Langsung ke konten utama

Umat Islam Pakistan Punya Facebook Sendiri

Aksi pemblokiran terhadap Facebook oleh Pemerintah Pakistan mendorong para ahli IT untuk mengembangkan jejaring sosial dalam negeri.

Setelah, muncul fan page 'Everybody Draw Mohammed Day!, Pemerintah Pakistan langsung memblokir Facebook, karena hal itu dianggap melecehkan umat Muslim.

Enam orang ahli IT asal Lahore, Pakistan mengembangkan Facebook berbasis Islam yang beralamat di www.millatfacebook.com. Demikian dilansir StraitsTimes, Jumat (28/5/2010). Salah satu pendiri MillatFacebook, Omar Zaheer Meer, mengatakan situs itu telah diluncurkan Rabu lalu dan telah menarik 8.000 pengguna. Tujuannya, kata Meer, adalah untuk menyatakan sikap tidak setuju pengguna terhadap gambar Nabi Muhammad.

Diharapkan jejaring sosial tersebut dapat menggaet sekira 1,6 miliar umat muslim pengguna internet. Para pendiri Millatfacebook mengatakan, situs tersebut bakal menandingi situs jejaring yang didirikan Mark Zuckerberg.

"Millatfacebook adalah situs jejaring sosial pertama Pakistan. Situs ini ditujukkan untuk kaum muslim dan kami juga terbuka untuk pemeluk agama lainnya," tulis situs tersebut.

Jejaring berbasis Islam ini memiliki fitur yang tidak jauh berbeda dengan Facebook. Setiap pengguna dapat menuliskan pesan di dinding temannya. Situs ini juga memungkinkan pengguna mengirim foto, email, video, dan juga melakukan chat.

Sejak tiga hari diluncurkan, situs ini telah menggaet sekira 4.300 anggota. Kebanyakan para anggota berusia 20 tahun dan memiliki kemampuan bahasa Inggris yang baik.

Sejak aksi pemblokiran Facebook, tercatat jumlah anggota di situs tersebut terus menurun. Sekira 2,5 juta anggota Facebook di Pakistan dikabarkan telah menghapus akun keanggotaannya.

sumber :http://jekethek.blogspot.com/2010/05/millatfacebook-facebook-khusus-umat.html

POPULAR

Kerajaan Jeumpa, Kerajaan Islam Pertama Nusantara

Teori tentang kerajaan Islam pertama di Nusantara sampai saat ini masih banyak diperdebatkan oleh para peneliti, baik cendekiawan Muslim maupun non Muslim. Umumnya perbedaan pendapat tentang teori ini didasarkan pada teori awal mula masuknya Islam ke Nusantara. Mengenai teori Islamisasi di Nusantara, para ahli sejarah terbagi menjadi 3 kelompok besar, yaitu pendukung (i) Teori Gujarat (ii) Teori Parsia dan (iii) Teori Mekah (Arab). Bukan maksud tulisan ini untuk membahas teori-teori tersebut secara mendetil, namun dari penelitian yang penulis lakukan, maka dapat disimpulkan bahwa Teori Mekkah (Arab) lebih mendekati kebenaran dengan fakta-fakta yang dikemukakan. Teori Mekkah (Arab) hakikatnya adalah koreksi terhadap teori Gujarat dan bantahan terhadap teori Persia. Di antara para ahli yang menganut teori ini adalah T.W. Arnold, Crawfurd, Keijzer, Niemann, De Holander, SMN. Al-Attas, A. Hasymi, dan Hamka. i Arnold menyatakan para pedagang Arab menyebarkan Islam ketika mereka mendo...

Generasi Muda Wajib Tahu! Museum Tsunami Aceh Jadi Pusat Belajar Mitigasi

MUSEUM Tsunami Aceh kembali jadi sorotan. Kali ini, Wakil Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga ( Wamen Dukbangga ) atau Wakil Kepala BKKBN , Ratu Ayu Isyana Bagoes Oka , berkunjung langsung untuk melihat bagaimana museum kebanggaan masyarakat Aceh ini terus hidup sebagai pusat edukasi kebencanaan, Kamis, 9 Oktober 2025.  Didampingi Ketua TP PKK Aceh Marlina Usman, kunjungan ini bukan sekadar seremoni. Isyana menegaskan bahwa museum ini punya peran strategis: bukan hanya monumen peringatan tsunami 2004 , tapi juga ruang belajar generasi muda tentang kesiapsiagaan bencana dan ketangguhan keluarga. “Museum ini jadi pengingat dahsyatnya tsunami 2004, sekaligus tempat belajar bagi generasi yang saat itu belum lahir. Mereka perlu tahu apa yang harus dilakukan saat bencana datang,” ujar Isyana, yang juga mengenang pengalamannya meliput langsung Aceh pascatsunami 20 tahun lalu. Kepala UPTD Museum Tsunami Aceh M Syahputra AZ, menyambut hangat kunjungan ini. Ia menegaskan bahw...

Museum Tsunami Aceh Hadirkan Koleksi UNHCR sebagai Media Pembelajaran Kebencanaan

UPTD Museum Tsunami Aceh akan segera memperkaya koleksinya dengan penambahan barang-barang bersejarah berupa bantuan kemanusiaan yang digunakan pada masa tanggap darurat, rehabilitasi, dan rekonstruksi pasca tsunami 2004. Koleksi ini akan disumbangkan oleh UNHCR Indonesia sebagai wujud dukungan terhadap upaya pelestarian memori kolektif bencana dan pendidikan kebencanaan. Barang-barang yang akan diserahkan antara lain selimut, ember, perlengkapan dapur, dan tikar yang membawa logo UNHCR. Kepala Perwakilan UNHCR untuk Indonesia, Francis Teoh, menegaskan bahwa benda-benda tersebut bukan sekadar artefak, melainkan simbol nyata dari solidaritas global. “Barang-barang ini merupakan saksi bisu dari upaya kemanusiaan dunia yang menyatu dengan gelombang solidaritas untuk Aceh,” ujar Teoh, Sabtu, 27 September 2025. Teoh yang memiliki pengalaman lebih dari 30 tahun di UNHCR dan terlibat langsung dalam tanggap darurat tsunami Aceh, menambahkan bahwa Museum Tsunami Aceh adalah ruang pembelaj...