Langsung ke konten utama

Separuh User Cemas Soal Privasi Facebook

Berdasarkan survei, separuh pekerja di Amerika Serikat yang memiliki profil di Facebook dan MySpace khawatir akan privasi mereka.

Seperti dikutip dari Yahoo News, survei Marist menunjukkan bahwa user yang berusia di atas 60 tahun memiliki kekhawatiran masalah privasi lebih besar. Sementara , wanita memiliki kekhawatiran lebih besar dibandingkan laki-laki.

“Kita berada di era informasi. Beberapa orang khawatir, enggan dan gelisah akan tingkat informasi online. Ada elemen privasi yang membuat orang merasa tersesat,” kata Dr Lee Miringoff, direktur dari The Marist College Institute for Public Opinion.

Baru-baru ini Facebook mengubah kebijakannya untuk memberi lebih banyak control pada pengguna atas banyaknya informasi profil yang bisa dilihat oleh public. Tindakan ini menuai protes dari pemantau privasi dan konsumen tentang susahnya mengubah pengaturan.


“Tidak butuh waktu banyak untuk meningkatkan perhatian (masyarakat) saat media mulai menggaungkan masalah privasi, ini cara yang besar untuk menarik perhatian orang banyak,” kata Miringoff.

Poling menunjukkan bahwa 27% dari 1.004 orang yang ikut dalam survei ini mengkhawatirkan privasi pada situs jejaring sosial mereka dan 23% lainnya sangat khawatir.

Orang Amerika yang lebih tua akan lebih khawatir atas privasinya karena situs jejaring sosial secara alami belum ada saat mereka muda.

Selain itu, 43% orang Amerika tetap berhubungan melalui situs jejaring sosial seperti Facebook, MySpace dan LinkedIn di mana 40% pria dan 45% wanita mengatakan mereka memiliki profil di situs jejaring sosial.

sumber : http://www.inilah.com/news/read/teknologi/2010/07/16/668611/separuh-user-cemas-soal-privasi-facebook/

POPULAR

Kerajaan Jeumpa, Kerajaan Islam Pertama Nusantara

Teori tentang kerajaan Islam pertama di Nusantara sampai saat ini masih banyak diperdebatkan oleh para peneliti, baik cendekiawan Muslim maupun non Muslim. Umumnya perbedaan pendapat tentang teori ini didasarkan pada teori awal mula masuknya Islam ke Nusantara. Mengenai teori Islamisasi di Nusantara, para ahli sejarah terbagi menjadi 3 kelompok besar, yaitu pendukung (i) Teori Gujarat (ii) Teori Parsia dan (iii) Teori Mekah (Arab). Bukan maksud tulisan ini untuk membahas teori-teori tersebut secara mendetil, namun dari penelitian yang penulis lakukan, maka dapat disimpulkan bahwa Teori Mekkah (Arab) lebih mendekati kebenaran dengan fakta-fakta yang dikemukakan. Teori Mekkah (Arab) hakikatnya adalah koreksi terhadap teori Gujarat dan bantahan terhadap teori Persia. Di antara para ahli yang menganut teori ini adalah T.W. Arnold, Crawfurd, Keijzer, Niemann, De Holander, SMN. Al-Attas, A. Hasymi, dan Hamka. i Arnold menyatakan para pedagang Arab menyebarkan Islam ketika mereka mendo...

Generasi Muda Wajib Tahu! Museum Tsunami Aceh Jadi Pusat Belajar Mitigasi

MUSEUM Tsunami Aceh kembali jadi sorotan. Kali ini, Wakil Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga ( Wamen Dukbangga ) atau Wakil Kepala BKKBN , Ratu Ayu Isyana Bagoes Oka , berkunjung langsung untuk melihat bagaimana museum kebanggaan masyarakat Aceh ini terus hidup sebagai pusat edukasi kebencanaan, Kamis, 9 Oktober 2025.  Didampingi Ketua TP PKK Aceh Marlina Usman, kunjungan ini bukan sekadar seremoni. Isyana menegaskan bahwa museum ini punya peran strategis: bukan hanya monumen peringatan tsunami 2004 , tapi juga ruang belajar generasi muda tentang kesiapsiagaan bencana dan ketangguhan keluarga. “Museum ini jadi pengingat dahsyatnya tsunami 2004, sekaligus tempat belajar bagi generasi yang saat itu belum lahir. Mereka perlu tahu apa yang harus dilakukan saat bencana datang,” ujar Isyana, yang juga mengenang pengalamannya meliput langsung Aceh pascatsunami 20 tahun lalu. Kepala UPTD Museum Tsunami Aceh M Syahputra AZ, menyambut hangat kunjungan ini. Ia menegaskan bahw...

Museum Tsunami Aceh Hadirkan Koleksi UNHCR sebagai Media Pembelajaran Kebencanaan

UPTD Museum Tsunami Aceh akan segera memperkaya koleksinya dengan penambahan barang-barang bersejarah berupa bantuan kemanusiaan yang digunakan pada masa tanggap darurat, rehabilitasi, dan rekonstruksi pasca tsunami 2004. Koleksi ini akan disumbangkan oleh UNHCR Indonesia sebagai wujud dukungan terhadap upaya pelestarian memori kolektif bencana dan pendidikan kebencanaan. Barang-barang yang akan diserahkan antara lain selimut, ember, perlengkapan dapur, dan tikar yang membawa logo UNHCR. Kepala Perwakilan UNHCR untuk Indonesia, Francis Teoh, menegaskan bahwa benda-benda tersebut bukan sekadar artefak, melainkan simbol nyata dari solidaritas global. “Barang-barang ini merupakan saksi bisu dari upaya kemanusiaan dunia yang menyatu dengan gelombang solidaritas untuk Aceh,” ujar Teoh, Sabtu, 27 September 2025. Teoh yang memiliki pengalaman lebih dari 30 tahun di UNHCR dan terlibat langsung dalam tanggap darurat tsunami Aceh, menambahkan bahwa Museum Tsunami Aceh adalah ruang pembelaj...