Langsung ke konten utama

Aceh Tertibkan WiFi Gratis di Warkop

Foto: Saiful/ Hinamagazine.com
Pemerintah Kota Banda Aceh akan menertibkan warung kopi-warung kopi (warkop) yang menyediakan jaringan internet WiFi gratis maupun warung internet (warnet) untuk mengantisipasi maraknya penyebaran konten porno.

"Video porno yang marak akhir-akhir ini meresahkan kita semua, sebagai solusinya kita akan tertibkan warkop yang menyediakan jaringan internet WiFi dan Warnet," kata Wakil Wali Kota Banda Aceh, Illiza Sa’aduddin Djamal di Banda Aceh, Jumat (2/7/2010). Upaya konkrit yang ditempuh dengan membuat peraturan Wali Kota Banda Aceh tentang hal tersebut yang saat ini sedang dalam proses pembahasan.

Pemerintah Kota Banda Aceh akan bekerjasama dengan PT Telkom untuk melakukan penertiban tersebut dan bagi warkop maupun warnet yang membutuhkan bantuan dalam upaya mendukung penertiban situs porno bisa mendapat pelayanan jasa gratis. Penertiban berupa razia juga dilakukan secara lintas Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) seperti Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dan Wilayatul Hisbah (WH).

Dikatakan Illiza, Kota Banda Aceh yang dicita-citakan menjadi cyber city namun internet yang diakses haruslah internet yang sehat. "Kita ingin menjadikan Banda Aceh cyber city, tapi yang sehat dan warkop kita warkop yang sehat supaya anak-anak kita yang menggunakan tetap sehat," tambah Illiza.

Upaya penertiban dilakukan bukan untuk menghambat masyarakat terutama generasi muda membuka wawasan melalui dunia maya tapi untuk menjaga akhlak dan moral para remaja. "Era globalisasi ini kita tidak bisa lepas dari internet, dan semakin menjamur warnet maupun warkop yang menyediakan internet gratis," ujarnya.

Dia juga mengimbau warkop maupun warnet jangan sengaja memberi peluang untuk akses situs-situs porno terlebih lagi bagi anak di bawah umur.

sumber : http://regional.kompas.com/read/2010/07/02/1938215/Aceh.Tertibkan.WiFi.Gratis.di.Warkop.

POPULAR

Kerajaan Jeumpa, Kerajaan Islam Pertama Nusantara

Teori tentang kerajaan Islam pertama di Nusantara sampai saat ini masih banyak diperdebatkan oleh para peneliti, baik cendekiawan Muslim maupun non Muslim. Umumnya perbedaan pendapat tentang teori ini didasarkan pada teori awal mula masuknya Islam ke Nusantara. Mengenai teori Islamisasi di Nusantara, para ahli sejarah terbagi menjadi 3 kelompok besar, yaitu pendukung (i) Teori Gujarat (ii) Teori Parsia dan (iii) Teori Mekah (Arab). Bukan maksud tulisan ini untuk membahas teori-teori tersebut secara mendetil, namun dari penelitian yang penulis lakukan, maka dapat disimpulkan bahwa Teori Mekkah (Arab) lebih mendekati kebenaran dengan fakta-fakta yang dikemukakan. Teori Mekkah (Arab) hakikatnya adalah koreksi terhadap teori Gujarat dan bantahan terhadap teori Persia. Di antara para ahli yang menganut teori ini adalah T.W. Arnold, Crawfurd, Keijzer, Niemann, De Holander, SMN. Al-Attas, A. Hasymi, dan Hamka. i Arnold menyatakan para pedagang Arab menyebarkan Islam ketika mereka mendo...

Generasi Muda Wajib Tahu! Museum Tsunami Aceh Jadi Pusat Belajar Mitigasi

MUSEUM Tsunami Aceh kembali jadi sorotan. Kali ini, Wakil Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga ( Wamen Dukbangga ) atau Wakil Kepala BKKBN , Ratu Ayu Isyana Bagoes Oka , berkunjung langsung untuk melihat bagaimana museum kebanggaan masyarakat Aceh ini terus hidup sebagai pusat edukasi kebencanaan, Kamis, 9 Oktober 2025.  Didampingi Ketua TP PKK Aceh Marlina Usman, kunjungan ini bukan sekadar seremoni. Isyana menegaskan bahwa museum ini punya peran strategis: bukan hanya monumen peringatan tsunami 2004 , tapi juga ruang belajar generasi muda tentang kesiapsiagaan bencana dan ketangguhan keluarga. “Museum ini jadi pengingat dahsyatnya tsunami 2004, sekaligus tempat belajar bagi generasi yang saat itu belum lahir. Mereka perlu tahu apa yang harus dilakukan saat bencana datang,” ujar Isyana, yang juga mengenang pengalamannya meliput langsung Aceh pascatsunami 20 tahun lalu. Kepala UPTD Museum Tsunami Aceh M Syahputra AZ, menyambut hangat kunjungan ini. Ia menegaskan bahw...

Museum Tsunami Aceh Hadirkan Koleksi UNHCR sebagai Media Pembelajaran Kebencanaan

UPTD Museum Tsunami Aceh akan segera memperkaya koleksinya dengan penambahan barang-barang bersejarah berupa bantuan kemanusiaan yang digunakan pada masa tanggap darurat, rehabilitasi, dan rekonstruksi pasca tsunami 2004. Koleksi ini akan disumbangkan oleh UNHCR Indonesia sebagai wujud dukungan terhadap upaya pelestarian memori kolektif bencana dan pendidikan kebencanaan. Barang-barang yang akan diserahkan antara lain selimut, ember, perlengkapan dapur, dan tikar yang membawa logo UNHCR. Kepala Perwakilan UNHCR untuk Indonesia, Francis Teoh, menegaskan bahwa benda-benda tersebut bukan sekadar artefak, melainkan simbol nyata dari solidaritas global. “Barang-barang ini merupakan saksi bisu dari upaya kemanusiaan dunia yang menyatu dengan gelombang solidaritas untuk Aceh,” ujar Teoh, Sabtu, 27 September 2025. Teoh yang memiliki pengalaman lebih dari 30 tahun di UNHCR dan terlibat langsung dalam tanggap darurat tsunami Aceh, menambahkan bahwa Museum Tsunami Aceh adalah ruang pembelaj...