Langsung ke konten utama

Stuxnet menjadi senjata super pertama dari perang Cyber

I constructed this image using :image:Computer...Image via Wikipedia
Melihat kembali pada bulan Juni lalu, perusahaan keamanan menemukan worm Stuxnet di beberapa computer dari Iran.

Stuxnet dipercaya telah menginfeksi sekitar 100 ribu computer di seluruh dunia, dan ingin menganggu program nuklir Iran. Setidaknya 60% computer yang berhubungan dengan program nuklir tersebut sudah terinfeksi Stuxnet.

Laporan dari Wired, worm Stuxnet  dirancang untuk menyerang sistem PLC atau otomatis kontrol pabrik buatan Siemen. Alat Simatic WinCC Scada menjadi target virus ini, dimana alat tersebut berfungsi mengatur semua perlatan pabrik bekerja secara otomatis.

Seorang analisis teknologi dari GSMK mengatakan kepada Bloomber. Membuat worm Stuxnet setidaknya butuh dana 3 juta dollar dan membutuhkan 10 programer dalam waktu 6 bulan.



Worm Stuxnet dirancang untuk menyerang sistem operasi Windows dan menyebar sendiri ke USB. Virus ini akan mencari sistem jaringan PLC, lalu mengendalikan seluruh mesin pabrik.


Minggu lalu para pejabat Iran menyatakan setidaknya 30 ribu alamat IP di negaranya telah terinfeksi malware. Tetapi belum menimbulkan kerusakan. Pejabat setempat juga mengatakan, Worm Stuxnet menyerang beberapa computer pribadi para staf disana.


Pihak produsen mesin pabrik PLC dari Siemen bahkan telah mengeluarkan alat penghapus dan penditeksi untuk Worm Stuxnet

Seperti apa serangan Stuxnet ini
Worm sengaja mengambil keuntungan dari file yang diabaikan dengan kontain MZ. Perintah dimasukan kedalam autorun.inf. Dengan mengunakan trik ini, maka file akan selalu dibaca oleh sistem operasi.
Program Explorer pada Windows akan menampilkan 2 bagian Open seperti gambar dibawah ini. Dimana satu yang palsdu dan sengaja di sisipkan oleh Worm Stuxnet. Begitu di click pada icon palsu, maka Stuxnet akan beroperasi.




sumber : http://obengware.com/news/index.php?id=6607
Enhanced by Zemanta

POPULAR

Kerajaan Jeumpa, Kerajaan Islam Pertama Nusantara

Teori tentang kerajaan Islam pertama di Nusantara sampai saat ini masih banyak diperdebatkan oleh para peneliti, baik cendekiawan Muslim maupun non Muslim. Umumnya perbedaan pendapat tentang teori ini didasarkan pada teori awal mula masuknya Islam ke Nusantara. Mengenai teori Islamisasi di Nusantara, para ahli sejarah terbagi menjadi 3 kelompok besar, yaitu pendukung (i) Teori Gujarat (ii) Teori Parsia dan (iii) Teori Mekah (Arab). Bukan maksud tulisan ini untuk membahas teori-teori tersebut secara mendetil, namun dari penelitian yang penulis lakukan, maka dapat disimpulkan bahwa Teori Mekkah (Arab) lebih mendekati kebenaran dengan fakta-fakta yang dikemukakan. Teori Mekkah (Arab) hakikatnya adalah koreksi terhadap teori Gujarat dan bantahan terhadap teori Persia. Di antara para ahli yang menganut teori ini adalah T.W. Arnold, Crawfurd, Keijzer, Niemann, De Holander, SMN. Al-Attas, A. Hasymi, dan Hamka. i Arnold menyatakan para pedagang Arab menyebarkan Islam ketika mereka mendo...

Generasi Muda Wajib Tahu! Museum Tsunami Aceh Jadi Pusat Belajar Mitigasi

MUSEUM Tsunami Aceh kembali jadi sorotan. Kali ini, Wakil Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga ( Wamen Dukbangga ) atau Wakil Kepala BKKBN , Ratu Ayu Isyana Bagoes Oka , berkunjung langsung untuk melihat bagaimana museum kebanggaan masyarakat Aceh ini terus hidup sebagai pusat edukasi kebencanaan, Kamis, 9 Oktober 2025.  Didampingi Ketua TP PKK Aceh Marlina Usman, kunjungan ini bukan sekadar seremoni. Isyana menegaskan bahwa museum ini punya peran strategis: bukan hanya monumen peringatan tsunami 2004 , tapi juga ruang belajar generasi muda tentang kesiapsiagaan bencana dan ketangguhan keluarga. “Museum ini jadi pengingat dahsyatnya tsunami 2004, sekaligus tempat belajar bagi generasi yang saat itu belum lahir. Mereka perlu tahu apa yang harus dilakukan saat bencana datang,” ujar Isyana, yang juga mengenang pengalamannya meliput langsung Aceh pascatsunami 20 tahun lalu. Kepala UPTD Museum Tsunami Aceh M Syahputra AZ, menyambut hangat kunjungan ini. Ia menegaskan bahw...

Museum Tsunami Aceh Hadirkan Koleksi UNHCR sebagai Media Pembelajaran Kebencanaan

UPTD Museum Tsunami Aceh akan segera memperkaya koleksinya dengan penambahan barang-barang bersejarah berupa bantuan kemanusiaan yang digunakan pada masa tanggap darurat, rehabilitasi, dan rekonstruksi pasca tsunami 2004. Koleksi ini akan disumbangkan oleh UNHCR Indonesia sebagai wujud dukungan terhadap upaya pelestarian memori kolektif bencana dan pendidikan kebencanaan. Barang-barang yang akan diserahkan antara lain selimut, ember, perlengkapan dapur, dan tikar yang membawa logo UNHCR. Kepala Perwakilan UNHCR untuk Indonesia, Francis Teoh, menegaskan bahwa benda-benda tersebut bukan sekadar artefak, melainkan simbol nyata dari solidaritas global. “Barang-barang ini merupakan saksi bisu dari upaya kemanusiaan dunia yang menyatu dengan gelombang solidaritas untuk Aceh,” ujar Teoh, Sabtu, 27 September 2025. Teoh yang memiliki pengalaman lebih dari 30 tahun di UNHCR dan terlibat langsung dalam tanggap darurat tsunami Aceh, menambahkan bahwa Museum Tsunami Aceh adalah ruang pembelaj...