Langsung ke konten utama

Undangan dan Lomba Mini Pesta Blogger+ 2010 Aceh

A Sultan of AcehImage via Wikipedia
Semarak Pesta Blogger 2010 semakin terasa. Beberapa daerah telah dikunjungi oleh panitia pusat. Setelah Padang, Makasar, Jogja dan beberapa daerah lainnya, Aceh juga menjadi salah satu kota tujuan.

Terpilihnya Aceh sebagai salah satu daerah pelaksanaan mini Pesta Bloger+ 2010 patut disyukuri. Karena disinilah kesempatan untuk kita, Aceh, untuk dapat menunjukkan bahwa kita juga ada, dan kita juga mampu.

Bentuk Kegiatan Mini Pesta Blogger+ 2010 Aceh

1. Blogshop (09.00 WIB - 14.00 WIB)
  • Tempat : Aula Badan Pengelolaan Data Elektronik (BPDE) Prov Aceh
  • Jumlah Peserta 30 Orang dari Guru IT SMU dan SMP
  • Tanggal 20 Oktober 2010
  • Pemateri Utama: Team dagdigdug.com - Jakarta
2. Acara Mini Pesta Blogger+ (19.30 WIB - 21.00 WIB)
  • Tempat : ITC Samsung Blang Padang - Banda Aceh
  • Tema : "Menggali Kembali Penulis Sejarah Aceh Bersama Blogger"
  • Tanggal 20 Oktober 2010
  • Bentuk Acara : Perkenalan Komunitas dan Diskusi
  • Pendamping : T.A Sakti - Dosen sekaligus pakar sejarah Aceh yang suka menulis di Blog
3. Lomba Menulis Sejarah Aceh (persyaratan)
  • Peserta lomba adalah peserta mengikuti Acara Mini Pesta Blogger+
  • Tulisan harus di publis di masing-masing blog
Info Lomba menulis :

Ketentuan :
  1. Peserta lomba harusnya personal yang mengikuti acara Mini-PB atau Blogshop
  2. Tulisan bertemakan Sejarah Aceh dan berbagai permasalahannya.
  3. Tulisan harus di publish di blog masing-masing dan memberi linknya kepada panitia melalui Facebook Aceh Blogger atau email
  4. Tulisan yang di publish dimulai pada Senin, 18 Oktober 2010 dan terakhir pada tanggal 23 Oktober 2010.
  5. Bagi teman-teman komunitas offline yang tidak memiliki blog, tulisan dapat dikirim ke DETaK Unsyiah untuk di publish di http://detak-unsyiah.com dengan mengirim naskah tulisan ke email : udetak@yahoo.com atau martha.andival@gmail.com
Bentuk Tulisan:
  1. Panjang tulisan minimal 1000 kata
  2. Bentuk tulisan dapat berupa feature, opini, artikel, essay ataupun reportase.
  3. Tema Sejarah dalam tulisan menyangkut banyak hal, seperti korupsi dalam pengembangan sejarah, hilangnya literatur/manuskrip sejarah, sastra aceh zaman, tokoh sejarah baik zaman dulu maupun saat ini, peninggalan sejarah, museum dll.
  4. Tidak mengandung SARA dan pornografi.
Lain-lain:
  1. Bagi panitia (DETaK Unsyiah dan pengurus Aceh Blogger) tidak diperkenankan untuk mengikuti lomba ini.
  2. Pengumuman Pemenang pada tanggal 1 November 2010.
Hadiah:
  1. Sertifikat pemenang + Uang Tunai.
  2. Dua paket internet dari Speedy
    • Gratis registrasi Speedy dalam wilayah jangkauan (Rrp. 265.000 ribu)
    • Paket internet unlimited socialia
    • Diskon pemakaian selama 2 bulan
Ikuti juga perkembangan Mini-PB Aceh di Radio OZ Banda Aceh, 102,8 FM
-------------------------------------------------------------------------------------------------
CP: Martha Andival Telp. 0651 7108958 / Mobile: 0812 6991 4255 - Follow juga twitter @acehblogger


