Langsung ke konten utama

Toby Young Feels The Bite As Twitter Users Attack

The attack dogs of Twitter are on the rampage once again, and this time they have Daily Telegraph columnist Toby Young in their sights.

He has been savaged by users of the social networking site for a third time in two weeks for having the temerity to write an article in the Spectator in which he takes umbrage at his previous 'flamings' (orchestrated attacks by users).

Young's initial crime was to write a piece for the Telegraph after the death of Alexander McQueen in which he questioned the fashion designer's "genius", given how flippantly the word is used in fashion circles, and talked about the "cult of personality" that had grown up around McQueen.


This displeased several fellow journos, among them Alex Petridis of the Guardian and Caitlin Moran of the Times, who both tweeted their outrage at Young's article, lighting the touchpaper for flaming number one. Some of the more hysterical Twitterati even suggested Young's column was as bad as the incendiary piece by Daily Mail writer Jan Moir on the death of Stephen Gately

As Young himself pointed out in his subsequent piece for the Spectator: "The problem is, journalists tend to have a lot of followers on Twitter and these fans instantly 'retweet' anything controversial their heroes say."

Moran continued her assault the following week, tweeting that "the reliability of Toby Young to be a total CUNT could be used to power the atomic clock".

Young did himself few favours by rather grandly announcing on his blog for the Telegraph that "compared to the misfortunes Cicero had to bear, being flamed on Twitter is barely a pin prick". And at the end of last week he was subjected to flaming number two, in which he found himself as one of Twitter's 'trending topics' - the most talked about subjects among users of the site - something that Young put down to "one woman's vituperation".

Young found himself as a trending topic again on Thursday and was subjected to yet another flaming after the publication of his piece in the Spectator, in which he mulled the question of whether he had become the victim of cyber-bullying - eventually deciding that he was not.

There were also several voices in support of Young on this occasion, including Moran's fellow Times writer Giles Coren who asked Moran: "He's just trying to earn a living. Why do you hate him so much?" (Although their subsequent exchange suggests there may have been an element of irony involved.)

But, as Young says in his Spectator piece, the episode reeks of playground persecution. It also harks back to the events of last year when, despite Twitter's high profile successes in lifting the Trafigura injunction and mobilising support for the NHS, leading lights such as Stephen Fry were moved to question the site's herd mentality.

source : http://www.thefirstpost.co.uk/60205,people,news,toby-young-feels-the-bite-as-twitter-users-attack-flaming

POPULAR

Kerajaan Jeumpa, Kerajaan Islam Pertama Nusantara

Teori tentang kerajaan Islam pertama di Nusantara sampai saat ini masih banyak diperdebatkan oleh para peneliti, baik cendekiawan Muslim maupun non Muslim. Umumnya perbedaan pendapat tentang teori ini didasarkan pada teori awal mula masuknya Islam ke Nusantara. Mengenai teori Islamisasi di Nusantara, para ahli sejarah terbagi menjadi 3 kelompok besar, yaitu pendukung (i) Teori Gujarat (ii) Teori Parsia dan (iii) Teori Mekah (Arab). Bukan maksud tulisan ini untuk membahas teori-teori tersebut secara mendetil, namun dari penelitian yang penulis lakukan, maka dapat disimpulkan bahwa Teori Mekkah (Arab) lebih mendekati kebenaran dengan fakta-fakta yang dikemukakan. Teori Mekkah (Arab) hakikatnya adalah koreksi terhadap teori Gujarat dan bantahan terhadap teori Persia. Di antara para ahli yang menganut teori ini adalah T.W. Arnold, Crawfurd, Keijzer, Niemann, De Holander, SMN. Al-Attas, A. Hasymi, dan Hamka. i Arnold menyatakan para pedagang Arab menyebarkan Islam ketika mereka mendo...

Generasi Muda Wajib Tahu! Museum Tsunami Aceh Jadi Pusat Belajar Mitigasi

MUSEUM Tsunami Aceh kembali jadi sorotan. Kali ini, Wakil Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga ( Wamen Dukbangga ) atau Wakil Kepala BKKBN , Ratu Ayu Isyana Bagoes Oka , berkunjung langsung untuk melihat bagaimana museum kebanggaan masyarakat Aceh ini terus hidup sebagai pusat edukasi kebencanaan, Kamis, 9 Oktober 2025.  Didampingi Ketua TP PKK Aceh Marlina Usman, kunjungan ini bukan sekadar seremoni. Isyana menegaskan bahwa museum ini punya peran strategis: bukan hanya monumen peringatan tsunami 2004 , tapi juga ruang belajar generasi muda tentang kesiapsiagaan bencana dan ketangguhan keluarga. “Museum ini jadi pengingat dahsyatnya tsunami 2004, sekaligus tempat belajar bagi generasi yang saat itu belum lahir. Mereka perlu tahu apa yang harus dilakukan saat bencana datang,” ujar Isyana, yang juga mengenang pengalamannya meliput langsung Aceh pascatsunami 20 tahun lalu. Kepala UPTD Museum Tsunami Aceh M Syahputra AZ, menyambut hangat kunjungan ini. Ia menegaskan bahw...

Museum Tsunami Aceh Hadirkan Koleksi UNHCR sebagai Media Pembelajaran Kebencanaan

UPTD Museum Tsunami Aceh akan segera memperkaya koleksinya dengan penambahan barang-barang bersejarah berupa bantuan kemanusiaan yang digunakan pada masa tanggap darurat, rehabilitasi, dan rekonstruksi pasca tsunami 2004. Koleksi ini akan disumbangkan oleh UNHCR Indonesia sebagai wujud dukungan terhadap upaya pelestarian memori kolektif bencana dan pendidikan kebencanaan. Barang-barang yang akan diserahkan antara lain selimut, ember, perlengkapan dapur, dan tikar yang membawa logo UNHCR. Kepala Perwakilan UNHCR untuk Indonesia, Francis Teoh, menegaskan bahwa benda-benda tersebut bukan sekadar artefak, melainkan simbol nyata dari solidaritas global. “Barang-barang ini merupakan saksi bisu dari upaya kemanusiaan dunia yang menyatu dengan gelombang solidaritas untuk Aceh,” ujar Teoh, Sabtu, 27 September 2025. Teoh yang memiliki pengalaman lebih dari 30 tahun di UNHCR dan terlibat langsung dalam tanggap darurat tsunami Aceh, menambahkan bahwa Museum Tsunami Aceh adalah ruang pembelaj...