahwa Museum Tsunami Aceh adalah ruang pembelaj...