Langsung ke konten utama

Cerita Si Buta Yang Sarat Makna

Gadis buta yang malang nasib nya, ia dibenci seisi dunia. Tiada yang sudi melihatnya, bahkan tegur sapa manusia pun tak pernah ia dengar sejak kelahirannya kedunia yang fana. kecuali hanya satu pria yang sudah sekian lama setia menemaninya dia adalah kekasih pujaan hati wanita buta itu!!

Suatu hari,,, dengan penuh harap kekasih nya itu bertanya, "Mau kah enngkau menikah denganku?"

Gadis itupun terdiam, hatinya gemetaran mendengar permintaan tulus kekasihnya itu, dan ia pun bicara,

"Aku hanyalah seorang gadis sangat hina di dunia, tak pantas kau jadikan istrimu, akan tetapi, jika suatu saat nanti aku dapat melihat lagi, aku akan dengan penuh cinta mau menikah dengan mu."

Dan pada suatu hari datanglah seorang yang ingin mendonorkan mata untuk gadis tersebut, dan akhirnya ia pun bisa melihat dunia lagi, melihat segala yang ia inginkan, akan tetapi ia sangat terkejut, ketika ia melihat kekasih nya yang ternyata juga sama seperti dia, "Buta"

Hari pun berlalu, satu malam, kekasihnya datang dan bertanya lagi,

"Mau kah kau menikah dengan ku?"


Dengan pelan gadis itu menjawabnya,

"Maaf, aku tidak bisa menikahimu, karna kau buta tak bisa melihat dunia"

Lalu pria buta itu (kekasihnya) pergi sambil tersenyum penuh ihklas ia memengang punda gadis tersebut dan berkata "JAGALAH BAIK2 MATA KU"

Cerita By : IbNoe HadJarE
sumber : http://www.facebook.com/topic.php?topic=14461&post=74884&uid=134251435454#post74884

POPULAR

Kerajaan Jeumpa, Kerajaan Islam Pertama Nusantara

Teori tentang kerajaan Islam pertama di Nusantara sampai saat ini masih banyak diperdebatkan oleh para peneliti, baik cendekiawan Muslim maupun non Muslim. Umumnya perbedaan pendapat tentang teori ini didasarkan pada teori awal mula masuknya Islam ke Nusantara. Mengenai teori Islamisasi di Nusantara, para ahli sejarah terbagi menjadi 3 kelompok besar, yaitu pendukung (i) Teori Gujarat (ii) Teori Parsia dan (iii) Teori Mekah (Arab). Bukan maksud tulisan ini untuk membahas teori-teori tersebut secara mendetil, namun dari penelitian yang penulis lakukan, maka dapat disimpulkan bahwa Teori Mekkah (Arab) lebih mendekati kebenaran dengan fakta-fakta yang dikemukakan. Teori Mekkah (Arab) hakikatnya adalah koreksi terhadap teori Gujarat dan bantahan terhadap teori Persia. Di antara para ahli yang menganut teori ini adalah T.W. Arnold, Crawfurd, Keijzer, Niemann, De Holander, SMN. Al-Attas, A. Hasymi, dan Hamka. i Arnold menyatakan para pedagang Arab menyebarkan Islam ketika mereka mendo...

Generasi Muda Wajib Tahu! Museum Tsunami Aceh Jadi Pusat Belajar Mitigasi

MUSEUM Tsunami Aceh kembali jadi sorotan. Kali ini, Wakil Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga ( Wamen Dukbangga ) atau Wakil Kepala BKKBN , Ratu Ayu Isyana Bagoes Oka , berkunjung langsung untuk melihat bagaimana museum kebanggaan masyarakat Aceh ini terus hidup sebagai pusat edukasi kebencanaan, Kamis, 9 Oktober 2025.  Didampingi Ketua TP PKK Aceh Marlina Usman, kunjungan ini bukan sekadar seremoni. Isyana menegaskan bahwa museum ini punya peran strategis: bukan hanya monumen peringatan tsunami 2004 , tapi juga ruang belajar generasi muda tentang kesiapsiagaan bencana dan ketangguhan keluarga. “Museum ini jadi pengingat dahsyatnya tsunami 2004, sekaligus tempat belajar bagi generasi yang saat itu belum lahir. Mereka perlu tahu apa yang harus dilakukan saat bencana datang,” ujar Isyana, yang juga mengenang pengalamannya meliput langsung Aceh pascatsunami 20 tahun lalu. Kepala UPTD Museum Tsunami Aceh M Syahputra AZ, menyambut hangat kunjungan ini. Ia menegaskan bahw...

Museum Tsunami Aceh Hadirkan Koleksi UNHCR sebagai Media Pembelajaran Kebencanaan

UPTD Museum Tsunami Aceh akan segera memperkaya koleksinya dengan penambahan barang-barang bersejarah berupa bantuan kemanusiaan yang digunakan pada masa tanggap darurat, rehabilitasi, dan rekonstruksi pasca tsunami 2004. Koleksi ini akan disumbangkan oleh UNHCR Indonesia sebagai wujud dukungan terhadap upaya pelestarian memori kolektif bencana dan pendidikan kebencanaan. Barang-barang yang akan diserahkan antara lain selimut, ember, perlengkapan dapur, dan tikar yang membawa logo UNHCR. Kepala Perwakilan UNHCR untuk Indonesia, Francis Teoh, menegaskan bahwa benda-benda tersebut bukan sekadar artefak, melainkan simbol nyata dari solidaritas global. “Barang-barang ini merupakan saksi bisu dari upaya kemanusiaan dunia yang menyatu dengan gelombang solidaritas untuk Aceh,” ujar Teoh, Sabtu, 27 September 2025. Teoh yang memiliki pengalaman lebih dari 30 tahun di UNHCR dan terlibat langsung dalam tanggap darurat tsunami Aceh, menambahkan bahwa Museum Tsunami Aceh adalah ruang pembelaj...