Langsung ke konten utama

Facebook Dituding Merusak Bahasa Thailand

Facebook dan Twitter diduga menjadi penyebab mengapa kemampuan berbahasa pelajar Thailand makin lemah. Karena itu, Kementerian Budaya Thailand menyarankan agar para pelajar kembali ke tradisi menulis surat.

Survei nasional yang dilakukan oleh Kementerian Budaya menemukan bahwa empat dari sepuluh anak muda Thailand tak tau bahwa bahasa Thailand yang baik dan benar sebaiknya digunakan dalam suasana formal.

Sekitar sepertiga anak muda Thailand tidak peduli dengan kesalahan eja, singkatan, dan kesalahan gramatikal yang biasa terjadi dalam pesan pendek atau percakapan media sosial.

"Kita harus melindungi bahasa nasional kita. Kalau tidak seorangpun yang menganggap bahasa yang baik dan benar itu penting, maka kita akan musnah," kata Menteri Kebudayaan Nipit Intarasombut, Kamis, 23 Juli 2010, saat mengumumkan hasil survei.


"Menulis di Facebook, Twitter, dan pesan telepon seluler mengubah bahasa," katanya seperti dikutip dari Thai Post.

Dia menambahkan, perlu lebih banyak upaya untuk mendorong pelajar mau kembali ke kebiasaan menulis surat. "Anak-anak sudah tidak lagi menulis surat. Mereka lupa bagaimana caranya menulis dengan baik dan benar," lanjutnya.

Survei ini dilakukan terhadap 6.500 anak muda Thailand di atas usia 13 tahun. Pengumuman hasil survei dilakukan menjelang hari bahasa nasional Thailand yang akan diperingati pada 29 Agustus mendatang.

sumber : http://dunia.vivanews.com/news/read/166511-facebook-dituding-merusak-bahasa-thailand

POPULAR

Kerajaan Jeumpa, Kerajaan Islam Pertama Nusantara

Teori tentang kerajaan Islam pertama di Nusantara sampai saat ini masih banyak diperdebatkan oleh para peneliti, baik cendekiawan Muslim maupun non Muslim. Umumnya perbedaan pendapat tentang teori ini didasarkan pada teori awal mula masuknya Islam ke Nusantara. Mengenai teori Islamisasi di Nusantara, para ahli sejarah terbagi menjadi 3 kelompok besar, yaitu pendukung (i) Teori Gujarat (ii) Teori Parsia dan (iii) Teori Mekah (Arab). Bukan maksud tulisan ini untuk membahas teori-teori tersebut secara mendetil, namun dari penelitian yang penulis lakukan, maka dapat disimpulkan bahwa Teori Mekkah (Arab) lebih mendekati kebenaran dengan fakta-fakta yang dikemukakan. Teori Mekkah (Arab) hakikatnya adalah koreksi terhadap teori Gujarat dan bantahan terhadap teori Persia. Di antara para ahli yang menganut teori ini adalah T.W. Arnold, Crawfurd, Keijzer, Niemann, De Holander, SMN. Al-Attas, A. Hasymi, dan Hamka. i Arnold menyatakan para pedagang Arab menyebarkan Islam ketika mereka mendo...

Generasi Muda Wajib Tahu! Museum Tsunami Aceh Jadi Pusat Belajar Mitigasi

MUSEUM Tsunami Aceh kembali jadi sorotan. Kali ini, Wakil Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga ( Wamen Dukbangga ) atau Wakil Kepala BKKBN , Ratu Ayu Isyana Bagoes Oka , berkunjung langsung untuk melihat bagaimana museum kebanggaan masyarakat Aceh ini terus hidup sebagai pusat edukasi kebencanaan, Kamis, 9 Oktober 2025.  Didampingi Ketua TP PKK Aceh Marlina Usman, kunjungan ini bukan sekadar seremoni. Isyana menegaskan bahwa museum ini punya peran strategis: bukan hanya monumen peringatan tsunami 2004 , tapi juga ruang belajar generasi muda tentang kesiapsiagaan bencana dan ketangguhan keluarga. “Museum ini jadi pengingat dahsyatnya tsunami 2004, sekaligus tempat belajar bagi generasi yang saat itu belum lahir. Mereka perlu tahu apa yang harus dilakukan saat bencana datang,” ujar Isyana, yang juga mengenang pengalamannya meliput langsung Aceh pascatsunami 20 tahun lalu. Kepala UPTD Museum Tsunami Aceh M Syahputra AZ, menyambut hangat kunjungan ini. Ia menegaskan bahw...

Museum Tsunami Aceh Hadirkan Koleksi UNHCR sebagai Media Pembelajaran Kebencanaan

UPTD Museum Tsunami Aceh akan segera memperkaya koleksinya dengan penambahan barang-barang bersejarah berupa bantuan kemanusiaan yang digunakan pada masa tanggap darurat, rehabilitasi, dan rekonstruksi pasca tsunami 2004. Koleksi ini akan disumbangkan oleh UNHCR Indonesia sebagai wujud dukungan terhadap upaya pelestarian memori kolektif bencana dan pendidikan kebencanaan. Barang-barang yang akan diserahkan antara lain selimut, ember, perlengkapan dapur, dan tikar yang membawa logo UNHCR. Kepala Perwakilan UNHCR untuk Indonesia, Francis Teoh, menegaskan bahwa benda-benda tersebut bukan sekadar artefak, melainkan simbol nyata dari solidaritas global. “Barang-barang ini merupakan saksi bisu dari upaya kemanusiaan dunia yang menyatu dengan gelombang solidaritas untuk Aceh,” ujar Teoh, Sabtu, 27 September 2025. Teoh yang memiliki pengalaman lebih dari 30 tahun di UNHCR dan terlibat langsung dalam tanggap darurat tsunami Aceh, menambahkan bahwa Museum Tsunami Aceh adalah ruang pembelaj...