Langsung ke konten utama

Internet TV Marak di Forum Intel

Image representing Intel as depicted in CrunchBaseImage via CrunchBase
 Masih di ajang konferensi tahunan Intel Developer Forum yang berlangsung di San Francisco, 13-15 September 2010, Intel memperlihatkan Google TV, perangkat televisi berbasis internet.

Menurut Paul Otellini, Chief Executive Officer Intel, saat ini perusahaannya tengah memperluas strateginya termasuk fokus ke pasar untuk perangkat terhubung, lebih dari sekadar membuat prosesor untuk PC.

“Intel memposisikan diri untuk mengambil peluang di mana pengguna akan memilih perangkat yang menyediakan pengalaman terbaik dan pasar di mana tidak ada satu perangkat tunggal yang akan menjadi dominan,” kata Otellini, seperti dikutip dari Telecompaper, Rabu 15 September 2010.


Otellini menyebutkan, akuisisi yang mencapai nyaris US$10 miliar yang dilakukan beberapa waktu terakhir, mulai dari Wind River sampai McAfee, membuat Intel mampu menyediakan produk untuk berbagai perangkat terhubung. Termasuk internet TV.

Ada dua produk yang diperlihatkan Otellini pada presentasinya kali ini. Keduanya menggunakan prosesor Intel Atom CE4100 dan Google TV, dan diperkirakan beredar pada akhir 2010.

Sony Internet TV dan Logitech Revue, kedua produk tersebut, mengombinasikan akses internet dengan siaran TV yang dibuat berdasarkan platform Android milik Google.

Selain kedua produk tersebut, D-Link, bekerja sama dengan Boxee juga menghadirkan Boxee Box. Perangkat dengan CE4100 itu juga dapat digunakan untuk menyaksikan konten gratis ataupun berbayar yang tersedia di Internet seperti dari BBC, Last.fm, Cnet, CNN, Channel 4, Comedy Central, Facebook, ITV, MTV Music, MyspaceTV, Youtube, Flickr, dan Picasa.

sumber : http://teknologi.vivanews.com/news/read/177649-internet-tv-marak-di-idf-2010
Enhanced by Zemanta

POPULAR

Kerajaan Jeumpa, Kerajaan Islam Pertama Nusantara

Teori tentang kerajaan Islam pertama di Nusantara sampai saat ini masih banyak diperdebatkan oleh para peneliti, baik cendekiawan Muslim maupun non Muslim. Umumnya perbedaan pendapat tentang teori ini didasarkan pada teori awal mula masuknya Islam ke Nusantara. Mengenai teori Islamisasi di Nusantara, para ahli sejarah terbagi menjadi 3 kelompok besar, yaitu pendukung (i) Teori Gujarat (ii) Teori Parsia dan (iii) Teori Mekah (Arab). Bukan maksud tulisan ini untuk membahas teori-teori tersebut secara mendetil, namun dari penelitian yang penulis lakukan, maka dapat disimpulkan bahwa Teori Mekkah (Arab) lebih mendekati kebenaran dengan fakta-fakta yang dikemukakan. Teori Mekkah (Arab) hakikatnya adalah koreksi terhadap teori Gujarat dan bantahan terhadap teori Persia. Di antara para ahli yang menganut teori ini adalah T.W. Arnold, Crawfurd, Keijzer, Niemann, De Holander, SMN. Al-Attas, A. Hasymi, dan Hamka. i Arnold menyatakan para pedagang Arab menyebarkan Islam ketika mereka mendo...

Generasi Muda Wajib Tahu! Museum Tsunami Aceh Jadi Pusat Belajar Mitigasi

MUSEUM Tsunami Aceh kembali jadi sorotan. Kali ini, Wakil Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga ( Wamen Dukbangga ) atau Wakil Kepala BKKBN , Ratu Ayu Isyana Bagoes Oka , berkunjung langsung untuk melihat bagaimana museum kebanggaan masyarakat Aceh ini terus hidup sebagai pusat edukasi kebencanaan, Kamis, 9 Oktober 2025.  Didampingi Ketua TP PKK Aceh Marlina Usman, kunjungan ini bukan sekadar seremoni. Isyana menegaskan bahwa museum ini punya peran strategis: bukan hanya monumen peringatan tsunami 2004 , tapi juga ruang belajar generasi muda tentang kesiapsiagaan bencana dan ketangguhan keluarga. “Museum ini jadi pengingat dahsyatnya tsunami 2004, sekaligus tempat belajar bagi generasi yang saat itu belum lahir. Mereka perlu tahu apa yang harus dilakukan saat bencana datang,” ujar Isyana, yang juga mengenang pengalamannya meliput langsung Aceh pascatsunami 20 tahun lalu. Kepala UPTD Museum Tsunami Aceh M Syahputra AZ, menyambut hangat kunjungan ini. Ia menegaskan bahw...

Museum Tsunami Aceh Hadirkan Koleksi UNHCR sebagai Media Pembelajaran Kebencanaan

UPTD Museum Tsunami Aceh akan segera memperkaya koleksinya dengan penambahan barang-barang bersejarah berupa bantuan kemanusiaan yang digunakan pada masa tanggap darurat, rehabilitasi, dan rekonstruksi pasca tsunami 2004. Koleksi ini akan disumbangkan oleh UNHCR Indonesia sebagai wujud dukungan terhadap upaya pelestarian memori kolektif bencana dan pendidikan kebencanaan. Barang-barang yang akan diserahkan antara lain selimut, ember, perlengkapan dapur, dan tikar yang membawa logo UNHCR. Kepala Perwakilan UNHCR untuk Indonesia, Francis Teoh, menegaskan bahwa benda-benda tersebut bukan sekadar artefak, melainkan simbol nyata dari solidaritas global. “Barang-barang ini merupakan saksi bisu dari upaya kemanusiaan dunia yang menyatu dengan gelombang solidaritas untuk Aceh,” ujar Teoh, Sabtu, 27 September 2025. Teoh yang memiliki pengalaman lebih dari 30 tahun di UNHCR dan terlibat langsung dalam tanggap darurat tsunami Aceh, menambahkan bahwa Museum Tsunami Aceh adalah ruang pembelaj...