Langsung ke konten utama

Police Kill 2 Suspected Militants in Western Indonesia, 6 Arrested

Police hunting Islamist militants in western Indonesia killed two suspects and arrested six others at a security checkpoint Friday, an official said.

One of the masterminds of the 2002 Bali bombings, Dulmatin, was shot dead near Jakarta on Tuesday. The operation was part of a monthlong series of raids that has highlighted the resilience of Southeast Asian militant networks as well as the continued pressure being applied on them by Indonesian anti-terror police.

The crackdown began after police raided a militant camp in a remote corner of Aceh province.

The Bali bombings and several others against Western targets in Indonesia since then were carried out by Jemaah Islamiyah or associated groups. Those targeted in the recent raids are believed linked to that network, which at its height in early 2000 had contacts with al-Qaida and cells across Southeast Asia.


Police killed the two suspects Friday as a group of eight tried to flee from a bus that was stopped at a checkpoint close to the Aceh capital of Banda Aceh, provincial police chief Maj. Gen. Aditya Warman said.

There was a 15-minute gunbattle before the remaining six suspects surrendered and were arrested, Warman said.

Police seized five assault rifles and a police pistol from the suspects, said a police official who declined to be named because he was not authorized to speak to the media.

The pistol had been issued to one of three policemen shot dead in an ambush by more than two dozen suspected militants last week, he said.

The bus had been chartered in Banda Aceh. The driver and one passenger are not suspects, he said.

Police have killed at least seven suspected militants in Aceh and on the main Indonesian island of Java in the past month since they raided the training camp. More than 30 others have been arrested.

Several hundred people, among them relatives, curious villagers and supporters of militant Islam, attended Dulmatin’s funeral Friday in his hometown in central Java.

source : http://crimewatch.gaeatimes.com/2010/03/12/police-kill-2-suspected-militants-in-western-indonesia-6-arrested-16649/

POPULAR

Kerajaan Jeumpa, Kerajaan Islam Pertama Nusantara

Teori tentang kerajaan Islam pertama di Nusantara sampai saat ini masih banyak diperdebatkan oleh para peneliti, baik cendekiawan Muslim maupun non Muslim. Umumnya perbedaan pendapat tentang teori ini didasarkan pada teori awal mula masuknya Islam ke Nusantara. Mengenai teori Islamisasi di Nusantara, para ahli sejarah terbagi menjadi 3 kelompok besar, yaitu pendukung (i) Teori Gujarat (ii) Teori Parsia dan (iii) Teori Mekah (Arab). Bukan maksud tulisan ini untuk membahas teori-teori tersebut secara mendetil, namun dari penelitian yang penulis lakukan, maka dapat disimpulkan bahwa Teori Mekkah (Arab) lebih mendekati kebenaran dengan fakta-fakta yang dikemukakan. Teori Mekkah (Arab) hakikatnya adalah koreksi terhadap teori Gujarat dan bantahan terhadap teori Persia. Di antara para ahli yang menganut teori ini adalah T.W. Arnold, Crawfurd, Keijzer, Niemann, De Holander, SMN. Al-Attas, A. Hasymi, dan Hamka. i Arnold menyatakan para pedagang Arab menyebarkan Islam ketika mereka mendo...

Generasi Muda Wajib Tahu! Museum Tsunami Aceh Jadi Pusat Belajar Mitigasi

MUSEUM Tsunami Aceh kembali jadi sorotan. Kali ini, Wakil Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga ( Wamen Dukbangga ) atau Wakil Kepala BKKBN , Ratu Ayu Isyana Bagoes Oka , berkunjung langsung untuk melihat bagaimana museum kebanggaan masyarakat Aceh ini terus hidup sebagai pusat edukasi kebencanaan, Kamis, 9 Oktober 2025.  Didampingi Ketua TP PKK Aceh Marlina Usman, kunjungan ini bukan sekadar seremoni. Isyana menegaskan bahwa museum ini punya peran strategis: bukan hanya monumen peringatan tsunami 2004 , tapi juga ruang belajar generasi muda tentang kesiapsiagaan bencana dan ketangguhan keluarga. “Museum ini jadi pengingat dahsyatnya tsunami 2004, sekaligus tempat belajar bagi generasi yang saat itu belum lahir. Mereka perlu tahu apa yang harus dilakukan saat bencana datang,” ujar Isyana, yang juga mengenang pengalamannya meliput langsung Aceh pascatsunami 20 tahun lalu. Kepala UPTD Museum Tsunami Aceh M Syahputra AZ, menyambut hangat kunjungan ini. Ia menegaskan bahw...

Museum Tsunami Aceh Hadirkan Koleksi UNHCR sebagai Media Pembelajaran Kebencanaan

UPTD Museum Tsunami Aceh akan segera memperkaya koleksinya dengan penambahan barang-barang bersejarah berupa bantuan kemanusiaan yang digunakan pada masa tanggap darurat, rehabilitasi, dan rekonstruksi pasca tsunami 2004. Koleksi ini akan disumbangkan oleh UNHCR Indonesia sebagai wujud dukungan terhadap upaya pelestarian memori kolektif bencana dan pendidikan kebencanaan. Barang-barang yang akan diserahkan antara lain selimut, ember, perlengkapan dapur, dan tikar yang membawa logo UNHCR. Kepala Perwakilan UNHCR untuk Indonesia, Francis Teoh, menegaskan bahwa benda-benda tersebut bukan sekadar artefak, melainkan simbol nyata dari solidaritas global. “Barang-barang ini merupakan saksi bisu dari upaya kemanusiaan dunia yang menyatu dengan gelombang solidaritas untuk Aceh,” ujar Teoh, Sabtu, 27 September 2025. Teoh yang memiliki pengalaman lebih dari 30 tahun di UNHCR dan terlibat langsung dalam tanggap darurat tsunami Aceh, menambahkan bahwa Museum Tsunami Aceh adalah ruang pembelaj...