Langsung ke konten utama

Mengapa Wanita Hobi Posting Foto di Facebook?

SAN FRANCISCO - NOVEMBER 15:  Facebook founder...Image by Getty Images via @daylife
Banyak orang gemar memposting foto diri di Facebook. Fenomena ini menarik perhatian peneliti yang lantas menyimpulkan bahwa kebanyakan kaum hawa, terutama yang mendasarkan harga diri dalam penampilan fisik, cenderung memposting lebih banyak foto di situs jejaring sosial.

Menurut studi ini, para wanita mengenal citra diri dan penampilan mereka dengan lebih kuat. Mereka pun menggunakan Facebook sebagai media berkompetisi untuk menarik perhatian, terutama perhatian lawan jenisnya.

Studi tersebut dilakukan akademisi di University at Buffalo, Amerika Serikat. Mereka melibatkan 311 partisipan dengan umur rata-rata 23,3 tahun. Subyek penelitian misalnya jumlah foto yang disharing dan jumlah teman yang dimiliki.
Michael A. Stefanone selaku pemimpin riset menyimpulkan bahwa wanita yang terobsesi dengan penampilan, memiliki intensitas lebih besar untuk memposting lebih banyak foto di Facebook. Namun tak demikian bagi para wanita yang harga dirinya berada di bidang lain.

"Partisipan yang harga dirinya misalnya berasal dari kompetensi akademis, atau berbasis cinta dan dukungan dari keluarga menghabiskan lebih sedikit waktu untuk mencari perhatian online," ucap Stefanone, dikutip detikINET dari Sify, Kamis (10/3/2011).

Riset berbau ilmu psikologi tersebut telah dipublikasikan di jurnal Cyberpsychology. Setuju dengan kesimpulannya?

sumber : http://us.detikinet.com/read/2011/03/10/091556/1588397/398/mengapa-wanita-hobi-posting-foto-di-facebook
Enhanced by Zemanta

POPULAR

Kerajaan Jeumpa, Kerajaan Islam Pertama Nusantara

Teori tentang kerajaan Islam pertama di Nusantara sampai saat ini masih banyak diperdebatkan oleh para peneliti, baik cendekiawan Muslim maupun non Muslim. Umumnya perbedaan pendapat tentang teori ini didasarkan pada teori awal mula masuknya Islam ke Nusantara. Mengenai teori Islamisasi di Nusantara, para ahli sejarah terbagi menjadi 3 kelompok besar, yaitu pendukung (i) Teori Gujarat (ii) Teori Parsia dan (iii) Teori Mekah (Arab). Bukan maksud tulisan ini untuk membahas teori-teori tersebut secara mendetil, namun dari penelitian yang penulis lakukan, maka dapat disimpulkan bahwa Teori Mekkah (Arab) lebih mendekati kebenaran dengan fakta-fakta yang dikemukakan. Teori Mekkah (Arab) hakikatnya adalah koreksi terhadap teori Gujarat dan bantahan terhadap teori Persia. Di antara para ahli yang menganut teori ini adalah T.W. Arnold, Crawfurd, Keijzer, Niemann, De Holander, SMN. Al-Attas, A. Hasymi, dan Hamka. i Arnold menyatakan para pedagang Arab menyebarkan Islam ketika mereka mendo...

Generasi Muda Wajib Tahu! Museum Tsunami Aceh Jadi Pusat Belajar Mitigasi

MUSEUM Tsunami Aceh kembali jadi sorotan. Kali ini, Wakil Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga ( Wamen Dukbangga ) atau Wakil Kepala BKKBN , Ratu Ayu Isyana Bagoes Oka , berkunjung langsung untuk melihat bagaimana museum kebanggaan masyarakat Aceh ini terus hidup sebagai pusat edukasi kebencanaan, Kamis, 9 Oktober 2025.  Didampingi Ketua TP PKK Aceh Marlina Usman, kunjungan ini bukan sekadar seremoni. Isyana menegaskan bahwa museum ini punya peran strategis: bukan hanya monumen peringatan tsunami 2004 , tapi juga ruang belajar generasi muda tentang kesiapsiagaan bencana dan ketangguhan keluarga. “Museum ini jadi pengingat dahsyatnya tsunami 2004, sekaligus tempat belajar bagi generasi yang saat itu belum lahir. Mereka perlu tahu apa yang harus dilakukan saat bencana datang,” ujar Isyana, yang juga mengenang pengalamannya meliput langsung Aceh pascatsunami 20 tahun lalu. Kepala UPTD Museum Tsunami Aceh M Syahputra AZ, menyambut hangat kunjungan ini. Ia menegaskan bahw...

Museum Tsunami Aceh Hadirkan Koleksi UNHCR sebagai Media Pembelajaran Kebencanaan

UPTD Museum Tsunami Aceh akan segera memperkaya koleksinya dengan penambahan barang-barang bersejarah berupa bantuan kemanusiaan yang digunakan pada masa tanggap darurat, rehabilitasi, dan rekonstruksi pasca tsunami 2004. Koleksi ini akan disumbangkan oleh UNHCR Indonesia sebagai wujud dukungan terhadap upaya pelestarian memori kolektif bencana dan pendidikan kebencanaan. Barang-barang yang akan diserahkan antara lain selimut, ember, perlengkapan dapur, dan tikar yang membawa logo UNHCR. Kepala Perwakilan UNHCR untuk Indonesia, Francis Teoh, menegaskan bahwa benda-benda tersebut bukan sekadar artefak, melainkan simbol nyata dari solidaritas global. “Barang-barang ini merupakan saksi bisu dari upaya kemanusiaan dunia yang menyatu dengan gelombang solidaritas untuk Aceh,” ujar Teoh, Sabtu, 27 September 2025. Teoh yang memiliki pengalaman lebih dari 30 tahun di UNHCR dan terlibat langsung dalam tanggap darurat tsunami Aceh, menambahkan bahwa Museum Tsunami Aceh adalah ruang pembelaj...