Langsung ke konten utama

Foto dan Profil Febriyanie Ferdzilla

Satu lagi artis muda pendatang baru mewarnai dunia perfilman Indonesia, Febriyanie Ferdzilla. Dara kelahiran Jakarta, 1992 itu mengaku tak menyangka kalau dirinya akan benar-benar terjun di dunia entertainment. Semua itu bermula dari sebuah keisengan semata.

Febri, biasa ia disapa, berbagi sedikit kisah perjalanan hidupnya yang membawa dirinya terjun ke industri hiburan. Kepada reporter detikhot  Rachman Haryanto ia meluangkan waktu dan menyempatkan diri untuk sesi  pemotretan di kantor detikcom, Jl. Warung Jati Barat Raya No. 75,  Jakarta Selatan.

Sekitar pertengahan 2008, Febri mengikuti sebuah casting di salah satu rumah produksi untuk proyek film televisi (FTV). Casting tersebut ia lakukan semata-mata hanya untuk mengisi waktu liburannya. Siapa sangka, sejak saat itu ia semakin tertarik dan jatuh cinta pada seni peran.


Setelah proyek FTV itu selesai, ia kembali diajak temannya untuk  mengikuti casting sebuah iklan. Meskipun awalnya sempat tidak percaya diri dengan kecantikan dan bentuk tubuhnya, akhirnya ia pun mencobanya. Kali ini, sang dewi fortuna belum berpihak padanya.

"Aku sih iseng nyoba-nyoba ikut casting lagi, kali aja dapet. Nggak tahunya, aku udah ngikutin 20 kali casting, nggak dapet-dapet,"  ungkapnya dengan nada manja.

Jangan mudah putus asa, itulah semboyan yang ditanamkan Febri pada dirinya sendiri saat itu. Dan, kesabaran itu berbuah manis. Pada bulan ketiga ia mengikuti casting, panggilan untuk menjadi bintang iklan pun datang padanya. Ia menjadi kembali bergairah untuk menekuni dunia peran, baik untuk film maupun iklan.

Beragam jenis tawaran yang datang kepadanya setelah itu tak ia sia-siakan. Termasuk, untuk debut penampilannya di film layar lebar, berjudul '13 Cara Memanggil Setan' dan 'Jenglot Pantai Selatan' yang rilis pada 17 Februari. Dalam film garapan Rizal Mantovani itu, Febri tampil bareng Debby Ayu dan Wichita Satari.

Gadis berdarah Aceh itu juga berbagi cerita lucu tentang perjuangannya saat casting. Pernah, ia salah masuk rumah produksi yang sedang menyelenggarakan casting FTV. Padahal, ia dipanggil untuk casting sebuah sinetron.

"Aku salah masuk PH. Untungnya PH lain itu juga lagi casting untuk proyek FTV, Akhirnya aku malah jadi dapet dua-duanya, sinetron dan FTV itu," jelasnya seraya tertawa geli.

Sebelumnya, penggemar diving itu juga sudah sempat bermain di film layar lebar yang berjudul 'Scandal'. Dalam film tersebut ia bermain bersama Uli Auliani dan Mike Lewis. Namun sayang, hingga saat ini film tersebut belum juga tayang.
yani7.jpg (450×675)
yani6.jpg (450×675)
yani1.jpg (450×675)
yani2.jpg (450×675)
yani3.jpg (450×684)
yani5.jpg (450×662)
yani4.jpg (640×491)


sumber : http://www.detikhot.com/read/2011/02/17/084807/1572577/230/febriyanie-ferdzilla-keisengan-yang-menjadi-profesi
Enhanced by Zemanta

POPULAR

Kerajaan Jeumpa, Kerajaan Islam Pertama Nusantara

Teori tentang kerajaan Islam pertama di Nusantara sampai saat ini masih banyak diperdebatkan oleh para peneliti, baik cendekiawan Muslim maupun non Muslim. Umumnya perbedaan pendapat tentang teori ini didasarkan pada teori awal mula masuknya Islam ke Nusantara. Mengenai teori Islamisasi di Nusantara, para ahli sejarah terbagi menjadi 3 kelompok besar, yaitu pendukung (i) Teori Gujarat (ii) Teori Parsia dan (iii) Teori Mekah (Arab). Bukan maksud tulisan ini untuk membahas teori-teori tersebut secara mendetil, namun dari penelitian yang penulis lakukan, maka dapat disimpulkan bahwa Teori Mekkah (Arab) lebih mendekati kebenaran dengan fakta-fakta yang dikemukakan. Teori Mekkah (Arab) hakikatnya adalah koreksi terhadap teori Gujarat dan bantahan terhadap teori Persia. Di antara para ahli yang menganut teori ini adalah T.W. Arnold, Crawfurd, Keijzer, Niemann, De Holander, SMN. Al-Attas, A. Hasymi, dan Hamka. i Arnold menyatakan para pedagang Arab menyebarkan Islam ketika mereka mendo...

Generasi Muda Wajib Tahu! Museum Tsunami Aceh Jadi Pusat Belajar Mitigasi

MUSEUM Tsunami Aceh kembali jadi sorotan. Kali ini, Wakil Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga ( Wamen Dukbangga ) atau Wakil Kepala BKKBN , Ratu Ayu Isyana Bagoes Oka , berkunjung langsung untuk melihat bagaimana museum kebanggaan masyarakat Aceh ini terus hidup sebagai pusat edukasi kebencanaan, Kamis, 9 Oktober 2025.  Didampingi Ketua TP PKK Aceh Marlina Usman, kunjungan ini bukan sekadar seremoni. Isyana menegaskan bahwa museum ini punya peran strategis: bukan hanya monumen peringatan tsunami 2004 , tapi juga ruang belajar generasi muda tentang kesiapsiagaan bencana dan ketangguhan keluarga. “Museum ini jadi pengingat dahsyatnya tsunami 2004, sekaligus tempat belajar bagi generasi yang saat itu belum lahir. Mereka perlu tahu apa yang harus dilakukan saat bencana datang,” ujar Isyana, yang juga mengenang pengalamannya meliput langsung Aceh pascatsunami 20 tahun lalu. Kepala UPTD Museum Tsunami Aceh M Syahputra AZ, menyambut hangat kunjungan ini. Ia menegaskan bahw...

Museum Tsunami Aceh Hadirkan Koleksi UNHCR sebagai Media Pembelajaran Kebencanaan

UPTD Museum Tsunami Aceh akan segera memperkaya koleksinya dengan penambahan barang-barang bersejarah berupa bantuan kemanusiaan yang digunakan pada masa tanggap darurat, rehabilitasi, dan rekonstruksi pasca tsunami 2004. Koleksi ini akan disumbangkan oleh UNHCR Indonesia sebagai wujud dukungan terhadap upaya pelestarian memori kolektif bencana dan pendidikan kebencanaan. Barang-barang yang akan diserahkan antara lain selimut, ember, perlengkapan dapur, dan tikar yang membawa logo UNHCR. Kepala Perwakilan UNHCR untuk Indonesia, Francis Teoh, menegaskan bahwa benda-benda tersebut bukan sekadar artefak, melainkan simbol nyata dari solidaritas global. “Barang-barang ini merupakan saksi bisu dari upaya kemanusiaan dunia yang menyatu dengan gelombang solidaritas untuk Aceh,” ujar Teoh, Sabtu, 27 September 2025. Teoh yang memiliki pengalaman lebih dari 30 tahun di UNHCR dan terlibat langsung dalam tanggap darurat tsunami Aceh, menambahkan bahwa Museum Tsunami Aceh adalah ruang pembelaj...