Langsung ke konten utama

Akan Jual Foto Pengguna, Twitpic Tuai Kritik

Image representing Twitpic as depicted in Crun...Image via CrunchBase
Pengguna Twitter dikejutkan dengan langkah Twitpic. Layanan photo sharing ini mengubah term and condition of use, di mana mereka mengklaim mempunyai hak untuk menjual foto user tanpa permisi.

Twitpic menyatakan bahwa user tetap akan memiliki hak cipta namun Twitpic juga punya hak jika ingin menjual foto ke pihak ketiga, seperti untuk koran dan majalah. Terang saja Twitpic menuai kecaman keras.

Seperti dikutip detikINET dari Metro, Sabtu (14/5/2011), Twitpic juga menandatangani kesepakatan dengan agen pemberitaan WENN, yang mempunyai hak eksklusif untuk mendistribusikan foto. Khususnya foto yang diposting kalangan selebritis.


Banyak pengguna Twitpic pun marah dan melayangkan protes keras karena tidak ingin fotonya dipasarkan tanpa izin. Bahkan beberapa mempertimbangkan akan berhenti memakai layanan ini.

Twitpic yang berbasis di Amerika Serikat kepemilikannya terpisah dari Twitter. Layanannya didesain khusus untuk membantu user Twitter melakukan upload gambar dari PC atau ponsel.

Pengelola Twitpic pun meminta maaf jika aturan yang baru itu mengecewakan penggunanya. Namun mereka mengklaim aturan ini diperlukan agar foto yang diposting di Twitpic tidak disalahgunakan, misalnya digunakan begitu saja oleh media massa.

Noah Everett selaku pendiri Twitpic menekankan bahwa pelaku upload foto masih memiliki hak cipta atas fotonya. Namun dengan memakai Twitpic, user otomatis juga setuju jika foto itu didistribusikan ke pihak lain oleh Twitpic.

Namun sepertinya masih banyak yang kurang puas dengan penjelasan Twitpic. Beberapa user masih mempertanyakan apakah mereka juga akan diuntungkan jika fotonya dijual dengan harga tinggi oleh Twitpic.

sumber : http://www.detikinet.com/read/2011/05/14/134621/1639801/398/akan-jual-foto-pengguna-twitpic-tuai-kritik?i991102105
Enhanced by Zemanta

POPULAR

Kerajaan Jeumpa, Kerajaan Islam Pertama Nusantara

Teori tentang kerajaan Islam pertama di Nusantara sampai saat ini masih banyak diperdebatkan oleh para peneliti, baik cendekiawan Muslim maupun non Muslim. Umumnya perbedaan pendapat tentang teori ini didasarkan pada teori awal mula masuknya Islam ke Nusantara. Mengenai teori Islamisasi di Nusantara, para ahli sejarah terbagi menjadi 3 kelompok besar, yaitu pendukung (i) Teori Gujarat (ii) Teori Parsia dan (iii) Teori Mekah (Arab). Bukan maksud tulisan ini untuk membahas teori-teori tersebut secara mendetil, namun dari penelitian yang penulis lakukan, maka dapat disimpulkan bahwa Teori Mekkah (Arab) lebih mendekati kebenaran dengan fakta-fakta yang dikemukakan. Teori Mekkah (Arab) hakikatnya adalah koreksi terhadap teori Gujarat dan bantahan terhadap teori Persia. Di antara para ahli yang menganut teori ini adalah T.W. Arnold, Crawfurd, Keijzer, Niemann, De Holander, SMN. Al-Attas, A. Hasymi, dan Hamka. i Arnold menyatakan para pedagang Arab menyebarkan Islam ketika mereka mendo...

Generasi Muda Wajib Tahu! Museum Tsunami Aceh Jadi Pusat Belajar Mitigasi

MUSEUM Tsunami Aceh kembali jadi sorotan. Kali ini, Wakil Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga ( Wamen Dukbangga ) atau Wakil Kepala BKKBN , Ratu Ayu Isyana Bagoes Oka , berkunjung langsung untuk melihat bagaimana museum kebanggaan masyarakat Aceh ini terus hidup sebagai pusat edukasi kebencanaan, Kamis, 9 Oktober 2025.  Didampingi Ketua TP PKK Aceh Marlina Usman, kunjungan ini bukan sekadar seremoni. Isyana menegaskan bahwa museum ini punya peran strategis: bukan hanya monumen peringatan tsunami 2004 , tapi juga ruang belajar generasi muda tentang kesiapsiagaan bencana dan ketangguhan keluarga. “Museum ini jadi pengingat dahsyatnya tsunami 2004, sekaligus tempat belajar bagi generasi yang saat itu belum lahir. Mereka perlu tahu apa yang harus dilakukan saat bencana datang,” ujar Isyana, yang juga mengenang pengalamannya meliput langsung Aceh pascatsunami 20 tahun lalu. Kepala UPTD Museum Tsunami Aceh M Syahputra AZ, menyambut hangat kunjungan ini. Ia menegaskan bahw...

Museum Tsunami Aceh Hadirkan Koleksi UNHCR sebagai Media Pembelajaran Kebencanaan

UPTD Museum Tsunami Aceh akan segera memperkaya koleksinya dengan penambahan barang-barang bersejarah berupa bantuan kemanusiaan yang digunakan pada masa tanggap darurat, rehabilitasi, dan rekonstruksi pasca tsunami 2004. Koleksi ini akan disumbangkan oleh UNHCR Indonesia sebagai wujud dukungan terhadap upaya pelestarian memori kolektif bencana dan pendidikan kebencanaan. Barang-barang yang akan diserahkan antara lain selimut, ember, perlengkapan dapur, dan tikar yang membawa logo UNHCR. Kepala Perwakilan UNHCR untuk Indonesia, Francis Teoh, menegaskan bahwa benda-benda tersebut bukan sekadar artefak, melainkan simbol nyata dari solidaritas global. “Barang-barang ini merupakan saksi bisu dari upaya kemanusiaan dunia yang menyatu dengan gelombang solidaritas untuk Aceh,” ujar Teoh, Sabtu, 27 September 2025. Teoh yang memiliki pengalaman lebih dari 30 tahun di UNHCR dan terlibat langsung dalam tanggap darurat tsunami Aceh, menambahkan bahwa Museum Tsunami Aceh adalah ruang pembelaj...