Langsung ke konten utama

Karyawan Microsoft Sembunyi-sembunyi Pakai iPhone

Karyawan Microsoft juga manusia biasa. Sebagian mereka juga ada yang tertarik menggunakan iPhone, tapi mereka kini harus sembunyi-sembunyi.

Soalnya, CEO Microsoft Steve Ballmer tak suka karyawannya memakai ponsel selain yang berbasis Windows. Microsoft memang sendiri secara resmi menantang iPhone dengan meluncurkan Windows Phone 7 da menggandeng beberapa produsen.


September lalu sempat kejadian unik. Seorang karyawan Microsoft memotret Ballmer dengan iPhonenya. Ballmer pun meminta ponsel itu lalu dia meletakkan di lantai dan pura-pura menginjaknya.

Aksi teatrikal Ballmer itu membuat karyawan Microsoft kini harus sembunyi-sembunyi bila memakai iPhone. Juru bicara Microsoft tak mau berkomentar soal ini.

Pemakai iPhone di kantor Microsoft tidaklah sedikit. Tahun lalu tercatat ada sekitar 10 ribu iPhone yang mengakses surat elektronik di kantor Microsoft. Di antara mereka adalah para petinggi Microsoft seperti J. Allard yang menciptakan game Microsoft Xbox. Angka 10 ribu itu berarti sekitar 10 persen dari total jumlah karyawan Microsoft di seluruh dunia.

Fenomena itu, mungkin dianggap orang seperti orang di kantor Coca Cola yang minum Pepsi. Aneh, kan?

"Tidak aneh," kata Andy Lee, vice president Microsoft untuk pengembangan di luar negeri. Menurut dia, para karyawan Microsoft itu memakai produk dari pesaing karena ingin memahami kompetisi.

iPhone di Amerika Serikat saat ini mengungguli Windows Phone 7. Akhir Januari 2009, iPhone menguasai 25,1 persen pasar ponsel pintar. Sedangkan Windows menguasai sekitar 15 ,7 persen. Itu data menurut comScore.

sumber : http://www.tempointeraktif.com/hg/it/2010/03/15/brk,20100315-232671,id.html

POPULAR

Kerajaan Jeumpa, Kerajaan Islam Pertama Nusantara

Teori tentang kerajaan Islam pertama di Nusantara sampai saat ini masih banyak diperdebatkan oleh para peneliti, baik cendekiawan Muslim maupun non Muslim. Umumnya perbedaan pendapat tentang teori ini didasarkan pada teori awal mula masuknya Islam ke Nusantara. Mengenai teori Islamisasi di Nusantara, para ahli sejarah terbagi menjadi 3 kelompok besar, yaitu pendukung (i) Teori Gujarat (ii) Teori Parsia dan (iii) Teori Mekah (Arab). Bukan maksud tulisan ini untuk membahas teori-teori tersebut secara mendetil, namun dari penelitian yang penulis lakukan, maka dapat disimpulkan bahwa Teori Mekkah (Arab) lebih mendekati kebenaran dengan fakta-fakta yang dikemukakan. Teori Mekkah (Arab) hakikatnya adalah koreksi terhadap teori Gujarat dan bantahan terhadap teori Persia. Di antara para ahli yang menganut teori ini adalah T.W. Arnold, Crawfurd, Keijzer, Niemann, De Holander, SMN. Al-Attas, A. Hasymi, dan Hamka. i Arnold menyatakan para pedagang Arab menyebarkan Islam ketika mereka mendo...

Generasi Muda Wajib Tahu! Museum Tsunami Aceh Jadi Pusat Belajar Mitigasi

MUSEUM Tsunami Aceh kembali jadi sorotan. Kali ini, Wakil Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga ( Wamen Dukbangga ) atau Wakil Kepala BKKBN , Ratu Ayu Isyana Bagoes Oka , berkunjung langsung untuk melihat bagaimana museum kebanggaan masyarakat Aceh ini terus hidup sebagai pusat edukasi kebencanaan, Kamis, 9 Oktober 2025.  Didampingi Ketua TP PKK Aceh Marlina Usman, kunjungan ini bukan sekadar seremoni. Isyana menegaskan bahwa museum ini punya peran strategis: bukan hanya monumen peringatan tsunami 2004 , tapi juga ruang belajar generasi muda tentang kesiapsiagaan bencana dan ketangguhan keluarga. “Museum ini jadi pengingat dahsyatnya tsunami 2004, sekaligus tempat belajar bagi generasi yang saat itu belum lahir. Mereka perlu tahu apa yang harus dilakukan saat bencana datang,” ujar Isyana, yang juga mengenang pengalamannya meliput langsung Aceh pascatsunami 20 tahun lalu. Kepala UPTD Museum Tsunami Aceh M Syahputra AZ, menyambut hangat kunjungan ini. Ia menegaskan bahw...

Museum Tsunami Aceh Hadirkan Koleksi UNHCR sebagai Media Pembelajaran Kebencanaan

UPTD Museum Tsunami Aceh akan segera memperkaya koleksinya dengan penambahan barang-barang bersejarah berupa bantuan kemanusiaan yang digunakan pada masa tanggap darurat, rehabilitasi, dan rekonstruksi pasca tsunami 2004. Koleksi ini akan disumbangkan oleh UNHCR Indonesia sebagai wujud dukungan terhadap upaya pelestarian memori kolektif bencana dan pendidikan kebencanaan. Barang-barang yang akan diserahkan antara lain selimut, ember, perlengkapan dapur, dan tikar yang membawa logo UNHCR. Kepala Perwakilan UNHCR untuk Indonesia, Francis Teoh, menegaskan bahwa benda-benda tersebut bukan sekadar artefak, melainkan simbol nyata dari solidaritas global. “Barang-barang ini merupakan saksi bisu dari upaya kemanusiaan dunia yang menyatu dengan gelombang solidaritas untuk Aceh,” ujar Teoh, Sabtu, 27 September 2025. Teoh yang memiliki pengalaman lebih dari 30 tahun di UNHCR dan terlibat langsung dalam tanggap darurat tsunami Aceh, menambahkan bahwa Museum Tsunami Aceh adalah ruang pembelaj...