Langsung ke konten utama

2,5 Juta Umat Muslim Ancam Hengkang dari Facebook

Sekira 2,5 juta umat muslim pengguna Facebook mengancam akan hengkang dari situs jejaring sosial tersebut bila Facebook tak segera mengembalikan empat grup tentang Islam. Grup yang dihapus Facebook diantaranya, 'I love Mohammed' dan 'Quran Lovers'.

Melalui komentar dan surat yang dikirimkan langsung ke Facebook, 2,5 juta umat muslim tersebut akan hengkang ke madina.com, sebuah jejaring yang diperuntukkan untuk umat muslim. Kekecewaan umat muslim tersebut juga masih terkait dengan rendahnya tanggung jawab Facebook merespon hal-hal yang menghina Islam seperti pelecehan di grup 'Everybody Draws Mohammed Day' beberapa waktu lalu.

Dailymail, Sabtu (17/7/2010) melansir sejumlah komunitas muslim mengecam keras penghapusan grup terpopuler di kalangan umat muslim pengguna Facebook. dalam sebuah surat, sebuah kelompok muslim menyatakan, Facebook harus membuat aturan-aturan baru yang juga melarang seseorang melecehkan Islam.

"Meskipun Anda mampu menjalankan kemampuan komunikasi terbaik, tapi anda telah menebar kebencian antara Anda dan umat muslim di seluruh dunia," demikian surat yang ditujukan untuk Mark Zuckerberg.


Surat tersebut juga meminta agar Facebook segera mengaktifkan lagi empat halaman grup Islam yang sempat dihapus tersebut. Kemungkinan untuk hijrah ke madina.com cukup tinggi mengingat situs jejaring tersebut dianggap menjunjung tinggi prinsip-prinsip Islam. Salah satu kebijakan madina.com adalah melarang anggota perempuan memasang foto profil.

Facebook sendiri, membela diri. Situs tersebut menyatakan bahwa grup Islam tersebut dianggap melanggar kebijakan Facebook karena dianggap menyebarkan spam kepada sejumlah anggota.

sumber : http://feedproxy.google.com/~r/ZonaOrangGila/~3/RURTlLQGinE/25-juta-umat-muslim-ancam-hengkang-dari.html

POPULAR

Kerajaan Jeumpa, Kerajaan Islam Pertama Nusantara

Teori tentang kerajaan Islam pertama di Nusantara sampai saat ini masih banyak diperdebatkan oleh para peneliti, baik cendekiawan Muslim maupun non Muslim. Umumnya perbedaan pendapat tentang teori ini didasarkan pada teori awal mula masuknya Islam ke Nusantara. Mengenai teori Islamisasi di Nusantara, para ahli sejarah terbagi menjadi 3 kelompok besar, yaitu pendukung (i) Teori Gujarat (ii) Teori Parsia dan (iii) Teori Mekah (Arab). Bukan maksud tulisan ini untuk membahas teori-teori tersebut secara mendetil, namun dari penelitian yang penulis lakukan, maka dapat disimpulkan bahwa Teori Mekkah (Arab) lebih mendekati kebenaran dengan fakta-fakta yang dikemukakan. Teori Mekkah (Arab) hakikatnya adalah koreksi terhadap teori Gujarat dan bantahan terhadap teori Persia. Di antara para ahli yang menganut teori ini adalah T.W. Arnold, Crawfurd, Keijzer, Niemann, De Holander, SMN. Al-Attas, A. Hasymi, dan Hamka. i Arnold menyatakan para pedagang Arab menyebarkan Islam ketika mereka mendo...

Generasi Muda Wajib Tahu! Museum Tsunami Aceh Jadi Pusat Belajar Mitigasi

MUSEUM Tsunami Aceh kembali jadi sorotan. Kali ini, Wakil Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga ( Wamen Dukbangga ) atau Wakil Kepala BKKBN , Ratu Ayu Isyana Bagoes Oka , berkunjung langsung untuk melihat bagaimana museum kebanggaan masyarakat Aceh ini terus hidup sebagai pusat edukasi kebencanaan, Kamis, 9 Oktober 2025.  Didampingi Ketua TP PKK Aceh Marlina Usman, kunjungan ini bukan sekadar seremoni. Isyana menegaskan bahwa museum ini punya peran strategis: bukan hanya monumen peringatan tsunami 2004 , tapi juga ruang belajar generasi muda tentang kesiapsiagaan bencana dan ketangguhan keluarga. “Museum ini jadi pengingat dahsyatnya tsunami 2004, sekaligus tempat belajar bagi generasi yang saat itu belum lahir. Mereka perlu tahu apa yang harus dilakukan saat bencana datang,” ujar Isyana, yang juga mengenang pengalamannya meliput langsung Aceh pascatsunami 20 tahun lalu. Kepala UPTD Museum Tsunami Aceh M Syahputra AZ, menyambut hangat kunjungan ini. Ia menegaskan bahw...

Museum Tsunami Aceh Hadirkan Koleksi UNHCR sebagai Media Pembelajaran Kebencanaan

UPTD Museum Tsunami Aceh akan segera memperkaya koleksinya dengan penambahan barang-barang bersejarah berupa bantuan kemanusiaan yang digunakan pada masa tanggap darurat, rehabilitasi, dan rekonstruksi pasca tsunami 2004. Koleksi ini akan disumbangkan oleh UNHCR Indonesia sebagai wujud dukungan terhadap upaya pelestarian memori kolektif bencana dan pendidikan kebencanaan. Barang-barang yang akan diserahkan antara lain selimut, ember, perlengkapan dapur, dan tikar yang membawa logo UNHCR. Kepala Perwakilan UNHCR untuk Indonesia, Francis Teoh, menegaskan bahwa benda-benda tersebut bukan sekadar artefak, melainkan simbol nyata dari solidaritas global. “Barang-barang ini merupakan saksi bisu dari upaya kemanusiaan dunia yang menyatu dengan gelombang solidaritas untuk Aceh,” ujar Teoh, Sabtu, 27 September 2025. Teoh yang memiliki pengalaman lebih dari 30 tahun di UNHCR dan terlibat langsung dalam tanggap darurat tsunami Aceh, menambahkan bahwa Museum Tsunami Aceh adalah ruang pembelaj...