Di Facebook, muncul gerakan yang mengklaim sebagai lembaga nonprofit berbasis jejaring sosial yang memberikan penghargaan rekor memalukan di Indonesia. Seperti apa?
Halaman Facebook bernama Museum Rekor Memalukan Indonesia ini dibuat sekitar 4 Januari 2010 dengan jumlah pengikut 73 orang. Halaman ini mencantumkan beberapa pemberitaan soal Gayus Tambunan dan keluhan gaji Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
“Siapa lagi yang percaya dengan hukum di negeri ini? Kesabaran rakyat ada batasnya. Semoga murka rakyat tidak meledak menjadi pengadilan jalanan,” tulis akun ini dalam perbaruan status.
Dalam gambar, kelompok itu menyertakan tokoh perwayangan sekaligus gambar kera yang sedang menutup mata. "Bahkan monyet mengerti apa yang dimaksud malu," tulis di halaman depan.
Selain muncul di Facebook, gerakan ini juga memiliki situs khusus yaitu murka.asia. Dalam situs itu disebutkan bahwa mereka merupakan organisasi nasionalis bawah tanah modern yang mencoba berjuang merestorasi Indonesia dengan caranya sendiri agar menjadi lebih baik.
Nama-nama calon penerima Rekor Murka bisa diajukan siapapun namun akan diseleksi secara ketat oleh Dewan Juri Murka, tulis situs tersebut.
Yang disayangkan, situs ini tidak mencantumkan nomor kontak perorangan yang bisa dimintai pertanggungjawaban. Dikhawatirkan, situs ini sekadar retorika belaka. (kompas)
sumber : http://ketok.com/index.php?news_id=5752&start=0&category_id=&parent_id=&arcyear=&arcmonth=
Halaman Facebook bernama Museum Rekor Memalukan Indonesia ini dibuat sekitar 4 Januari 2010 dengan jumlah pengikut 73 orang. Halaman ini mencantumkan beberapa pemberitaan soal Gayus Tambunan dan keluhan gaji Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
“Siapa lagi yang percaya dengan hukum di negeri ini? Kesabaran rakyat ada batasnya. Semoga murka rakyat tidak meledak menjadi pengadilan jalanan,” tulis akun ini dalam perbaruan status.
Dalam gambar, kelompok itu menyertakan tokoh perwayangan sekaligus gambar kera yang sedang menutup mata. "Bahkan monyet mengerti apa yang dimaksud malu," tulis di halaman depan.
Selain muncul di Facebook, gerakan ini juga memiliki situs khusus yaitu murka.asia. Dalam situs itu disebutkan bahwa mereka merupakan organisasi nasionalis bawah tanah modern yang mencoba berjuang merestorasi Indonesia dengan caranya sendiri agar menjadi lebih baik.
Nama-nama calon penerima Rekor Murka bisa diajukan siapapun namun akan diseleksi secara ketat oleh Dewan Juri Murka, tulis situs tersebut.
Yang disayangkan, situs ini tidak mencantumkan nomor kontak perorangan yang bisa dimintai pertanggungjawaban. Dikhawatirkan, situs ini sekadar retorika belaka. (kompas)
sumber : http://ketok.com/index.php?news_id=5752&start=0&category_id=&parent_id=&arcyear=&arcmonth=