Langsung ke konten utama

Pengguna Facebook Mobile Capai 25,1 Juta

Akses terhadap situs-situs jejaring sosial melalui browser mobile terus mencatat pertumbuhan signifikan. Lembaga riset ComScore melaporkan, pertumbuhan akses ke Facebook melalui perangkat bergerak sekitar 112 persen, sementara Twitter meroket hingga 347 persen.

Melalui laporan yang sama, per Januari 2010, tercatat sekitar 25,1 juta akun mengakses Facebook via browser mobile-nya, meningkat 112 persen dibandingkan tahun lalu.

Sementara itu, pada periode yang sama, MySpace masih cukup kuat dengan 11,4 juta pengguna, meskipun kurang dari setengah pengguna Facebook mobile.

Menarik untuk diketahui, akses pengguna Facebook telah melampaui MySpace pada Mei 2009 di ranah Internet berbasis PC. Namun, sebetulnya, situs asuhan Mark Zuckerberg itu telah mengangkangi akses MySpace di ranah Internet mobile tiga bulan sebelumnya, tepatnya pada Februari 2009.



Ironisnya, dibandingkan Facebook dan Twitter, pengguna MySpace mobile justru menurun tujuh persen, dari 12,3 juta pada Januari 2009 menjadi 11,4 juta pada Januari 2010.

Twitter, yang mencatat pertumbuhan trafik luar biasa, baik via ponsel maupun PC, berhasil merengkuh sekitar 4,7 juta pengguna ponsel secara global per Januari 2010, atau meningkat sekitar 347 persen dibandingkan tahun 2009.

Perlu diketahui, angka-angka di atas belum mencakup akses situs jejaring sosial oleh hampir enam juta pemilik ponsel yang mengakses Facebook, Twitter, dan MySpace secara eksklusif melalui aplikasi mobile, seperti Facebook for BlackBerry, Uber Twitter, Seesmic, dan semacamnya.

sumber : http://teknologi.vivanews.com/news/read/137288-pengguna_facebook_mobile_capai_25_1_juta

POPULAR

Kerajaan Jeumpa, Kerajaan Islam Pertama Nusantara

Teori tentang kerajaan Islam pertama di Nusantara sampai saat ini masih banyak diperdebatkan oleh para peneliti, baik cendekiawan Muslim maupun non Muslim. Umumnya perbedaan pendapat tentang teori ini didasarkan pada teori awal mula masuknya Islam ke Nusantara. Mengenai teori Islamisasi di Nusantara, para ahli sejarah terbagi menjadi 3 kelompok besar, yaitu pendukung (i) Teori Gujarat (ii) Teori Parsia dan (iii) Teori Mekah (Arab). Bukan maksud tulisan ini untuk membahas teori-teori tersebut secara mendetil, namun dari penelitian yang penulis lakukan, maka dapat disimpulkan bahwa Teori Mekkah (Arab) lebih mendekati kebenaran dengan fakta-fakta yang dikemukakan. Teori Mekkah (Arab) hakikatnya adalah koreksi terhadap teori Gujarat dan bantahan terhadap teori Persia. Di antara para ahli yang menganut teori ini adalah T.W. Arnold, Crawfurd, Keijzer, Niemann, De Holander, SMN. Al-Attas, A. Hasymi, dan Hamka. i Arnold menyatakan para pedagang Arab menyebarkan Islam ketika mereka mendo...

Generasi Muda Wajib Tahu! Museum Tsunami Aceh Jadi Pusat Belajar Mitigasi

MUSEUM Tsunami Aceh kembali jadi sorotan. Kali ini, Wakil Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga ( Wamen Dukbangga ) atau Wakil Kepala BKKBN , Ratu Ayu Isyana Bagoes Oka , berkunjung langsung untuk melihat bagaimana museum kebanggaan masyarakat Aceh ini terus hidup sebagai pusat edukasi kebencanaan, Kamis, 9 Oktober 2025.  Didampingi Ketua TP PKK Aceh Marlina Usman, kunjungan ini bukan sekadar seremoni. Isyana menegaskan bahwa museum ini punya peran strategis: bukan hanya monumen peringatan tsunami 2004 , tapi juga ruang belajar generasi muda tentang kesiapsiagaan bencana dan ketangguhan keluarga. “Museum ini jadi pengingat dahsyatnya tsunami 2004, sekaligus tempat belajar bagi generasi yang saat itu belum lahir. Mereka perlu tahu apa yang harus dilakukan saat bencana datang,” ujar Isyana, yang juga mengenang pengalamannya meliput langsung Aceh pascatsunami 20 tahun lalu. Kepala UPTD Museum Tsunami Aceh M Syahputra AZ, menyambut hangat kunjungan ini. Ia menegaskan bahw...

Museum Tsunami Aceh Hadirkan Koleksi UNHCR sebagai Media Pembelajaran Kebencanaan

UPTD Museum Tsunami Aceh akan segera memperkaya koleksinya dengan penambahan barang-barang bersejarah berupa bantuan kemanusiaan yang digunakan pada masa tanggap darurat, rehabilitasi, dan rekonstruksi pasca tsunami 2004. Koleksi ini akan disumbangkan oleh UNHCR Indonesia sebagai wujud dukungan terhadap upaya pelestarian memori kolektif bencana dan pendidikan kebencanaan. Barang-barang yang akan diserahkan antara lain selimut, ember, perlengkapan dapur, dan tikar yang membawa logo UNHCR. Kepala Perwakilan UNHCR untuk Indonesia, Francis Teoh, menegaskan bahwa benda-benda tersebut bukan sekadar artefak, melainkan simbol nyata dari solidaritas global. “Barang-barang ini merupakan saksi bisu dari upaya kemanusiaan dunia yang menyatu dengan gelombang solidaritas untuk Aceh,” ujar Teoh, Sabtu, 27 September 2025. Teoh yang memiliki pengalaman lebih dari 30 tahun di UNHCR dan terlibat langsung dalam tanggap darurat tsunami Aceh, menambahkan bahwa Museum Tsunami Aceh adalah ruang pembelaj...