sumber : http://acehblogger.org/?p=25981
Enhanced by Zemanta

POPULAR

Kerajaan Jeumpa, Kerajaan Islam Pertama Nusantara

Teori tentang kerajaan Islam pertama di Nusantara sampai saat ini masih banyak diperdebatkan oleh para peneliti, baik cendekiawan Muslim maupun non Muslim. Umumnya perbedaan pendapat tentang teori ini didasarkan pada teori awal mula masuknya Islam ke Nusantara. Mengenai teori Islamisasi di Nusantara, para ahli sejarah terbagi menjadi 3 kelompok besar, yaitu pendukung (i) Teori Gujarat (ii) Teori Parsia dan (iii) Teori Mekah (Arab). Bukan maksud tulisan ini untuk membahas teori-teori tersebut secara mendetil, namun dari penelitian yang penulis lakukan, maka dapat disimpulkan bahwa Teori Mekkah (Arab) lebih mendekati kebenaran dengan fakta-fakta yang dikemukakan. Teori Mekkah (Arab) hakikatnya adalah koreksi terhadap teori Gujarat dan bantahan terhadap teori Persia. Di antara para ahli yang menganut teori ini adalah T.W. Arnold, Crawfurd, Keijzer, Niemann, De Holander, SMN. Al-Attas, A. Hasymi, dan Hamka. i Arnold menyatakan para pedagang Arab menyebarkan Islam ketika mereka mendo...

Generasi Muda Wajib Tahu! Museum Tsunami Aceh Jadi Pusat Belajar Mitigasi

MUSEUM Tsunami Aceh kembali jadi sorotan. Kali ini, Wakil Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga ( Wamen Dukbangga ) atau Wakil Kepala BKKBN , Ratu Ayu Isyana Bagoes Oka , berkunjung langsung untuk melihat bagaimana museum kebanggaan masyarakat Aceh ini terus hidup sebagai pusat edukasi kebencanaan, Kamis, 9 Oktober 2025.  Didampingi Ketua TP PKK Aceh Marlina Usman, kunjungan ini bukan sekadar seremoni. Isyana menegaskan bahwa museum ini punya peran strategis: bukan hanya monumen peringatan tsunami 2004 , tapi juga ruang belajar generasi muda tentang kesiapsiagaan bencana dan ketangguhan keluarga. “Museum ini jadi pengingat dahsyatnya tsunami 2004, sekaligus tempat belajar bagi generasi yang saat itu belum lahir. Mereka perlu tahu apa yang harus dilakukan saat bencana datang,” ujar Isyana, yang juga mengenang pengalamannya meliput langsung Aceh pascatsunami 20 tahun lalu. Kepala UPTD Museum Tsunami Aceh M Syahputra AZ, menyambut hangat kunjungan ini. Ia menegaskan bahw...

Museum Tsunami Aceh Hadirkan Koleksi UNHCR sebagai Media Pembelajaran Kebencanaan

UPTD Museum Tsunami Aceh akan segera memperkaya koleksinya dengan penambahan barang-barang bersejarah berupa bantuan kemanusiaan yang digunakan pada masa tanggap darurat, rehabilitasi, dan rekonstruksi pasca tsunami 2004. Koleksi ini akan disumbangkan oleh UNHCR Indonesia sebagai wujud dukungan terhadap upaya pelestarian memori kolektif bencana dan pendidikan kebencanaan. Barang-barang yang akan diserahkan antara lain selimut, ember, perlengkapan dapur, dan tikar yang membawa logo UNHCR. Kepala Perwakilan UNHCR untuk Indonesia, Francis Teoh, menegaskan bahwa benda-benda tersebut bukan sekadar artefak, melainkan simbol nyata dari solidaritas global. “Barang-barang ini merupakan saksi bisu dari upaya kemanusiaan dunia yang menyatu dengan gelombang solidaritas untuk Aceh,” ujar Teoh, Sabtu, 27 September 2025. Teoh yang memiliki pengalaman lebih dari 30 tahun di UNHCR dan terlibat langsung dalam tanggap darurat tsunami Aceh, menambahkan bahwa Museum Tsunami Aceh adalah ruang pembelaj...