Image via Wikipedia
Entah kenapa, ketika mencari kata-kata Aceh di Twitter, lalu muncul kalimat seperti ini "Indonesia kill so many people in my land of Aceh. Also in East Timor and now Papua. is Indonesia really place people should go on holiday?" dan "Indonesia never will change. President SBY is worse than Colonel Gadaffi. Only breakup of Indonesia will make true democracy and free Aceh"Kedua kalimat itu adalah status dari akun Boycott Indonesia (@boycotindonesia), saya pun tak heran setelah usut ala usut akun ini ternyata sudah ada sejak 29 Oktober, tahun 2010 yang silam. Dan entah kenapa juga baru kali ini kembali bergema, akun dengan bergambar avatar bendera merah putih yang disilang tersebut masih sangat minim followers.
Hampir rata-rata tweet yang diupdate tidak ada bahasa Indonesia, akun yang memilik biografi "Global campaign calling on people to boycott Indonesia until the human rights of all are respected and self-determination is granted to those who seek it" seperti lahir dari berbagai pihak yang sedang memantau situasi Indonesia saat ini.
Mungkin tidak hilang dipikiran kita, bagaimana media begitu genjar saat ini memberitakan situas negara-negara di Timur Tengah yang kian bergejolak dengan revolusi untuk menurunkan sang pemimpinnya. Tidak jauh beda, revolusi mini kini juga hadir di Indonesia dengan berlabel turunkan Nurdin Halid dari PSSI.
Gejala-gejala kecil telah terpincut dengan suasana politik seperti bola panas yang telah digiring oleh orang-orang yang bertopeng. Kita juga masih ingat Mesir yang baru-baru ini, semua akses ke jejaring sosial sempat mengalami mati total, dan masih banyak beberapa negara lainnya yang memberlakukan hal serupa, memutuskan komunikasi massa secara sepihak oleh Pemerintah yang berkuasa.
Inilah sekilas informasi dari asal usut sebuah akun yang saya dapat dari Twitter, jika pun ini bernilai provokasi, saya cuma berbagi info. Kita tahu sendiri, Twitter saat ini di Indonesia sudah menjadi konsumsi publik yang sangat luar biasa, dari tingkat pelajar sampai seorang pemangku pemerintahan.
Jadi, tidak menutup kemungkinan, akun ini akan kebanjiran "jamaah" atau mungkin akan "dibumkam" oleh siapa saja. Wallahu'alam